⟡ ------------------------- ⟡
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?⟡ ------------------------- ⟡
Dorr!
Brukk!
Crsytal terjatuh, saat sebuah peluru menembus kaki kanannya. Ia pun kemudian menggeram kesal. Dengan cepat, ia langsung berdiri dan kembali berlari. Saat ini, ia sedang melarikan diri dari ketiga pria berjas hitam yang sedang mengejarnya di sebuah gang sepi.
'Ughh.. sial.. sepertinya pria itu benar-benar berniat untuk membunuhku!'
Crsytal mempercepat larinya, ketika ia menyadari bahwa di depannya terdapat sebuah jalan raya. Melihat di depan ada jalan raya, ketiga orang yang mengejar sosok Crsytal pun langsung berhenti. Mereka memutuskan untuk berbalik dan tak mengejar lebih lanjut.
Melihat bahwa ia sudah tak lagi dikejar, seketika Crsytal pun menghela nafas panjang. Ia kemudian memperhatikan sekitarnya yang agak ramai.
Karena ia tidak tau ini dimana, ia pun akhirnya memutuskan untuk duduk di sebuah halte bis. Ia kemudian memeriksa handphone miliknya yang sudah tidak berfungsi, dikarenakan ada sebuah lubang tepat ditengah handphone itu.
Ya, handphone itu terkena sebuah peluru yang untung saja tidak melukai Crsytal sedikitpun.
'Sial.. mereka menghancurkan handphoneku! Erk.. sekarang aku tidak bisa menghubungi Voltra ataupun Beliung..'
Disaat Crsytal sedang termenung memikirkan nasibnya, ia tidak sadar akan kedatangan sebuah bis yang berhenti tepat didepannya. Perlahan-lahan, orang-orang mulai turun dari bis itu. Mereka semua yang melihat keadaan Crsytal pun hanya bisa bergidik ngeri.
Ya bayangkan saja. Crsytal duduk dengan tenangnya, saat dimana kakinya sedang mengeluarkan darah bekas tembakan dari sebuah peluru. Lalu ditangannya ada sebuah handphone yang hampir hancur. Pakaiannya pun juga sangat kotor dan berantakan. Kemudian tatapannya, tatapannya benar-benar kosong. Apa gk bikin ngeri, penampilan Crsytal saat ini?
Tapi meskipun keadaan Crsytal memperihatinkan seperti itu, mereka tidak ada yang berniat untuk membantu ataupun menanyakan keadaannya sama sekali. Mereka lebih memutuskan untuk pergi dan melupakan apa yang baru saja mereka lihat.
Sampai pada akhirnya, Halilintar pun keluar dari bis itu. Ia melihat keadaan Crsytal yang tidak karuan. Awalnya ia tidak ingin peduli. Tapi ketika melihat wajah Crsytal, ia justru tersentak.
Ia merasa, seperti pernah melihat wajah Crsytal di suatu tempat. Tidak secara langsung, melainkan sekilas. Sepertinya, Halilintar melihat wajahnya dalam bentuk foto. Tapi dimana ia melihatnya?
Akhirnya, Halilintar pun menatap wajah Crsytal dalam diam. Crsytal yang perlahan mulai sadar akan tatapan Halilintar pun akhirnya mendongak. Ia kemudian menaikkan sebelah alisnya sebagai tanda tanya.
Halilintar yang melihat respon itu pun berusaha tersenyum tipis. Ia kemudian langsung mendekat dan duduk di samping Crsytal. Membuat Crsytal malah mengerutkan keningnya bingung.
"Siapa namamu?"
Mendengar pertanyaan dari Halilintar, seketika Crsytal pun terdiam. Dengan sedikit ragu, ia pun menjawab. "Crsytal, kau bisa memanggilku Crsy.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Independent [Halilintar] || 「𝘖𝘯 𝘎𝘰𝘪𝘯𝘨」
General Fiction• ⟡ 「 𝐁𝐞 𝐢𝐧𝐝𝐞𝐩𝐞𝐧𝐝𝐞𝐧𝐭 」 ⟡ • ⟡ ------------------------- ⟡ Halilintar Vral Thunderstorm.. Itulah namaku.. Aku adalah seorang anak yang disuruh untuk berdikari. Berdikari, atau kata lainnya adalah mandiri. Sebagai seorang pelajar yang belu...