• ⟡ 「 𝟑𝟑 - 𝐌𝐮𝐥𝐚𝐢𝐧𝐲𝐚 」 ⟡ •

316 66 9
                                    

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡

"Kak Rev, apakah menurutmu ini adalah hal yang benar?"

"Hm? Apa maksudmu, Boy?"

"Uhh.. kau tau kan? Pria itu entah kenapa menargetkan Halilintar. Lalu sekarang kalo ia tau bahwa Halilintar masih hidup, ia pasti akan kembali menargetkannya."

"Iya.. lalu?"

"Lalu.. apakah membiarkan Halilintar sendirian di rumah tanpa pengawasan sama sekali adalah hal yang bagus? Apalagi kan tadi kita menyuruhnya membeli makanan di luar.."

"Tenanglah.. lagipula wajah Halilintar saat ini sudah tidak sama seperti dulu lagi bukan? Ia juga pasti akan bisa menjaga dirinya sendiri."

"Kak Rev? Apakah kau tidak khawatir sedikitpun?"

"Tentu saja, tidak mungkin aku khawatir dengannya-"

'-Ya pasti aku khawatir dengannya lah. Kalo aku benar-benar tidak khawatir, aku pasti sudah menelantarkannya saat ini dan tidak akan menyuruh 3 bodyguard untuk mengawasinya secara diam-diam.'

"Oh ya kak Rev, apakah menurut kakak.. kita bisa kembali dengan selamat?"

Mendengar pertanyaan dari Boboiboy, seketika Reverse pun terdiam. Ia menoleh ke arah Boboiboy dengan kaku.

"Kau.. tidak yakin akan selamat?"

"Ah tidak kak! Bukan begitu maksudku.. hanya saja.. aku rasa aku akan menjadi beban kakak.." Boboiboy seketika menundukkan kepalanya. Tangannya mengepal erat seiring hembusan nafasnya yang mulai memberat.

Reverse yang mendengar ucapannya pun langsung mengelus-elus kepala Boboiboy pelan. Ia kemudian menunjukkan sebuah kertas kecil kepada Boboiboy. Boboiboy yang melihat kertas itu pun seketika langsung terdiam. Ia dengan sedikit ragu, mengambil kertas itu.

'Ini kan..'

"Ada apa Boy? Apakah kau benar-benar ingin mati setelah melakukan hal ini? Kenapa kau tidak berpositive thinking dulu? Bukan hanya demi kakak.. tapi juga demi dia."

Mendengar penuturan dari sang kakak, seketika Boboiboy pun kembali terdiam. Ia memandang kertas kecil di pegangannya itu dengan tatapan yang tak diartikan. Sebelum pada akhirnya menempelkan kertas itu ke dadanya.

"Kau benar kak.. aku harus bertahan apapun yang terjadi. Untuk dirimu, dan juga dia."

• 「⟡」 •

"Ini perasaanku aja, atau memang sedari tadi ada seseorang yang mengikutiku ya?" Gumam Halilintar sembari menengok ke belakangnya. Entah kenapa sejak meninggalkan kediaman keluarga Xral, ia merasa seperti diikuti oleh seseorang.. atau mungkin sekelompok?

Karena terlalu sibuk menengok ke belakang, Halilintar jadi tidak sadar akan seseorang yang memperhatikannya dari depan. Orang yang memperhatikan Halilintar itu pun langsung berlari ke arah Halilintar.

Be Independent [Halilintar] || 「𝘖𝘯 𝘎𝘰𝘪𝘯𝘨」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang