"Apa ... yang kau lakukan?"
Terdengar sangat ketus dan tak bersahabat. Baik Nichole dan yang lain sontak terkejut. Noa bahkan menghampiri sahabatnya itu, menelisik wajah dan kondisi Zeon.
"Apa kepala mu baik-baik saja?"
Zeon hanya berdecak, menepis tangan Noa di wajahnya.
Nichole hanya menatap Zeon bingung dan khawatir. Apa terjadi sesuatu pada kondisinya?
"Zeon?" panggil Nichole.
Merasa namanya terpanggil, Zeon pun menoleh kembali pada Nichole. Dia hanya menatap wanita itu tanpa menjawab sahutannya.
"Aku baik-baik saja," ketus Zeon pada akhirnya bersuara setelah mendatangkan beberapa pikiran buruk.
"Kau tidak amnesia, bukan?"
"Seandainya benar, aku juga menginginkan alur seperti itu," jawab Zeon pada Noa. Pria itu mulai merebahkan kepalanya, mencari tempat nyaman.
"Bodoh, siapa juga yang mau kau amnesia?" sahut Nevi kesal.
"Aku sendiri."
Nichole hanya diam di tempat disaat Zeon, Noa dan Nevi saling melempar sarkasan. Dia hanya menatap kosong ke depan. Memikirkan segala hal di pikirannya.
Apa Zeon ingin melupakan tentang dirinya?
Tangan Nichole menggenggam erat. Dia enggan berpikiran seperti itu walaupun ternyata kenyataannya memang begitu.
Zeon memang menginginkan agar dirinya amnesia dan melupakan perasaannya pada Nichole. Tapi ternyata tidak sesuai dugaannya.
"Emm aku akan keluar sebentar untuk mencari makan," ujar Nichole memecahkan suaranya. Orang-orang disana menatapnya.
Noa membalasnya, begitu pula dengan yang lain hanya membalas dengan anggukan.
Lantas setelah beberapa saat, Noa mendorong bahu Zeon pelan. "Gara-gara kau tuh. Kau menyakiti perasaannya, Zeon."
"Aku tidak merasa."
Kemudian disusul Nevi dan kekasihnya keluar. Hingga menyisakan Noa dan Zeon berdua. Noa duduk di bangku dekat ranjang Zeon.
Noa melipat tangannya di depan dada. "Kau pikir siapa orang pertama yang menyelamatkan dirimu, bodoh?"
"Ambulan."
Dijawab seperti itu membuat Noa mengacungkan jari tengah pada Zeon yang terbaring. "Sialan. Pria brengsek sepertimu itu susah sekali untuk bersikap baik."
"Aku dikabari oleh Nichole saat itu. Jika tidak, mungkin sekarang kau sudah tidak bernyawa."
Zeon hanya melamun. Mencermati perkataan Noa.
"Kau bahkan tidak tahu bahwa selama seminggu lebih ini Nichole lah yang sering menjengukmu. Tanpa absen sehari pun."
Noa menghela napas panjang sebelum kembali berujar. "Apa setelah mengetahui semua hal ini kau masih buta akan perasaannya?"
Ditanya seperti itu Zeon malah memejamkan matanya. Dia membalikkan badannya ke samping enggan mendengarkan ceramah Noa.
Kesal diabaikan, akhirnya Noa bangkit dan menyumpah serapahi Zeon. Saat pergi dia berpapasan dengan Nichole. Dan Noa hanya menitip pesan, "Jagalah bayi besar itu, Nichole. Jika kau tidak sanggup, tinggalkan saja dia sendiri. Bajingan itu tidak pernah berubah menjadi lebih baik."
Nichole berjalan pelan menuju kamar Zeon. Dia mendapati pria itu tengah tidur dengan posisi menyamping.
"Tidur?" tanya Nichole pelan. Dia meletakkan makanannya di nakas. Akhirnya ikut duduk di bangku kecil di samping ranjang Zeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Choice
FanfictionNingning × Jeno Sequel of 'A Mistaken Relationship' "Jika dia tidak bisa memilikimu, maka aku sebaliknya." # start : 3 Januari 2024