⟡ ------------------------- ⟡
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?⟡ ------------------------- ⟡
「 𝐅𝐥𝐚𝐬𝐡𝐛𝐚𝐜𝐤 - 𝟏𝟎 𝐘𝐞𝐚𝐫𝐬 𝐚𝐠𝐨 」
⟡ ------------------------- ⟡
Tapp..
Tapp..
Tapp..
"Siapapun! Tolong putraku!"
Seorang wanita paruh baya berlari di lorong rumah sakit dengan seorang anak lelaki di gendongannya. Ia berlari secepat mungkin, sampai akhirnya ada beberapa suster yang menghampirinya.
"Kumohon.. tolong selamatkan putraku.. aku mohon!"
Wanita itu terus memohon secara tidak sadar. Saat ini dipikirannya hanyalah tentang keselamatan putranya. Ia tidak memikirkan tentang keadaannya sama sekali. Padahal sedari tadi ada darah yang terus keluar dari pelipisnya. Darah itu menetes disepanjang langkahnya menuju rumah sakit.
"Bu, tolong tenang dan jangan panik! Kami akan melakukan yang terbaik untuk menolong putra anda! Jadi tenanglah!"
Seorang dokter perempuan dengan iris ruby miliknya datang dan menenangkan wanita paruh baya itu. Untuk sejenak, ia kagum akan penampilan wanita itu. Meskipun umur wanita itu sudah mencapai 40 tahun lebih, tapi ia masih terlihat muda. Apalagi melihat tubuhnya yang seperti tak pernah menua.
"Kumohon.. selamat kan putraku.."
"Baiklah, tapi anda tenang dulu ya? Anda saat ini juga terluka, jadi anda juga harus diperiksa!"
"B-baiklah.."
Lalu dokter dengan iris ruby itupun mulai memeriksa kondisi wanita itu. Wanita itu terlihat pucat sedari saat ia melangkahkan kakinya ke rumah sakit, hal itu membuat dokter dengan iris ruby itupun semakin khawatir.
Terlebih, ternyata luka dipelipis wanita itu lebih parah dari yang ia bayangkan.
"Dia kehilangan banyak darah! Dia harus segera mendapatkan donor darah! Suster! Apa golongan darahnya?"
"Golongan darahnya B- dok!"
"Apakah kita masih memiliki stok darahnya?"
"Sayangnya tidak ada dok, saat ini saya sedang menghubungi rumah sakit lainnya untuk mencoba mendapatkan darah! Tapi sayangnya mereka juga kehabisan darah dengan golongan B-.."
Mendengar penuturan dari suster itu, dokter itupun menggeram kesal. Golongan B- memang salah satu golongan darah langka yang cukup sulit untuk mendapatkan pendonor. Karena ia hanya bisa mendapatkan donor darah dari sesama golongan B-, atau bisa juga dari O-.
Tapi masalahnya, sudah sebulan sejak rumah sakit itu kehabisan darah dengan golongan B- dan O-. Hal ini membuat dokter dengan iris ruby itu semakin menggeram kesal.
"D-dok.."
Dokter itu menoleh seketika saat mendengar wanita itu memanggilnya.
"Iya? Ada apa? Apakah ada yang sakit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Independent [Halilintar] || 「𝘖𝘯 𝘎𝘰𝘪𝘯𝘨」
General Fiction• ⟡ 「 𝐁𝐞 𝐢𝐧𝐝𝐞𝐩𝐞𝐧𝐝𝐞𝐧𝐭 」 ⟡ • ⟡ ------------------------- ⟡ Halilintar Vral Thunderstorm.. Itulah namaku.. Aku adalah seorang anak yang disuruh untuk berdikari. Berdikari, atau kata lainnya adalah mandiri. Sebagai seorang pelajar yang belu...