• ⟡ 「 𝟎𝟏 - 𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐀𝐰𝐚𝐥𝐚𝐧? 」 ⟡ •

1K 132 32
                                    

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡

Wushh~

Angin dingin menerpa seorang pemuda beriris ruby. Ia saat ini sedang berjalan di sekeliling taman dengan sebuah koper hitam dipegangannya.

Ya, ia baru saja diusir dari rumahnya.

'Huhh.. aku harus kemana? Ini sudah malam..' Ujar batin pemuda itu bingung.

Ia adalah Halilintar Vral Thunderstrom. Anak sulung dari seorang CEO yang terkenal, sekaligus sang sulung dari Elemental siblings.

Tetapi meskipun begitu.. ternyata, hari dimana ia harus hidup susah pun akhirnya tiba.

Salah satu adiknya hampir mati karena sebuah insiden. Ia diserang oleh segerombolan orang tak dikenal yang sebenarnya mengincar nyawa Halilintar.

Saat itu, mereka salah mengira bahwa adik Halilintar adalah dirinya. Sehingga mereka pun memutuskan untuk menyerangnya.

Untungnya, mereka cepat sadar dan tak melanjutkan penyerangan. Alhasil adik Halilintar pun sempat diselamatkan.

Halilintar, ia pun akhirnya disalahkan atas insiden itu.

Ayahnya< Amato Vral Elemental, memutuskan untuk mengeluarkan Halilintar dari KK. Hal itu memaksa Halilintar untuk pergi dan menjalani hidupnya yang baru.

Adik-adiknya pun juga tak ada yang mau membelanya sedikitpun. Mereka semua entah kenapa justru membenci Halilintar.

Ya, mereka benci. Sangat-sangat membencinya.

Puk..

Halilintar mendudukkan dirinya di sebuah kursi taman. Ia memandang kosong sekumpulan bunga dihadapannya.

'Kenapa? Kenapa mereka menyalahkanku?' Tanya batinnya bingung.

Halilintar pada akhirnya pun melamun disitu untuk waktu yang lama. Sampai suatu suara berhasil membuyarkan lamunannya.

Jdarr!

Ah.. ternyata itu suara petir. Langit sepertinya akan menurunkan hujannya. Lalu tak lama kemudian, hujan pun akhirnya mulai turun.

'Argh! Kenapa harus sekarang?' Gerutu batin Halilintar kesal.

Halilintar pun sontak berdiri dari duduknya dan mulai mencari tempat teduh. Pada akhirnya, ia pun terpaksa duduk di depan sebuah minimarket.

"Huft.. hujannya semakin deras.." Gumamnya lirih.

Ia bingung, sangat bingung.

Sekarang.. apa yang harus ia lakukan?

Ia akui umurnya itu memang sudah cukup jikalau untuk hidup mandiri. Tapi tetap saja. Ia butuh bimbingan. Ia butuh seseorang yang bisa mengarahkannya. Ia butuh, seseorang.

Ia butuh..

Sangat butuh..

• 「⟡」 •

Tapp..

Tapp..

Tapp..

Puk..

Be Independent [Halilintar] || 「𝘖𝘯 𝘎𝘰𝘪𝘯𝘨」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang