16

224 24 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seminggu setelah kepindahannya dirumah baru, itu sebenarnya sedikit menyulitkan bagi jongin, dia yang tiba tiba mulai cepat lelah, tapi karna sehun selalu bilang semuanya akan terbiasa jadi jongin pun hanya menuruti saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seminggu setelah kepindahannya dirumah baru, itu sebenarnya sedikit menyulitkan bagi jongin, dia yang tiba tiba mulai cepat lelah, tapi karna sehun selalu bilang semuanya akan terbiasa jadi jongin pun hanya menuruti saja

"Bear, hari ini aku pulang malam, kamu bisa memesan taxi atau bus?"

Jongin mengernyitkan dahinya

"Kenapa harus pulang malam? Aku akan menunggumu"

"Ada beberapa kerjaan, dan hari ini ada meeting penting, jadi kemungkinan aku akan sedikit terlambat"

"Aku akan menunggu"

"Bear"

Jongin kesal, mood dia akhir akhir ini sedang naik turun, jongin turun dari mobil sehun, tanpa kecupan, pelukan dan tentu tanpa pamit, sehun hanya menghela nafas 'jongin maaf' gumamnya dalam hati

"Oy beruang, kenapa mukamu masam sekali"

"Aku lelah"

"Pengantin baru biasanya begitu"

"Ayolah baek hyung, akhir akhir ini sehun sibuk"

"Tapi selalu menyempatkan menyentuhmu kan?" Goda baekhyun

"Ya begitulah, ah hyung apa aku coba periksakan saja yah, aku tidak biasa sakit seperti ini"

"Iya periksa, siapa tau kau memang hamil? Hahaha..... Berikan kejutan untuk sehun, bukankah dua minggu lagi dia ulang tahun?"

"Ah benar, jika aku hamil? Oh my god..... Kenapa rasanya bahagia sekali hyung"

Keduanya asik berbincang, tidak peduli dengan kerjaan yang begitu menumpuk

......

Sementara itu, sehun sudah berada dirumah sakit kecil dipinggiran kota busan, dia harus mencari seseorang yang akan menemukan titik terang selama ini yang ia cari, ceritanya panjang

Saat sehun ditahun terakhirnya sebagai dokter, teman dekat sekaligus kekasih sang kakak menderita kanker, dia sama sama dokter psikologi seperti sehun, tapi karna penyakitnya dia harus berhenti dan menetap lama dirumah sakit, tapi sayang doker yang menangani saat itu melakukan kesalahan diruang operasi, sehingga pasien mengalami pendarahan hebat dan meninggal dimeja operasi, tapi kasusnya ditutup begitu saja, sejak saat itu sehun berniat harus menjadi dokter dirumah sakit itu dan harus mencapai puncak, supaya dia tahu siapa pelakunya

Sehun sudah berhadapan dengan seseorang bernama kim jong dae, asisten yang dulu menemani sang dokter melakukan operasi

"Aku tahu kedatanganmu untuk apa, tapi saya kira ini sudah berakhir"

"Aku hanya ingin tahu pelakunya saja, tidak lebih"

"Untuk apa anda ingin tahu"

"Dia sahabat terbaik aku!!!!!!" Teriak sehun

"Kim sejong, pasien stadium akhir sepuluh tahun lalu, yang begitu egois demi keserakahan hidupnya, dia bukan hanya membunuh dirinya sendiri, tapi dia membunuh semua dokter yang ada diruang operasi saat itu juga"

Sehun membolakan matanya

"Stadium akhir kau bilang? Dia bahkan baru gejala, maka dari itu dia meminta operasi pada pihak rumah sakit"

Jongdae tertawa sinis

"Gejala? Ah, sekarang begini apa kamu salah satu dari keluarga oh?"

Sehun mengangguk

"Aku hanya mencuri dengar obrolannya dengan dokternya, dia bilang dia ingin sembuh, dia ingin menikahi kekasihnya setelah lulus, tapi dia bilang jika dia berhasil operasi dia akan meminta sahabatnya ah lebih tepat adik sang kekasih yang menikahinya, sebab cintanya hanya untuk dirinya, tetapi sang kakak yang terus mengejar cintanya, sedangkan sang adik hanya menganggap sebagai sahabat terbaik, kau harus tau itu begitu egoisnya seorang kim sejong, dan dokternya bilang jika dia dioperasi akan mengalami pendarahan selama dimeja operasi hanya 5% keselamatannya, kau harus tau juga kenapa kasusnya tidak diangkat, karna kim sejong sudah menulis pernyataan tentang ketidak berhasilan operasinya kelak, karna itu atas kemauannya sendiri, jadi berhenti mencari siapa pelakunya"

Sehun masih mencerna kalimat panjang yang jongdae utarakan, yang dia tangkap hanya kim sejong mencintai dirinya? Kenapa ia tak pernah menyadari hal itu,

"Jadi siapa dokter itu, dimana dia sekarang"

"Kau tidak akan bisa menyentuhnya" ucap jongdae ketus

"Aku hanya ingin tahu kebenarannya"

"Keluarga kim" ucap jongdae

"Pemegang rumah sakit, salah satu anak keluarga kim yang melakukan operasi itu, mereka orang baik, jika terjadi sesuatu karna hal ini, aku yang akan maju, jika bukan karnanya, aku tidak bisa menjalani hidup selama ini" ucap jongdae lagi

"Anak? Dokter jun? Apa dia pelakunya" ucap sehun sedikit marah

"Cari tahu sendiri, aku sibuk" jongdae pergi meninggalkan sehun

......

Sehun masih merenunginya didalam mobil, seperti hidupnya hancur begitu saja, sahabat yang ia tau hanya memiliki gejala kanker ternyata dia stadium akhir? Dan dia mencintai dirinya? Ini sudah hampir sepuluh tahun kenapa rasanya semenyakitkan ini, terlebih keluarga kim? Ah harusnya dari awal dia tahu akan hal ini, bukankah memang dari dulu keluarga kim pemilik rumah sakit itu?

Tepat pukul dua dini hari sehun sampai dirumahnya dengan jongin, jongin terlihat meringkuk diatas sofa, sehun menghela nafasnya berat, dia langsung mengangkat jongin, merebahkannya dikamar tidur

"Sehun" panggil jongin

"Tidurlah, ini masih malam"

"Jam berapa? Kenapa baru pulang? Dari mana saja?" Pertanyaan jongin bertubi tubi

Sehun langsung melenggang kedalam kamar mandi, jongin masih terjaga, menatap pintu kamar mandi menunggu sehun keluar

"Sehun" panggil jongin lagi saat sehun keluar kamar mandi

"Aku ingin istrahat, jangan banyak bertanya, aku lelah kalau kau ingin tahu"

Jongin membulatkan matanya, baru kali ini sehun bersikap dingin padanya,

"Aku hanya ingin tahu, seharian ini apa yang suamiku kerjaan hingga lelah seperti ini"

Sehun mengabaikan jongin, mulai tidur disamping jongin, jongin yang merasa di abaikan dia merebahkan tubuhnya juga disamping sehun, sambil memeluknya, tak peduli jika nanti sehun akan marah padanya, seharian ini ia merindukan sehun, kenapa sehun tiba tiba mengabaikan dirinya seperti ini, ada apa fikir jongin

.....

Jongin fikir hanya semalam saja sehun akan cuek begitu, pagi ini pun sama, biasanya sehun akan menciumnya, bermanja sebelum akhirnya pergi bekerja, dimeja makan kali ini sehun hanya diam

"Apa ada masalah serius?" Tanya jongin

"Tidak ada, makanlah kita bisa terlambat"
Jongin menggenggam tangan sehun

"Aku tak tau apa salahku hunaa.... Tapi jangan abaikan aku seperti itu"

Sehun mengehela nafasnya,

"selesaikan sarapanmu aku tunggu didepan"

Sehun menyelesaikan sarapannya, dia juga mengecup kening jongin, ada rasa bersalah kenapa dia bersikap sedingin itu kepada jongin, perasaannya masih campur aduk, dia tidak ingin menyakiti jongin, bagi dirinya jongin segalanya, tapi kenapa sudut hatinya merasa tidak terima, kenapa ada rasa kebencian kepada jonginnya, sehun harus menenangkan diri supaya ia tidak menyakiti jongin lebih jauh lagi

My DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang