Gian Donahue merupakan adik dari Ganendra Dohanue yang berusia 27 tahun. Sebagai anak bungsu Gian adalah kesayangan keluarga. Dulu sebelum mamanya ketahuan selingkuh, Gian lah yang selalu menjadi pusat perhatian kedua orang tuanya.
Namun, diusia yang masih dini Gian harus merasakan hancurnya hidup, setelah sang papa membongkar perselingkuhan mamanya waktu menjelang lahiran sang kakak. Akibatnya Nendra juga sempat diragukan sebagai keturunan murni keluarga Donahue.
Gian yang pada dasarnya lebih terbiasa dirawat oleh sang mama tetap memilih meninggalkan rumah dan hidup berdua saja. Papa tidak bisa menolak, karena takut kalau sampai sang anak tertekan hanya karena perebutan hak asuh.
Namun, keputusan itu membuat Gian sadar, kalau ada satu orang yang menjadi tidak terurus dan dididik begitu keras hingga terbentuk menjadi pewaris tanpa karakter pasti. Yang jelas Nendra benar-benar menjadi robot pekerja keluarga tanpa kasih sayang ataupun ikatan batin antar mereka.
Pada saat Nendra untuk pertama kalinya tertarik kepada orang. Mulai membentuk karakter hangat layaknya manusia kepada seorang pegawai di kantornya, Gian benar-benar turut merasa senang. Gian sehabis bekerja selalu mengintip berbagai ekspresi langka yang kakaknya tunjukkan kepada kariawan spesial itu.
Gian tahu dirinya egois, maka dari itu dia berusaha memberikan yang terbaik kepada kakaknya. Sampai kejadian itu terjadi.
Sepengatuannya itu tidak ada sangkut pautnya dengan sang mama, tapi Gian malah menuduh mama dan semakin jauh dari kami semua. Tidak ada yang bisa melakukan apapun, sampai kita hanya pasrah melihat sorot benci Nendra kepada keluarganya sendiri.
Tapi demi tetap menjaga senyuman yang ingin Gian lihat dari kakaknya. Gian datang kepada sang mama untuk menggatikan perjodohan ini dengan hati yang tidak ikhlas. Lagi pula dia punya cara untuk lepas nanti, pasalnya bisa saja di tengah pernikahan Gian menghamili wanita lain atau membuat Yata Wilasa itu menyerah dengan pernikahan mereka.
Baru saja Giant menyebut nama itu dalam pikiran, seseorang tiba-tiba masuk setelah mengetuk pintu beberapa kali.
Alis Giant berkerut memandang Yata yang memang tidak ia sukai dari sudut pandang manapun. Dia lelaki, dan Gian benci dengan lelaki pihak bawah yang menjijikan baginya. Namun, demi kebahagiaan Nendra, Gian harus tahan kali ini.
"Ada apa?" tanya Gian ketus, saat melihat Yata telah berdiri di depannya membawa sekotak bekal.
Yata hanya tersenyum manis. Dia menyerahkan kota bekal yang telah dibawanya kepada Gian tanpa perasaan tersinggung.
"Apa aku terlihat seperti anak-anak sehingga dibawakan kotak makan siang?!" Gian marah, dia mendorong kotak makan siang itu hingga jatuh ke lantai.
Yata yang melihatnya tentu terkejut, ia langsung prostes dengan nada yang terkesan sabar. "Papa Keren menyuruhku main ke kantormu, jadi aku datang sambil membawa hasil masakanku."
Alis Gian berkedut sekarang. Ini yang membuatnya semakin jijik. Giant yang tidak bisa menahan kata-kata kasar langsung mencemoh Yata begitu saja.
"Benar-benar penjilat. Saat tahu aku yang menggatikan kakakku untuk dijodohkan dengamu, target kamu ubah begitu saja?" tanya Garen dengan nada menghina.
Namun, Yata hanya bisa menggeleng cepat. "Tapi aku tidak pernah bertemu kak Nendra."
"Aku lihat kamu kemarin lebih tertarik kepada kakakku, kamu sering melihatnya kemarin, lalu sekarang kamu menjilat aku supaya bisa dekat-dekat dengan kak Nendra, kan?"
Gian semakin mencela, merendahkan harga diri Yata agar calon tunangannya itu tahu karakter Gian yang tidak akan pernah menerimanya sampai kapanpun.
Dilihat-lihat Yata juga tidak marespon apalagi, ia hanya menunduk saat dituduh hingga membuat Gian lama-lama kesal.
Gian menendang mejanya sendiri, lalu berjalan mendekati Yata untuk menekannya untuk berlutut.
"Bersihkan itu!" perintah Gian sambil menunjuk makanan tumpah yang ada di samping meja kerja Gian.
Yata otomatis mendongak, dia menatap wajah tak suka Gian yang sangat ketara sekali.
"Aku perlu mengambil sapu dan ...."
"Pakai tangan, lagi pula kamu dengan makanan yang jatuh itu sama kotornya," sinis Gian yang berjalan memutari Yata, sehingga terlihat seperti Yata bersimpuh di hadapan Gian.
"Setelah selesai tolong pergi dan jangan ganggu aku lagi, kalau tidak kamu tahu apa akibatnya!"
Sakit tapi aku bisa apa? Orang-orang memang biasanya memberiku luka bukan obat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories (END)
Fiksi PenggemarSetelah terbangun dari koma Farsan tidak mengingat apa-apa. Ingatannya seperti kertas putih tanpa goresan tinta. Hanya ada seorang pria yang dengan setia merawatnya, mengaku sebagai kekasih Farsan . Namun, di hari pertunangan mereka Farsan kecelaka...