END

198 6 0
                                    

Nendra dan Farsan akhirnya baru bisa melangsungkan pernikahan setelah tiga bulan penuh drama dalam keluarga.

Mereka sepakat menikah karena Gian jug akhirnya bisa hidup normal tanpa harus ke spikiater lagi. Setelah dirawat dengan serius oleh Nendra, Gian juga kini kembali menjadi adik yang baik serta penurut. Walaupun nanti keputusannya untuk tidak menikah seumur hidupnya tetap tidak diubah.

Sebenarnya kabar gembira lainnya juga sempat mereka terima. Orang tua Nendra memutuskan rujuk serta menjadi keluarga harmonis untuk memberi dukungan kepada Gian. Mereka juga sangat merasa bersalah kepada Nendra.

Mereka memutuskan membawa Farsan dan juga Gian tinggal bersama. Sementara Nendra dibiarkan tinggal sendiri, sebab katanya sepasang kekasih yang belum sah menikah tidak boleh berada dalam satu atap.

Tapi Nendra tahu itu hanya alasan. Mereka menyayangi Farsan, dan mengambil kesempatan. Nendra sendiri sebagai anak kandungnya saja dilupakan.

Bukannya Nendra cemburu, hanya untuk berpacaran dengan Farsan itu sangat sulit. Nendra hanya bisa diam-diam ke toko roti Farsan agar tidak diganggu saat berduaan.

Tapi sekarang penantiannya usai. Setelah menikah Nendra sudah boleh tinggal di rumah orang tuanya juga.

Melihat Farsan dengan balutan baju pegantin berwarna putih susu. Mereka berdua sama-sama menggunakan jas, hanya saja pakaian Farsan lebih meriah sebagai pihak bawah.

Riasan wajah Farsan yang tipis menambah kesan manis, cantik, imut, serta tampan secara bersamaan. Apalagi saat menyambut tamu, lesung pipinya langsung terbentuk cukup dalam.

"Cantik," bisik Nendra yang membuat Farsan menoleh malu. Wajahnya begitu meran layaknya gadis muda yang suka salting.

"Kamu juga tampan," lirih Farsan, yang wajahnya semakin merah lagi, mungkin karena malu sendiri.

Nendra senang mendapat pujian, jadi dia langsung mengecup pipi Farsan tidak sabaran.

"Ekhem," dehem Bella, membuat Nendra ssketika menoleh ke arahnya mamanya.

Farsan yang malu mencubit pelan lengan Nendra, ia tersenyum malu-malu kepada Bella.

"Anak Mama diapakan, hah. Sini jangan dekat-dekat dia." Bella membawa menantunya ke dalam pelukan.

Berbeda halnya dengan Nendra yang sudah lelah melihat tingkah mamanya yang posesif.

Ia langsung melirik Gian, yang mengelus pundaknya dengan wajah berpura-pura sedih.

"Nanti malam pertama awas saja membuat Farsan kesakitan," ancam mamanya dengan mada penuh kegalakan. Seperti ibu-ibu komplek saja.

Tapi Nendra yang kesal langsung membalas. "Tenang aja, kita malam pertamanya di Itali, besok kita langsung bulan madu." Nendra ingin merebut Farsan dari tangan Bella, tapi lebih dulu ditepis kasar.

Sementara Keren yang melihat keluarganya mulai hangat sekarang hanya tersenyum kecil. Dengan jiwa seorang ayahnya, dia membawa Nendra dan Gian ke dalam pelukannya.

"Papa jangan kecup!" geram Giam yang malah mendapat hadiah tidak terduga.

***
"Sedang apa kamu?" tanya Keren yanh melihat Gian, anak bungsunya sangat sibuk main tablet.

Wajahnya juga sumringah, tidak seperti orang-orang yang sedang pusing bekerja.

"Keluarga Wilasan bangkrut, Pa. Gian berhasil minin saham itu keluarga," ucap Gian penuh bangga.

Keren yang mendengar itu hanua geleng-geleng kepala. Berbulan-bulan anaknya sibuk hanya untuk membuat keluarga mantan istrinya bangkrut.

Tapi seketika dia ingat dengan Nendra, bukannya anaknya itu menyutikkan dana dan belum kembali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Memories (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang