Zeon menuntun Nichole untuk memasuki rumah. Walaupun memang kesusahan, Zeon dengan sabar tetap menuntun Nichole.
Mereka berdua masuk ke dalam sebuah rumah minimalis. Zeon mengunci pintu, dan kembali beralih pada Nichole yang menyender di dinding walaupun posisi badannya sering tidak seimbang.
"Mau peluk...," rengek Nichole merentangkan kedua tangannya pada Zeon.
Sedangkan Zeon yang melihat itu menampakkan wajah jijik. Dia mundur beberapa langkah sampai kakinya terbentur kaki sofa.
"Tidak."
Zeon lantas menyesali perkataannya karena selanjutnya Nichole justru menangis kencang. Perempuan tersebut bahkan akan berteriak jika saja Zeon tidak berjalan dan mulai memeluknya.
"Sssttt." Zeon membawa tubuh Nichole untuk dipeluknya.
Karena permintaannya berhasil. Nichole memeluk tubuh Zeon sangat erat bahkan tidak bisa Zeon lepaskan hingga akhirnya mereka tetap berpelukan walaupun duduk di sofa.
Zeon menepuk-nepuk punggung Nichole. Sedangkan Nichole hanya menempel pada Zeon hingga kehilangan kesadaran.
Melihat Nichole telah memejamkan matanya, Zeon ingin menyingkirkan tubuh Nichole, namun agaknya tidak jadi.
"Bagaimana tidak kedinginan jika saja bajumu seperti ini?" decak Zeon, pria itu mengusap sesaat pundak Nichole yang telanjang tanpa sekain apapun.
Zeon kembali menyingkirkan helaian rambut di wajah Nichole. Kembali memastikan jika Nichole memang benar tertidur.
Jari Zeon terhenti di pipi Nichole. Pria itu mengusapnya pelan, "Bisakah kau berhenti menangis?" gumamnya.
Zeon menarik pinggang Nichole, semakin mendekatkan tubuhnya dengan Nichole. Pria itu mengeratkan pelukannya. Bahkan tanpa sadar dia daritadi terus tersenyum tipis.
•••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.