• ⟡ 「 𝟏𝟗 - 𝐌𝐞𝐧𝐲𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐃𝐢𝐫𝐢 」 ⟡ •

431 77 7
                                    

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡

Tapp..

Tapp..

Tapp..

"Aku harus pergi! Aku harus pergi! Aku harus pergi!"

Voltra berlari sekuat tenaganya. Ia saat ini sedang berlari keluar dari hutan tempat pertemuannya dengan pria paruh baya tadi.

Seluruh langkah yang ia tempuh benar-benar terasa berat. Ya bayangkan saja, kau memaksakan diri untuk berlari dengan luka-luka di sekujur tubuhmu. Sudah pasti menyakitkan bukan? Dan hal itulah yang saat ini sedang dialami oleh Voltra.

Bagian-bagian tubuhnya saat ini sudah terluka cukup parah. Berbagai macam luka pun berhasil tercetak di tubuhnya. Mulai dari luka tembakan di kaki kanan dan lengan kirinya. Lalu luka sayatan pisau di pipi kanannya dan lengan kirinya. Kemudian tusukan pisau di bahu kirinya. Apa tidak tersiksa Voltra jadinya?

"Ah sial.. kenapa jalanan ini sepi sekali?!" Gumam Voltra ketika ia sudah keluar dari daerah hutan. Ia berhenti sejenak untuk menoleh ke kanan dan ke kiri. Guna memastikan apakah akan ada orang yang lewat, tetapi hasilnya nihil.

Karena merasa bahwa ia sudah disusul, alhasil Voltra pun kembali berlari.

'Ah sial bet dah hidupku ini! Harusnya aku tidak datang sendiri tadi!'

Dor!

"Akh!"

Voltra memegangi bahu kanannya yang tertembak. Langkah kakinya seketika terhenti, tapi dengan cepat ia pun kembali berlari. Menghiraukan ribuan peluru yang terbang mengarah padanya.

Voltra mempercepat larinya. Meskipun tubuhnya sudah seperti mati rasa, tapi ia tak peduli. Yang ia pedulikan saat ini hanyalah nyawanya.

Tak lama kemudian, Voltra pun mendengar suara motor dari arah berlawanan. Ia pun segera melambaikan tangannya, guna mendapatkan perhatian dari pengendara itu.

Pengendara motor itu pun kemudian berhenti tepat di depan Voltra. Voltra yang melihatnya pun langsung tersenyum senang, tapi ketika melihat motor milik pengendara tersebut, ia pun langsung membeku di tempat.

'Bukankah motor ini milik.. ah tidak, t-tidak mungkin.."

Selagi Voltra berpikir, pengendara motor itu pun hanya terdiam sembari mengerutkan keningnya bingung. Ya bayangin aja, kamu lagi enak-enaknya berkendara, lalu tiba-tiba saja ada orang yang melambaikan tangannya untuk menyuruhmu berhenti. Lalu setelah berhenti, orang itu justru terdiam dan menatap motormu. Apa gk bikin heran?

Beberapa saat kemudian, pengendara motor itu pun tersentak, ketika tiba-tiba saja ada sebuah peluru yang mengarah padanya. Melihat hal itu, ia pun langsung saja memutar motornya ke arah sebelumnya ia berasal.

Setelah itu, ia pun langsung mengkode Voltra untuk segera naik ke atas motornya. Karena agak panik, akhirnya Voltra pun tanpa berpikir lagi langsung reflek menaiki motor itu. Kemudian pengendara motor itupun langsung melesat menjauh.

"Sial.. dia kabur!" Geram salah satu orang yang tadi mengejar Voltra.

• 「⟡」 •

Saat merasa bahwa mereka sudah cukup jauh, Voltra pun langsung menghela nafas panjang.

"Huft.. terimakasih, jika saja kau tidak ada disana tadi, aku pasti sudah mati ditangan mereka!" Ucapnya pelan. Ia pun menengok ke arah sang pengendara. Tapi sayangnya, ia tak bisa melihat wajahnya sama sekali, karena pengendara itu menggunakan helm full face.

Be Independent [Halilintar] || 「𝘖𝘯 𝘎𝘰𝘪𝘯𝘨」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang