• ⟡ 「 𝟐𝟏 - 𝐒𝐞𝐤𝐞𝐫𝐭𝐚𝐫𝐢𝐬 𝐏𝐫𝐢𝐛𝐚𝐝𝐢𝐧𝐲𝐚 」 ⟡ •

396 87 3
                                    

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡

Tes..

Satu buliran bening berhasil lolos dari sudut mata Voltra. Ia memandang kosong ke arah rumah sakit itu yang sudah tertutupi oleh api.

Para pemadam kebakaran pun langsung berlarian untuk memadamkan api. Sementara para polisi, dokter dan suster membantu beberapa orang yang terluka.

Ya, ada beberapa orang yang belum dievakuasi. Mereka terlambat keluar, sehingga akhirnya harus menerima dampak dari ledakan itu. Lalu sepertinya, Halilintar menjadi salah satu bagian dari mereka.

"Voltra? Kau tadi bilang apa?" Tanya Crsytal bingung. Tadi perkataan Voltra terputus saat rumah sakit itu meledak. Hal itu membuat Crsytal tidak mendengarnya dengan jelas.

Tapi bukannya jawaban yang Crsytal dapatkan, ia justru melihat air mata Voltra turun. Hal itu tentu saja membuatnya terkejut. Ini adalah pertama kalinya ia melihat Voltra menangis.

"Voltra? Ada apa? Apakah ada yang sakit?" Tanyanya panik.

"T-tidak.. tidak ada yang sakit.." Jawab Voltra dengan suara yang pelan dan bergetar, bahkan nyaris tidak terdengar. Tapi untungnya telinga Crsytal tak seburuk itu untuk tidak mendengarnya.

"Kalo tidak ada yang sakit, maka kenapa kau menangis?"

"Halilintar, sekertarisku.. sepertinya, ia masih ada disana.." Jawab Voltra sembari menatap kobaran api itu.

Crsytal yang mendengarnya pun langsung membulatkan matanya.

"Halilintar? Target si sialan itu? Dia sekertarismu?" Tanyanya kaget.

"Bagaimana bisa? Bagaimana bisa kau merekrutnya untuk menjadi sekertarismu Volt? Pantas saja si sialan itu mau membunuhmu, ternyata kau mendekati targetnya ya? Astaga.. benar-benar bodoh! Tindakanmu ini bahkan lebih bodoh daripada si Beliung itu! Dia masih bisa berpikir, sedangkan kau? Kau malah melakukan hal yang membahayakan seperti in-"

Bughh!

Ya, Voltra menghadiahi Crsytal sebuah pukulan penuh makna. Ia menatap kesal Crsytal yang saat ini sedang meringis pelan.

"Sempat-sempatnya kau menceramahiku disaat-saat seperti ini ya!" Gumamnya dengan gigi yang saling menggeretak.

"A-aduhh.. kejam banget sih.." Ujar Crsytal sembari memegangi perutnya yang dipukul.

"Biar apa? Biar kapok!"

"Ish.. kau ini tidak tau cara berterima kasih, Volt!"

"Kau juga tidak tau cara membedakan situasi!"

Voltra dan Crsytal saling menatap tajam. Bahkan percikan listrik pun terlihat dari tatapan mereka berdua. Tapi sayangnya, tatapan itu tak berlangsung lama, setelah Voltra tiba-tiba saja memutuskan tatapan itu. Ia menoleh ke arah api yang sudah mulai padam.

"Kalo kau bertanya mengapa aku menjadikannya sekertarisku, maka tanyakanlah pada Beliung. Karena aku sudah menceritakannya padanya tadi!"

Crsytal yang mendengar penuturan dari Voltra pun hanya terdiam. Tapi tak lama kemudian, ia pun mengangguk mengerti.

"Baiklah.." Jawabnya pelan.

Tapp..

Tapp..

Be Independent [Halilintar] || 「𝘖𝘯 𝘎𝘰𝘪𝘯𝘨」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang