Jongin sedikit tergesah masuk keruanganya, hari ini sedikit terlambat, sejak pagi perutnya tidak bisa diajak kompromi, mual yang sudah lama ia rasakan datang lagi, jongin berusaha meredakannya, hari ini jadwal dia mulai padat, dia sudah mulai menerima pasien rawat jalan dan konseling
"Jangan terlalu keras, mama bilang pagi ini kamu morning sick parah? Apa benar?"
Jongin mengangguk,
"Sehun semalam siuman, apa kau tau"
Jongin mendengus,"Maka dari itu, aku harus menemuinya, aku dokternya kalau hyung lupa" suho terkekeh, semalam ia harus pulang, dia tidak diijinkan untuk menemani sehun, suho bilang ada asisten jaga, jadi jongin jangan repot repot menunggu sehun semalaman, ditambah jongin sedang mengandung
Jongin berjalan kearah koridor dimana ruang rawat sehun berada, senyumannya mengembang begitu saja, jantungnya berdetak tidak karuan, mendengar sayup sayup suara mama oh dan sang suami yang sedang berdebat karna ia tak mau menyantap sarapan paginya
"Selamat pagi mama oh" sapa jongin tersenyum ceria
Sehun terkejut membolakan matanya, suaranya itu suara yang ia rindukan, suara yang membisikannya untuk segera bangun dari tidur panjangnya, mama oh tersenyum manis membalikan tubuhnya, memeluk sang menantu dengan sayang
"Dokter jun bilang, kamu akan sedikit terlambat, apa ada sesuatu denganmu, kau tak apa? Ada yang sakit" jongin tersenyum, mama oh begitu perhatian,
"Tidak apa ma, aku mendengar dia sudah bangun dari tidur panjangnya, aku tidak bisa menundanya lagi untuk bertemu" jongin sedikit menatap kearah sehun yang masih dengan keterkejutannya itu,
Mama oh tersenyum, mengusap lengan jongin memberikan sarapan sehun ketangan jongin
"Kalian butuh waktu, mama akan kembali ketempat kerja, kalau ada apa apa, bisa hubungi mama ya" bisik mama oh
"Yak, mama akan pulang, doktermu yang akan mengambil alih" teriak mama oh kepada sehun, dan berlalu keluar ruangan
Jongin mendekat kearah sehun, menyimpan sarapan sehun dinakas, mulai memeriksa keadaan sehun,
"Bagaimana keadaanmu tuan oh? Apa sudah lebih baik? Ada keluhan lainnya?"
Sehun menatap jongin tak percaya, matanya berkaca kaca, bibirnya kelu, dia sangat amat merindukannya
"Apa ada yang sakit? Kenapa menangis?"
"Hiksss..... Jongin" sehun memeluk lengan jongin, terisak dan menangis, jongin merengkuh sehun kedalam pelukannya, ia begitu merindukan sehun hingga rasanya sesak, ia juga larut dalam kesedihannya, air matanya ikut mengalir, sehun memeluk jongin begitu erat, merapalkan kata kata maaf untuk simanisnya
"Hikss...." Jongin melonggarkan pelukannya, menatap sehun yang terlihat kacau, mengusap air mata yang menggenang diwajah pucat milik sang suami, padahal dirinya tak kalah kacau juga
"Jangan menangis, rasanya sesak sehun"
"Jangan tinggalkan aku lagi hikss, bear aku mohon maafkan aku hm? Please" jongin tersenyum
"Dengan aku datang kesini, aku sudah memaafkanmu, aku tidak mau egois sehun, kebahagiaan aku dan baby ada disini"
Sehun menarik perlahan lengan jongin untuk duduk disampingnya, dan jongin memdudukan dirinya dengan baik didepan sehun, sekali lagi sehun memeluk jongin, melesakan kepalanya didada jongin
"Maafkan aku, kebahagiaanku adalah kalian, kalian lebih berharga dari apapun, maafkan kalimatku yang menyakitimu jongina...."
Jongin mengusap punggung sehun,
