⟡ ------------------------- ⟡
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?⟡ ------------------------- ⟡
Tapp..
Tapp..
Tapp..
Halilintar melangkahkan kakinya keluar dari mobil hitam milik Reverse. Ia kemudian menoleh dan tersenyum tipis pada kedua kakak angkatnya itu.
"Hali, jaga diri baik-baik. Nanti kak Rev akan menjemputmu. Tapi kali semisalnya ia telat, kau bisa meneleponku, okey?"
"Okey kak Boy."
"Baiklah.. kalo gitu, kami pergi dulu, bye!" Ujar Reverse sembari kembali menjalankan mobilnya. Halilintar pun hanya mengangguk dan melambai kecil.
Saat mobil mereka sudah menghilang dari pandangan Halilintar. Seketika wajah Halilintar pun berubah 180°. Ia melunturkan senyumannya dan menatap sekelilingnya dengan dingin.
'Huft.. mari kita mulai..'
Halilintar pun pada akhirnya mulai memasuki daerah sekolahnya.
• 「⟡」 •
"Eh? Bukannya itu Halilintar ya?"
"Ihh.. kok dia masih bisa sekolah sih? Bukannya seharusnya ia dipenjara ya?"
"Aku dengar-dengar, ia udah dikeluarin dari KK-nya loh."
"Ish.. dia gk pantas untuk sekolah disini."
"Haishh.. padahal dulu aku sempat suka sama dia lho."
Ya, beberapa orang sedang berbicara tentang Halilintar. Halilintar yang mendengar dirinya menjadi bahan pembicaraan pun hanya bersikap acuh.
'Huft.. padahal itu bukanlah salahku..'
Pada akhirnya, Halilintar pun menggunakan headphonenya dan mulai berjalan ke kelasnya. Tak memperdulikan orang-orang yang memandangnya dengan pandangan tak suka.
Cklekk..
Byurr..
"..."
"Hahaha!!"
Suara tawa di kelas Halilintar seketika pecah, saat Halilintar tertimpa seember air dari atas pintu.
"Hahaha! Rasain tuh! Dingin kan?!" Ujar salah satu siswa.
Halilintar pun tak menjawab, ia hanya menatap seisi kelas itu dengan tajam. Giginya perlahan-lahan mulai saling menggeretak.
"Siapa yang naruh airnya hah?!"
'Glek!'
Seketika satu kelas itupun menelan ludahnya dengan susah payah ketika mendengar suara dingin dari Halilintar.
Halilintar akui, reputasinya sebagai anak sulung dari seorang CEO memang sudah hancur. Tapi reputasinya sebagai singa kelas tak akan pernah hancur! Camkan itu!
"Eh Hali? Kamu kenapa?" Tanya pak Zola, selaku seorang guru yang baru saja hendak masuk.
"Huft.. hanya tertimpa air dingin dari ember yang diletakkan di atas pintu, pak.." Ujar Halilintar tanpa mengalihkan tatapan tajamnya dari teman-temannya itu. Ah.. entah apakah mereka masih bisa disebut sebagai teman setelah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Independent [Halilintar] || 「𝘖𝘯 𝘎𝘰𝘪𝘯𝘨」
General Fiction• ⟡ 「 𝐁𝐞 𝐢𝐧𝐝𝐞𝐩𝐞𝐧𝐝𝐞𝐧𝐭 」 ⟡ • ⟡ ------------------------- ⟡ Halilintar Vral Thunderstorm.. Itulah namaku.. Aku adalah seorang anak yang disuruh untuk berdikari. Berdikari, atau kata lainnya adalah mandiri. Sebagai seorang pelajar yang belu...