Always!

99 13 1
                                    






━─━────༺༻────━─━

Typo bertebaran ‼️
Jangan lupa vote + komen ❤️


.
.
.
.
.

Setelah kakak kelasnya datang ke rumahnya malam itu, haerin udah ngga melihatnya selama dua hari. sebenarnya dia ngga terlalu kepikiran karena mereka juga jarang bertemu.

Tapi haerin dibuat kepikiran sama perkataan Gunwook malam itu, dia ngga akan percaya sama perkataan kakak kelasnya sebab dia bukan gadis seperti Zoa. Dan dia ngga mau jadi pelampiasan kesepian Gunwook.

"hari ini jadi latihan, kan?"

Haerin menoleh melihat eunchae yang baru datang dari kantin. "latihan kok, sekalian pembagian mereka mau ikut di lomba yang mana." jawabnya.

Eunchae mengangguk paham. "oke deh"

Kemudian haerin merapikan buku yang dia pinjam di perpustakaan, dia berniat ingin mengembalikan buku-buku tersebut.

Baru aja dia keluar kelas, tiba-tiba dia dihadang sama gadis yang entah dia ngga kenal sama sekali, ngga semua penghuni Angkasa dia tahu wajahnya.

"lo tau gunwook dimana?"

Kedua alis haerin terangkat, heran sama perkataan gadis didepannya. "kenapa tanya sama gue?"

"semua orang juga tau, lo pacarnya Gunwook."

Ahhh lagi-lagi dia mendengar kata-kata itu, kenapa dia harus terkenal di sekolah ini sebagai 'pacarnya gunwook'. "pharita?" gumamnya dalam hati membaca nametag gadis didepannya.

Sepertinya dia tahu gadis didepannya. Pernah dibicarakan sama kedua temannya akan kepintarannya, ada hubungan apa dia sama gunwook?

"dua hari yang lalu, dia datang ke rumah gue buat pinjam motor mau ke rumah lo. Tapi setelah itu, dia ngga muncul lagi sampai sekarang."

Kepala haerin mendadak nge-blank, buat apa gunwook datang ke rumah pharita hanya untuk meminjam motor. Bukannya gunwook mempunyai motor sendiri?"gue ngga tau dimana kak gunwook."jawabnya.

Pharita menghela napas kecewa."gue ngga tau harus bagaimana lagi, teman gue dalam bahaya."

"maksud lo kak?"bingung haerin sama perkataan kakak kelasnya ini.

Pharita menggeleng kepalanya."ngga ada. Anggap aja yang lo dengar barusan cuma ilusi aja, gue balik kelas dulu."jawabnya lalu pergi meninggalkan haerin yang masih berdiri didepan kelas memikirkan perkataannya.

'dalam bahaya?' batin haerin.




Sekarang haerin lagi memberi arahan kepada anggota, sesekali dibantu sama asa juga. Dia membagi beberapa anggota untuk masuk ke dalam mata lomba yang memang anggotanya ahli dibidang itu.

Tiba-tiba ponselnya berdering, dia mengambil benda tersebut di kantong roknya membaca nama orang yang menghubungi nya membuat kedua matanya terbuka lebar.

Dia memberitahu asa untuk mengambil alih sebentar, lalu dia berjalan menjauh menghindari kerumunan untuk mengangkat panggilan tersebut.

"hallo?"

"gue kira ngga diangkat."

Haerin hanya bisa berdecak kecil. "kenapa ngga masuk kak?"

"gue sakit."

Sakit? Serius? Apa kepala belakangnya semakin parah?

"kepala lo baik-baik aja, kan?"

Terdengar deheman dari seberang sana."terus kenapa bisa ngga masuk dua hari?"

𝐀𝐋𝐖𝐀𝐘𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang