01

419 16 0
                                    

Seorang pria yang tampak lelah pulang dari kerja menghela napas panjang. Bukannya pulang untuk istirahat hingga esok matahari kembali terbit, dia lebih memilih datang ke rumah sakit untuk menemani kekasih prianya tidur.

Sudah enam bulan lebih sang kekasih tidak bangun. Dokter mengatakan benturan kepalanya sangat keras waktu kecalakaan mobil, sehingga menyebabkan pasien mengalami koma yang berkepanjangan.

Namun, setiap kali dokter menyarankn untuk merelakan kekasihnya pergi, ia akan menolak dengan sangat keras. Biarkan Nendra melihat kekasihnya terus tidur ketimbang dirinya harus memeluk batu nisan saja.

Agak egois memang, tapi Nendra benar-benar belum siap dengan sebuah kata kehilangan.

Nama lengkap pria itu adalah Ganendra Donahue, seorang CEO peruhaaan Donahue, milik keluarganya. Usianya telah mengijak kepala tiga, yaitu tiga puluh tahu pas.

Sementara pria yang berbaring adalah Farsan Daniswara. Dulu Farsan adalah salah satu kariawan biasa di kantornya. Namun, lambat laun dirinya bisa berpacaran dengan CEO-nya di perusahaannya. Bukan karena sifatnya yang gatal, selalu menggoda Nendra, tapi sifatnya yang manis serta menarik perhatian membuat hati Nendra berpusat kepada Farsan.

Sepertinya pemuda itu juga tidak menyangka akan dicintai oleh seorang CEO. Sebab sebelumnya Farsan lebih tertarik pada perempuan, mantan perempuannya ada banyak sekali.

Farsan telah bekerja di perusahaan Nendra selama lima tahun, sejak usianya baru dua puluh tahun. Sementara Nendra baru ditunjuk sebagai CEO waktu itu, menggatikan ayahnya yang terpaksa pensiun karena menderita penyakit serius.

Hubungan mereka senderhana dan Nedra tidak bisa menjabarkannya dengan cara apa. Yang jelas mereka memiliki kisah biasa-biasa saja, selayaknya bos dan kariawan pada umunya.

Melihat Farsan terlalu betah tidur, Nendra mendekatinya dan mencium kening Farsan lembut. Sejujurnya terkadang Nendra ngeri melihat alat-alat medis yang tertempel pada tubuh Farsan. terutama ventilator yang masuk ke dalam mulut Farsan hingga oksigen terus masuk ke dalam tubuh Farhan yang sedikit sudah tidak berfungsi layaknya waktu manusia sadar.

Nendra juga kasihan menyaksikan bagaimana selang makan harus diganti rutin, selang yang dimasukan lewat hidung tembus ke lambung. Farsan pasti kesakitan, tapi Nendra tetap egois membuat Farsan harus menerima dan tetap bertahan.

Perban di kepala Farsan sudah tidak sebanyak dan setebal kemarin-kemarin, hanya saja beberapa bekas lukanya masih bisa dilihat karena cukup mengerikan.

"Tidur yang lama untuk hari ini, kalau nanti sudah bangun, saya tidak akan mengizinkan kamu tidur lagi," ucap Nendra sambil mengelus kepala Farsan dengan hati-hati.

Nendra sangat takut kalau sampai gerakan halus sedikit saja melukai Farsan. Sudah cukup Farsan terluka.

Walaupun Farsan tidak menyambutnya dengan keadaan sadar, Nendra tetap merasa lelahnya hilang saat menatap wajah Farsan. Sekarang badan Farsan memang terlihat sangat kurus serta pucat, tapi Nendra tetap memandang Farsan sebagai orang yang paling imut di dunia ini.

Nendra terus merawat Farsan tanpa lelah. Ia menangkap setiap detail fitur wajah Farsan yang tidak ada perubahan. Setelah Nendra lelah, ia akan tertidur di kursi samping tempat tidur dengan kepala bertumpu pada sisi ranjang.

Tidak peduli tidurnya buruk, ataupun badannya sakit-sakit setelah bangun, Nendra dengan setia melakukan semua itu.

***
Saat Nendra selesai mandi serta berganti di kamar mandi kamar rawat inap Farsan, Nendra menemukan mamanya - Bella Donahue berdiri di samping ranjang sang kekasih.

Bella melipat kedua tangannya di depan dada dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Mama," panggil Nendra, yang membuat Bella menoleh dan berhenti menatap kekasih sang putra.

Bella yang melihat Nendra sudah rapi menggenakan jas baru hanya menghela napas. Setelah Farsan masuk rumah sakit, Nendra membawa setengah bajunya untuk ditaruh di mobil. Nendra sangat jarang sekali pulang, kalau ada waktu Nendra akan langsung kembali ke rumah sakit.

"Adik kamu menerima perjodohan," kata bella dengan wajah datar.

Nendra yang kaget dengan pernyataan ibunya sedikit mengakat alisnya tanpa komentar. Hanya ada pertanyan bagaimana bisa? Dalam kepalanya.

Namun, Bella kembali bersuara. "Satu bulan lagi waktu kamu, kalau tidak ada perubahan, Mama akan tetap mengatur perjodohan selanjutnya untuk kamu."

Bella meninggalkan kamar rawat Farsan setelah itu, tujuan beliu datang memang untuk itu saja sepertinya.

Karena sebelumnya perjodohan ini memang diatur untuknya, beruntung Nendra masih bisa mepertahankan kesetiannya. Akan tetapi, Nendra masih belum yakin kalau Farsan mau bangun tidurnya setelah sebulan lagi.

Mendadak Nendra cemas, ia menciumi tangan Farsan yang terbebas dari jarum infus. Mendorong banyak kekuatan agar Farsan merasakan hadirnya dan mau bangun demi Nendra.


"Kalau lelah tidur saja, tapi saya punya seribu kesabaran untuk menunggu kamu bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau lelah tidur saja, tapi saya punya seribu kesabaran untuk menunggu kamu bangun."

Memories (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang