"Masih ada kejutan di dalam," bisik Nendra yang lari masuk lebih dulu ke dalam kafe.
Farsan yang melihat Nendra meninggalkannya hanya bisa menatap binggung, sebelum pada akhirnya langkah Farsan ikut untuk menyusul Nendra.
Dari luar ia melihat ada cahaya terang yang bersumber di dalam toko. Saat Farsan sudah smapai dan mendorong pintunya, terlihat ada meja yang telah dihias dengan cantik ditengah-tengah ruangan.
Farsan tersenyum senang sekaligus haru. Apalagi saat kakinya mengijak karpet merah yang disediakan, guguran bunga mawar merah muda berjatuhan di atas kepalanya.
Mawar merah muda memiliki arti cinta pertama, orang yang dicintai untuk pertama kalinya dalam hidup Nendra.
"Sangat suka?" tanya Nendra yang entah kenapa sudah ada di belakang Farsan. Membawa buket besar bunga merah muda.
Di saat Farsan sudah berbalik, Nendra berlutut di hadapan Farsan. Ia menunjukkan cincin berlian yang telah di pesan khusus untuk Farsan. Hanya ada satu-satunya di dunia dengan ukiran nama Nendra di dalamnya.
Tidak bisa Farsan tidak syok. Air matanya hampir jatuh saat tangan Farsan memutuskan untuk menerima bunganya.
"Setelah ini ayo menikah." Nendra tersenyum haru, ia juga memasangkan cincin spesial itu kepada Farsan.
Ini bukan soal harga, tapi pembuktian cinta. Sebesar apapun cinta Nendra, itu jauh lebih tulus dari usahanya selama ini. Nendra ingin melakukan segalanya untuk Farsan, jikapun harus ditukar dengan nyawan untuk membuktikan cintanya, Nendra akan sangat siap.
"Ayo kita menikah," balas Farsan yang mendapat respon sangat luar biasa.
Tampaknya bukan hanya Farsan yang menangis, Nendra juga menangis sambil memeluk erat Farsan. Walaupun sedikit terganggu oleh buket bunga, tampaknya itu bukan masalah.
"Terima kasih, terima kasih, terima kasih," ucap Nendra berulang-ulang.
Mereka ada akhirnya menangis dalam kebahagiaan. Perjalanan mereka masih akan sangat panjang ke depannya, tapi permulaian yang telah dilakukan berjalan dengan sangat baik.
***
Setelah lamaran yang sangat romantis telah berlalu. Farsan sekarang malah terpaku pada laptopnya karena sedang berusaha mendesain toko kuenya nanti.Nendra yang masuk ke kamar Farsan saja dicueki. Sepertinya setelah lama tidak bekerja, pekerjaan menjadi hal yang sangat menyenangkan bagi Farsan.
Sadar hadirnya tidak diminati sekarang, Nendra langsung mendekat dengan wajah pura-pura sedih.
"Apa sekarang aku digantikan oleh laptop?" Nada suara Nendra dibuat-buat manja.
Farsan yang merasa kasihan langsung mendongak. Tanpa pertimbangan Farsan melingkarkan tangannya di belakang kepala Nendra agar lebih dekat. Farsan dengan sayang memberikan beberapa kecupan di wajah Farsan hingga senyum puas kekasihnya nampak.
"Apa itu sogokan?" tanya Nendra yang betah pada posisinya sekarang.
Tapi Farsan hanya tersenyum manis.
"Ngomong-ngomong kapan kita akan membuka toko kuenya?" tanya Farsan sambil menutup layar laptopnya untuk ditaruh.
Nendra juga akhirnya menjauhkan wajahnya. Ia duduk di bibir kasur sambil menepuk-nepuk paha Farsan.
"Setelah kita pulang dari bulan madu. Dua bulanan lagi," jawab Nendra yang tidak ingin acara pernikahannya terganggu.
Sementara Farsan sedikit berpikir sebentar sebelum pada akhirnya mengangguk setuju.
"Jadi kita akan bulan madu langsung setelah menikah?"
"Iya tentu saja. Setelah aku menahan kesabaran setengah mati, aku akan memakanmu sampai habis." Nendra tersenyum nakal, memandang wajah Farsan yang merona.
Mereka sudah membicarakan soal ranjang sebelum menikah, dan Nendra bisa menahan hasratnya sendiri dengan baik. Nendra hanya ingin menyetuh Farsan setelah kekasihnya itu menjadi milik Nendra sepenuhnya.
Aku bahagia, dan berharap kisah kita yang berlayar selalu penuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories (END)
FanfictionSetelah terbangun dari koma Farsan tidak mengingat apa-apa. Ingatannya seperti kertas putih tanpa goresan tinta. Hanya ada seorang pria yang dengan setia merawatnya, mengaku sebagai kekasih Farsan . Namun, di hari pertunangan mereka Farsan kecelaka...