[ 20 ] Masa-masa sulit.

72 9 0
                                    

"Gue gasuka lo ada, pengennya lo mati ditangan gue."

ᜊᜊᜊ


beberapa hari kemudian..

Dara mulai melakukan aktifitasnya seperti biasa. Dari pagi sampai sore ia akan pergi ke sekolah, lalu dimalam harinya dirinya harus bekerja part time untuk memenuhi kebutuhan pribadinya sendiri, dan semua itu selalu ada saja orang-orang yang akan membuatnya tidak nyaman.

"Dara! Mulai besok kalo Dara mau berangkat kerja bisa bareng aku yaa?? Kebetulan Chandra juga ikut les di daerah sana, jadii kita bisa bareng biar Dara engga sendirian teruss" Kata Chandra dengan antusias.

"Beneran gapapa kalo Dara bareng Chandra?? Takut ngerepotin Chandraa" Jawab Dara merasa enggan jika terus merepotkan sahabatnya ini. "Engga kokk, justru Chandra senengg bisa selalu sama Dara setiap harii" Balasnya tersenyum lebar kearah Dara.

"Makasih yaa Chandra, maaf aku ngerepotin kamu" Chandra menggelengkan kepalanya tidak menyetujui apa yang Dara ucapkan. "Ayo ke kantin, Chandra laparrr" Dara mengangguk pelan seraya menggandeng tangan Chandra untuk pergi ke kantin bersama.

"Dara mau beli apaa? Chandra belikann" Tanya Chandra. "Engga usah-" Ucapannya terpotong. Sialnya para anggota All Star itu lagi-lagi datang mengganggu mereka. Salah satu siswi perempuan menjawab tawaran Chandra yang padahal tawaran itu tidak ditujukan padanya, tapi kepada Dara.

"Gue mau ice matcha nya satu Ndra." Balas siswi tersebut. "Gua nasi goreng dua." Balas siswa berbadan kekar itu lagi. Chandra hanya diam mematung, ia menunduk dan berpura-pura tidak mendengar apa yang mereka katakan.

"Em.. Dara, kita pindah aja yuk" Ajaknya untuk meninggalkan tempat dimana para pembully itu berada. Namun baru selangkah mereka ingin pergi, Refa dengan sigap menarik baju bagian belakang Dara hingga membuatnya tertarik ke belakang dan terjatuh kebawah.

"Berani-beraninya lo pergi gitu aja. Siniin duit lo! SEMUANYA!" Perintah Refa dengan nadanya yang tinggi. "Maaf.. I-ini uangnya, tolong tinggalin kami berdua.." Kata Dara lemas.

Para siswa/i yang berada disana, memperhatikan Dara dengan tatapan kasihan, tapi disisi lain mereka juga takut ingin membantu Dara. Bisa-bisa malah giliran mereka yang akan dibully habis-habisan.

Refa tersenyum merasa menang atas apa yang sudah ia perbuat, ia juga mengambil kasar uang yang ada di tangan Dara. "Thanks ya duit lo yang abis ngelon**" Kata kata itu di iringi suara tertawa puas para anggota yang melihatnya jijik, ada juga yang meludahi Dara tepat berada di seragam osis yang ia kenakan.

Setelah anggota All Star itu pergi, Chandra beserta para murid yang menyaksikan membantu Dara bangkit dan menyuruhnya duduk menenangkan diri selama beberapa saat.

"Maafin Chandra ya, ini gara-gara Chandra.." Mendengar hal itu Dara hanya bisa menggelengkan kepalanya "Engga kok, Dara baik-baik aja dan Chandra ga salah."

"Ini diminum dulu" Kata siswi lain memberikannya air putih baru. "Terimakasih ya."

ᜊᜊᜊ

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Langit telah menunjukkan waktu menjelang petang. "Dara ayo kita pulang," Ajak Chandra untuk pergi pulang bersama. "Iya ayo kita pulang, udah mau petang juga."

Mereka pun pulang sekolah bersama menggunakan sepeda mereka masing-masing. Sambil bercerita dan bergurau sepanjang perjalanan pulang itu. Di tengah-tengah perjalanan, tanpa diduga mereka bertemu dengan Gio setelah sekian lama ia tidak pernah melihatnya lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stalker -On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang