Hari yang paling ditakutipun datang. Farsan yang mengenakan pakaian yang sudah disiapkan oleh Nendra berjalan menuju ruang tengah.
Di sana ia melihat keluarga Nendra telah berkumpul semua. Mereka belum ada yang Farsan temui sebelumnya, atau sudah tapi Farsan tidak ingat.
Gian orang pertama yang menyadari keberadaan Farsan hanya memasang wajah ramah. Ia memperhatikan setiap pergerakan Farsan hingga duduk di samping Nendra.
"Farsan sudah tinggal denganmu?" tanya Bella, ibu Nendra yang sepertinya mulai menunjukkan rasa tidak sukanya.
Karena yang ditanya adalah Nendra, Farsan menoleh kepada kekasihnya.
"Saya harap kamu tidak menjadi nyonya sebelum waktunya. Orang-orang seperti kami hanya tinggal satu atap jika sudah menikah." Kembali Bella mengkritik atas keputusan Nendra yang menurut mereka salah.
"Satu bulan lagi kami akan menikah. Dari sekarang atau kapanpun Farsan menjadi nyonya itu adalah haknya. Rumah ini dibangun untuk pasangan Nendra, jadi ini milik Farsan. Satupun tidak ada nama kalian yang terukir di rumah ini, jadi aturan kalian juga tidak berlaku." Nendra menjawab dengan tenang, ia melirik satu-persatu raut wajah anggota keluarga.
Farsan sendiri tidak berani melakukan apa, hanya menunduk agar tidak disalahkan lagi.
"Pernikahan adikmu saja belum terlaksana, bagaimana kami akan mengurus pernikahanmu?" Keren sebagai seorang ayah kini mulai khawatir jika pernikahan putranya tidak berjalan dengan baik.
Namun, Nendra jelas tidak suka pertamyaan dari papanya itu. Ia berdecak kesal dengan raut wajah dinginnya. "Siapa yang menyuruh kalian mengurus pernikahan Nendra?"
Pertanyaan balik Nendra mampu membuat kedua orang tua kandungnya bungkam.
"Nendra akan mengurusnya sendiri. Setelah pernikahan Gian selesai tolong jangan ganggu Nendra lagi, karena nantinya pernikahan Nendra dan Farsan tidak akan melibatkan kalian. Nama kalianpun tidak akan ada di daftar tamu."
Tombak yang Nendra kirimkan dalam kalimatnya mampu melukai perasaan setiap orang. Akan tetapi Nendra tidak peduli itu. Dalam hidupnya sekarang Nendra hanya punya Farsan.
Merasakan tangan hangat Farsan menggegamnya di atas meja, Nendra akhirnya berusaha mengontrol emosinya.
Setelah menghela napas beberapa kali Nendra akhirnya menoleh kepada Farsan dan tersenyum kecil. Ia ingin menangkan Farsan juga.
"Langsung sajikan sarapan hari ini. Sebelum siang diskusi kita mengenai pernikahan Gian harus selesai.
***
Setelah keluarganya pulang, Farsan mengikuti Nendra ke kamarnya. Farsan menutup pintu sebelum menghampiri Nendra yang sepertinya memendam emosi selama menghadapi keluarganya.Farsan mendekat kepada Nendra untuk mengelus bahu calon suaminya itu. "Pak Nendra tidak boleh sekasar itu kepada orang tua sendiri," ucap Farsan yang berusaha membuat Nendra tidak terlalu berjarak dengan keluarganya sendiri.
Mau bagaimanapun masih ada ketulusan yang Farsan lihat di mata mereka.
"Mereka membesarkan saya sebagai robot pekerja, maka balasan saya juga sama. Saya mengagap mereka sebagai tuan," balas Nendra dengan sarkas.
Farsan yang mendengar itu langsung menghela napas. Ia ikut duduk di samping Nendra. "Kalau memang Pak Nendra terluka, saya paham. Tapi suatu saat nanti semua tidak akan selalu sama. Ada waktunya Pak Nendra harus merubah sikap," balas Farsan yang tidak menyerah membujuk Nendra agar tidak terlalu terlewat kesal dengan keluarganya.
"Kalau begitu kamu yang pertama harus berubah. Bisa panggil saya Nendra saja mulai sekarang?" tanya Farsan mengalihkan topik yang pertama.
Tapi kekasihnya itu langsung binggung. Karena dua sudah cukup terbiasa berbicara dengan cara yang sekarang.
"Terlalu formal itu tidak bagus. Ayo kita berubah. Kamu panggil aku Nendra, dan aku akan berhenti menggunakan kata saya."
Farsan semakin berpikir keras, sampai ia akhirnya mengangguk setuju. Sementara Nendra yang puas langsung membawa Farsan ke dalam pelukannya. Mereka suka sekali berpelukan seperti ini.
Semua ada waktunya, dan aku percaya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories (END)
FanfictionSetelah terbangun dari koma Farsan tidak mengingat apa-apa. Ingatannya seperti kertas putih tanpa goresan tinta. Hanya ada seorang pria yang dengan setia merawatnya, mengaku sebagai kekasih Farsan . Namun, di hari pertunangan mereka Farsan kecelaka...