• ⟡ 「 𝟐𝟎 - 𝐋𝐞𝐝𝐚𝐤𝐚𝐧 」 ⟡ •

435 79 6
                                    

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡

"Hali? Kau mau kemana?" Tanya Voltra ketika ia melihat Halilintar hendak keluar.

"Aku hanya ingin ke kantin rumah sakit, tuan Voltra pasti lapar kan? Aku akan membelikan tuan makanan." Jawab Halilintar pelan.

"Ah baiklah.. terima kasih, tapi bisakah kau tidak memanggilku dengan sebutan 'tuan'?"

"Hm? Kenapa kau tidak ingin dipanggil 'tuan'? Apakah kau tidak suka dipanggil seperti itu?"

"Ah tidak Hali.. maksudku, bisakah kau tidak memanggilku 'tuan' di luar jam kerja?"

"Ah baiklah.. aku mengerti, Voltra."

Mendengar ucapan Halilintar, Voltra pun seketika tersenyum tipis. Ia kemudian membiarkan Halilintar pergi ke kantin.

Drrtt..

Drrtt..

Voltra menengok, handphone miliknya bergetar di samping kasur. Dengan cepat, ia pun segera mengambilnya. Ternyata, salah satu temannya menelponnya.

"Halo?"

"Voltra! Aku dengar kau diserang oleh si sialan itu, apakah kau baik-baik saja?!

"Ya, aku baik-baik saja.."

"Huft.. syukurlah kalo begitu.. ngomong-ngomong bagaimana kau bisa lari dari dia?"

"Hm.. ya kabur! Aku juga kebetulan saat itu bertemu dengan sekretaris pribadiku, jadi dia membantuku untuk pergi dari sana dan membawaku ke rumah sakit!" Ujar Voltra sembari memperhatikan pintu tempat Halilintar keluar tadi.

"Oh begitu.. lalu apakah sekertaris yang kau maksud itu adalah orang yang waktu itu kau bicarakan? Orang yang sebenarnya adalah target dari si sialan itu?"

"Ya begitulah.."

"Bodoh.. tidak heran si sialan itu ingin membunuhmu, kau ternyata mendekati targetnya! Bahkan menjadikannya sekertarismu!"

"Hey-hey, itu tidak benar. Aku tidak bermaksud mendekatinya tau. Dia itu kebetulan membantuku saat aku dijambret, jadi aku pun berkenalan dengannya!"

"Lalu? Aku yakin setelah berkenalan dengannya, kau pasti sudah tau bahwa ia adalah target si sialan itu kan?"

"Hehe.. iya sih.."

"Kalo begitu kenapa kau masih mendekatinya?"

Mendengar pertanyaan dari temannya, Voltra pun hanya bisa tersenyum tipis. Ia memejamkan matanya sebentar.

"Ya karena.. ia ternyata adalah orang itu.."

"Orang itu? Apa maksudmu Voltra?"

"Hmm.. begini, aku sudah pernah menceritakan tentang tante Kira'na kepadamu kan?"

"Ah iya! Kalo tidak salah, ia itu adalah dokter yang mendonorkan kornea matanya untuk salah satu pasiennya kan?"

"Ya.. kau benar sekali, Beliung.."

Mendengar perkataan Voltra, temannya yang bernama 'Beliung' itupun berkacak pinggang. Tapi masih ada satu hal yang membuatnya bingung.

"Hm? Baiklah? Lalu kenapa? Apa hubungannya tante Kira'na dengan sekertarismu itu?"

Be Independent [Halilintar] || 「𝘖𝘯 𝘎𝘰𝘪𝘯𝘨」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang