Puteri Aura

14 0 0
                                    

Hai....

Kali ini What If-nya aku terinspirasi dari series india favoritku Mahabarata., yang tentang Ratu Kunti ditinggal perang sama Raja Pandu.

Selamat membaca.


_______________________________________________________________________________



Sudah dua minggu berlalu tanpa ada kabar apa pun tentang nasib Pangeran Mahkota Halilintar di medan perang. Puteri Mahkota Rose, dengan hati yang gelisah, setiap hari menghadapkan diri pada surat-surat dan laporan dari medan perang, mencari tanda-tanda kabar yang memberi harapan tentang keselamatan suaminya.

Namun, pada hari itu, sebuah kabar akhirnya tiba. Para petinggi kerajaan segera berkumpul di ruang forum kerajaan. Sang ketua Perdana Menteri yang menerima surat. Puteri Mahkota Rose, duduk diatas singgasananya dengan hati berdebar-bedar, berita yang dia nantikan akan kepulangan suaminya.

"Kami menerima berita dari medan perang. Pangeran Mahkota Halilintar telah memperoleh kemenangan besar dalam pertempuran tersebut" ucap Perdana Menteri dengan suara yang berat.

Kelegaan nafas terlihat pada semua petinggi kerajaan, bahkan sang Ratu Mara terlihat sangat bahagia mendengar putra dan suaminya akan kembali dengan keadaan selamat usai kemenangan mereka.

Namun, sebelum Perdana Menteri melanjutkan membaca isi surat tersebut, wajahnya tampak penuh keraguan. "Namun, ada berita lain yang perlu disampaikan," kata Perdana Menteri dengan ragu, "Pangeran Mahkota Halilintar juga menyampaikan niatnya untuk menikahi Puteri Aura, puteri dari kerajaan Scarlet, sebagai bagian dari tanda rasa terimakasih  atas bantuan dari kerajaan Element."

Ratu Mara bisa melihat kesedihan mendalam di mata Puteri Mahkota Rose. Upaca penyambutan seorang selir hanya bisa dilakukan oleh istri pertama, yakni Puteri Mahkota Rose sendiri. Mendengar berita itu, Puteri Mahkota Rose merasakan dunianya hancur. Hatinya terasa seperti tercabik-cabik oleh berita yang mendadak itu. Namun, sebagai seorang Puteri Mahkota yang bijaksana, dia memilih untuk menyembunyikan rasa sakitnya di balik lapisan kekuatan dan kedewasaan.

"Atas perintahku,  siapkan segala persiapan untuk menyambut kepulangan Pangeran Mahkota Halilintar dan pasukannya. Dan pastikan juga segala persiapan telah dilakukan untuk menyambut Puteri Aura dan menyediakan kamar yang pantas untuk bermalam bersama" kata Puteri Mahkota Rose dengan suara yang bergetar namun tetap tegar

Dengan hati yang berat, Puteri Rose melangkah keluar dari ruangannya, menutupi rasa sakitnya dengan senyum palsu yang dipaksakan. Di dalam hatinya, dia berdoa agar Pangeran Mahkota Halilintar memberikan kabar palsu. Usia pernikahan mereka baru memasuki bulan ketiga, namun suaminya telah menikah untuk kedua kalinya. Dan, fakta yang lebih menyakitkan adalah, Puteri Mahkota Rose tengah menyiapkan hadiah untuk suaminya. Dalam rahimnya, telah terdapat benih sang pewaris yang telah berbuah. Hanya Rose dan Tabib Amel yang mengetahuinya, Puteri Mahkota Rose memerintah Tabib Amel merahasiakan tentang kehamilannya. Dan sepertinya, Puteri Mahkota Rose harus bersediih bersama janin kecilnya dalam kegelapan kamar, berharap malam berikutnya dia mendapatkan belaian kasih sayang Pangeran Mahkota Halilintar.

***


Dengan hati yang hancur namun terselubung dalam kedamaian palsu, Puteri Rose menyambut kedatangan Pangeran Mahkota Halilintar dan Puteri Ranee dengan senyuman yang dipaksakan. Dia mempersembahkan sambutan yang hangat dan ramah, meskipun hatinya terasa teriris oleh pemandangan Pangeran Mahkota yang dicintainya berjalan bersama perempuan lain di sisinya.

"Demi perdamaian dan kebahagiaan kedua kerajaan kami, saya dengan senang hati menyambut kedatangan Anda, Puteri Aura," ucap Puteri Mahkota Rose dengan suara yang tenang namun terdengar rapuh di antara kalimat-kalimatnya.

What If : OPEN YOUR WORDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang