Malam harinya, ketika semua orang tertidur, (Yn) justru berdiam diri di ruang keluarga yang gelap. Ia memikirkan ucapan Sungchan siang tadi.
'Maaf (Yn), saya hanya anggap kamu adik, ngga lebih. Tolong jangan salah artikan sikap saya'
(Yn) menghela nafas ketika mengingat itu.
'Ngga, lo gaboleh nyerah cuma karna ucapannya (Yn)! Gue gabisa biarin 6 tahun ini sia-sia, gue yakin pasti ada saatnya kak Sungchan jatuh cinta sama gue'
Disisi lain, Eunseok keluar dari kamarnya untuk mengambil minum di dapur. Saat ia menyalakan lampu, betapa terkejutnya dia melihat adiknya yang duduk di sofa sembari melamun.
Ia pun segera mendekati adiknya itu dan menatap (Yn) yang masih terdiam. Eunseok memilih terus menatapnya yang belum sadar akan kehadiran Eunseok.
"Cil, lo kesambet?"
"Ngga"
Eunseok menghela nafas ketika mendengar jawaban adiknya.
"Lo ngapain sih masih disini? Mana gelap-gelapan. Gue kira setan"
"Gue lagi mikir"
"Apaansih yang lo pikir selarut ini? Lo mikirin utang negara?"
(Yn) menatap kesal kakaknya itu.
"Lo sendiri ngapain disini?"
"Gue ambil minum, haus"
(Yn) pun beranjak dari duduknya dan memasuki kamar.
"Jangan lupa matiin lampunya" suruh (Yn)
Eunseok yang disuruh pun hanya menatap kesal gadis itu.
Di dalam kamar, (Yn) tidak segera tidur melainkan menatap lukisannya yang ia taruh di meja belajarnya.