Sedari tadi Na Ra mondar mandir menunggu kepulangan anak gadisnya. Eunseok mengatakan jika (Yn) sedang butuh waktu sendiri.
Namun, namanya juga seorang ibu, meskipun sudah tau anaknya butuh waktu sendiri tetap saja rasa khawatir itu ada.
"Pa, ayo kita cari (Yn)"
"Ma, anaknya kan mau sendiri dulu. Biarin aja kita kasih waktu"
"Tapi pa, kita gatau kemana dia. Mama khawatir banget pa"
"Ma, (Yn) udah gede. Dia pasti bisa jaga diri" ucap Eunseok
"Betul. Papa juga ngga tega lihat dia yang belakangan ini nangis terus. Papa yakin bentar lagi dia pulang kok"
Tokk
Tokk
Tokk
"(Yn) pulang"
Na Ra langsung memeluk anaknya yang baru saja datang itu.
"Yaampun sayang, kamu kemana aja sih mama khawatir"
"Maaf ma"
Na Ra melepaskan pelukannya dan menatap pakaian (Yn) yang sedikit basah.
"Kamu mandi dulu sana. Mama angetin makan malamnya"
"Aku tadi udah mampir makan ma. Aku langsung istirahat aja ya"
Na Ra tersenyum dan menganggukkan kepala. Setelahnya (Yn) bergegas ke kamar untuk membersihkan diri dan beristirahat.
Sedangkan di tempat lain, Sungchan tengah menatap wajahnya di cermin untuk memberikan salep di wajahnya yang luka akibat pukulan Eunseok.
'Kak, emang gaada kesempatan sedikitpun buat aku?'
'Kesempatan? Bukannya dari awal saya udah tolak kamu? Kenapa kamu masih berharap?'
'Maaf'
'(Yn), saya akui kamu cantik, banyak cowok yang masih mau sama kamu. Cowok itu bukan saya, saya ngga ada perasaan apapun sama kamu'
'Kak--
'Jangan jadi perempuan murahan yang terus menerus mengejar satu pria dengan bodohnya'
'Kakak anggap aku perempuan murahan?'
'Bukan git--
'Ya, kakak bener. Aku emang perempuan murahan dan perempuan paling bodoh yang selalu berharap banyak sama kakak. Kalau memang kakak risih--
'... Aku akan berhenti ngejar kakak. Makasih 6 tahun udah izinin aku buat berharap sama perasaan kakak. Makasih sudah izinin aku magang disini. Saya permisi'
Sungchan mengusak kasar rambutnya. Entah kenapa ia terus menerus memikirkan gadis itu.
***
flashback on