21

74 5 0
                                    

Nendra dan Farsan baru selesai sarapan, setelah mobil Nendra melaju pergi dari halaman rumah, Farsan pura-pura kembali ke kamar melalukan aktivitas seperti biasanya.

Penjaga tidak ada yang menaruh curiga. Pada jam ini mereka akan melangsungkan sarapan yang memang telah disediakan. Sementara Farsan diam-diam ke luar lewat jendela.

Beruntung kamarnya ada di lantai satu.

Farsan tidak terlalu bodoh untuk berjalan menuju gerbang utama. Farsan menggunakan halaman belakang yang terdapat pagar kecil untuk keluar jika darurat. Biasanya rumah-rumah orang kaya memang memiliki tempat lain untuk keluar.

Semua berjalan lancar, jalanan ini tembus ke gang kecil. Di dekat sana anak pangkalan ojek yang memesan tidak perlu aplikasi seperti ojek-ojek zaman sekarang. Ini juga akan meminimkan jejak Farsan jika sewaktu-waktu Nendra mulai curiga.

Ponsel berserta semua benda digital yang sekiranya bisa dilacak oleh Nendra sudah ditinggalkan di kamar semua. Farsan hanya membawa beberapa lembar uang dan juga identitas diri. Nendra selama ini sering memberinya uang cash, kalau kartunya beda lagi isinya.

Mau tidak mau Farsan pergi ke kafe dekat dengan perusahaan Nendra mengunakan ojek. Sebenarnya soal letak pertemuan tidaklah strategis. Bisa saja Nendra kebetulan ke sana. Tapi sekali lagi, yang menentukan pertemuan adalah kedua teman Farsan.

***
Untungnya Farsan tiba tepat waktu, mereka berdua telah duduk menunggu Farsan sambil menikmati secangkir kopir.

William dan Darren tentu sangat senang melihat Farsan akhirnya datang. Terus tersenyum lebar bahkan sampai Farsan duduk dan memasang wajah canggung.

Hatinya merasa senang, tapi sekali lagi logika Farsan terus mencari ingatan tentang kedua orang yang ada di hadapannya.

"Muka kamu kayaknya ...." Darren berkata dengan wajah sedikit ragu, takut jika tebakannya benar.

Tapi Farsan langsung mengangguk cepat. "Aku belum ingat apapun, hanya kenangan masa kecil dan keahlianku yang kembali. Setelah sampai sana tidak ada lagi perkembangan," jelaskan Farsan yang tidak mau membohongi siapapun tentang ingatannya yang buruk.

Kalau boleh jujur Farsan juga cukup kecewa dengan ingatannya, apalagi setelah tahu fakta kalau Nendra seperti membohongi Farsan cukup banyak.

"Terus kenapa sekarang kamu minta kita ketemu?"

Farsan menghela napas panjang, memandang kedua orang dihadapannya dengan sedikit pandangan sedihnya. "Aku menemukan dompet serta ponsel lamaku yang ada di ruangan Nendra."

Farsan menunduk frustasi. Ingatannya yang sekosong kertas putih benar-benar dicoret sesuka hati oleh Nendra. Masa depannya ditentukkan sesuai keinginan Nendra. Bagaimana Farsan bisa tenang setelah mengetahui sampai titik ini.

"Tolong ceritain masa lalu aku, yang mungkin kalian tahu," ucapnya sedikit penuh harapa.

Dan semoga kali ini benar-benar masa lalunya yang mereka berdua ceritakan.

Sementara William dan Darren saling pandang sebentar sebelum mengangguk dengan kompak.

***
Dulu hidup Farsan itu sempurna, orang tuanya berkucupukan karena mereka berdua pegawai. Farsan juga memiliki kepintaran di atas rata-rata, hingga sekolahnya di awal SMA sudah dapat beasiswa penuh.

Darren dan Wiliam teman SMA Farsan, pertemanan mereka cukup berjalan baik sampai pada titik menjadi sahabat yang selalu pergi ke mana-mana.

Tidak hanya finansial dan pertemana yang baik, tapi percintaan Farsan juga sangat baik. Farsan memiliki pacar bernama Ila. Sangat cantik, lembut, dan penyayang.

Semua berjalan lancar, sampai pada akhirnya Farsan lulus. Farsan yang tinggal di Malang mendapat beasiswa penuh di kampus dekat sana, karena kebetulan Farsan juga lompat kelas di kelas dua langsung ke kelas tiga. Farsan lulus lebih dulu dan meninggalkan sekolah. Termasuk dua sahabatnya dengan pacarnya juga.

Farsan berhasil mendapat gelas S1 selama dua tahun kuliah. Benar-benar sangat sempurna sekali hidup Farsan waktu itu, selain pintar juga sangat beruntung dalam segala hal.

Namun, ujung kebahagian ada sedikit cobaan, Farsan ternyata harus kehilangan orang tuanya di hari Farsan wisuda. Kedua orang tuanya ingin datang ke acara, tapi naas mobilnya ditabrak truk lawan arah dan keduanya meninggal di tempat.

Hidup Farsan hancur dalam satu hari, dipemakaman Farsan hanya bisa menangis sambil ditemai Ila, karena William dan Darren waktu itu sudah ada di Jakarta untuk menepuh pendidikan S1.

Semuanya menjadi rumit, Farsan tidak punya tujuan selama berhari-hari. Hingga pada akhirnya Farsan datang ke rumah Ila, meminta izin untuk Farsan merantau ke Jakarta.

Tujuan Farsan banyak waktu itu, ia ingin memulai hidup baru, membahagiakan orang tuanya di sana dengan Farsan bangkit dari keterpurukannya, menemui dua sahabatnya untuk tinggal bersama lagi. Dan jelas tujuan utamanya adalah mengumpulkan uang untuk menikahi Ila, maka dari itu Farsan juga meminta restu kepada kedua orang tua Ila, serta berjanji tidak akan main-main kepada Ila.

Sejak waktu itu Farsan dan Ila LDR. Kesabaran mereka titi dengan penuh perjangan. Beberapa kali Farsan kembai ke Malang hanya demi Ila, di hari wisuda Ila Farsan memberikan banyak hadiah serta kejutan yang sangat romantis.

Anehnya setelah satu musibah hidup Farsan kembali berjalan lancar. Diumur dua puluh tiga tahun ekonomi Farsan stabil, tabungannya banyak, jabatannya semakin tinggi. Bahkan, Darren dan William bisa masuk ke peruhaaan tempat Farsan bekerja berkat sahabatnya itu.

Akan tetapi, di beberapa kesempatan Farsan sering curhat masalah bosnya. Ada yang aneh dengan gerak-gerik CEO muda yang menempati kantornya sekarang.

Farsan yang berada di posisi sekretaris dua juga merasa semakin risih dengan segala kesempatan yang Nendra ambil selama ini. Terlebih lagi Farsan pria normal jadi dia merasa jijik.

Wiliiam dan Darren menyarankan berhenti dari pekerjaan saja, tapi Farsan enggan karena untuk mencapai karirnya sekarang sangat sulit. Ia terlalu nyaman untuk mulai dari nol lagi.

Itu hak Farsan menentukan. Dan untungnya hidup Farsan yang terlihat mulus itu terus berjalan stabil hingga umur Farsan sudah cukup matang untuk menepati janjinya kepada Ila.

Farsan mengambil cuti selama satu bulan dengan penuh pertimbangan. Kedua sahabatnya diberi tahukan jika pernikahannya dengan Ila akan dilakukan bulan itu. Hari itu Farsan akan pulang kampung, memberi kejutan kepada Ila melamarnya dengan serius.

Tapi seminggu setelah kata-kata itu, Farsan malah diberitakan kecelakaan di Jakarta, dan sudah berada di tangan Nendra.

Wiliiam dan Darren terus berusaha menugujungi Farsan, tapi Nendra menghalangi mereka. Di saat Darren menuntut akan melaporkan  Nendra, pria yang punya segalanya itu malah mengancam balik.

William dan Darren bisa dengan mudah diblokir dari perusahaan manapun. Kekuasaan Nendra benar-benar kuat waktu itu. Kefrutasian mereka semakin bertambah saat tahu Farsan mengalami lupa ingatan.

Kedua sahabat itu susah payah melakukan apapun, bahkan rela bertahan di perusahaan Nendra. Mencari tahu tentang Ila yang teryata sudah menikah sekarang ini. Tidak ada lagi fakta yang William dan Darren cari lagi.

Kenapa kebenaran menyakitkan seperti ini? Ingatanku benar-benar dicoret sesuka hati mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa kebenaran menyakitkan seperti ini? Ingatanku benar-benar dicoret sesuka hati mereka.

Memories (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang