⟡ ------------------------- ⟡
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?⟡ ------------------------- ⟡
"Jadi itu ia semua yang harus kau lakukan jika kau menjadi sekretarisku, apa kau paham?" Tanya Voltra sembari melipat kedua tangannya.
Ia saat ini sedang berada di ruangan pribadinya bersama dengan Halilintar. Ia baru saja selesai menjelaskan tentang tugas-tugas yang mungkin saja akan Halilintar kerjakan jika ia mau menjadi sekretaris pribadinya.
"Ya.. aku paham.." Gumam Halilintar pelan.
Jujur saja ia tak terlalu terkejut dengan banyaknya kemungkinan tugas yang akan ia dapatkan. Karena dulu ia juga sering membantu ayahnya seperti ini. Itu bahkan sudah menjadi rutinitasnya sejak ibunya tiada beberapa tahun yang lalu.
Sebagai anak pertama, bukankah sudah menjadi kewajibannya untuk membantu sang ayah? Ya, dan itulah yang dulu ia lakukan.
"Nah.. kalo sudah paham, jadi bagaimana keputusanmu?" Tanya Voltra sembari memperbaiki posisi duduknya dan memandang Halilintar tajam.
"Huhh.. yaa.. kurasa aku akan menerimanya.."
"Hah?! Beneran?"
"Tentu!"
"Ah, senang mendengarnya. Jadi, ayo kita lakukan yang terbaik, tuan Halilintar." Seru Voltra sembari menyodorkan tangan kanannya ke arah Halilintar.
Halilintar pun termenung sembari menatap lekat tangan Voltra yang disodorkan ke arahnya. Perlahan-lahan, bibirnya mengukir sebuah senyuman tipis. Ia pun kemudian langsung menjabat tangan Voltra.
"Ya! Mari kita lakukan yang terbaik, tuan Voltra."
• 「⟡」 •
Cklekk..
Pintu kamar milik Duri dan Solar tertutupi. Ice, pemuda itu baru saja keluar dari kamar duo bungsu itu. Ia menundukkan kepalanya. Lalu tak lama kemudian, ia menghela nafas dan langsung berjalan ke kamarnya.
"Huft.. ada-ada saja.. aku kira ada apa.."
⟡ ------------------------- ⟡
「 𝐅𝐥𝐚𝐬𝐡𝐛𝐚𝐜𝐤 」
⟡ ------------------------- ⟡
"Solar? Kau kenapa menangis?" Tanya Ice sembari mendekati Duri dan Solar.
"Ah.. tidak ada apa-apa kak Ice.. cuma Solar tadi terlalu terbawa emosi aja.." Jawab Duri.
"Hm? Terbawa emosi kenapa?"
"Tadi.. Duri cuma nanya apakah Solar itu benci sama kak Hali atau nggak.. soalnya Solar kayaknya rada bimbang gitu.. mungkin?"
Mendengar penuturan dari Duri, seketika Ice pun mengerutkan keningnya. Tumben sekali adik-adiknya ini membahas kakak tertua mereka? Ada sesuatu yang terjadi kah? Apalagi tadi Duri juga menyebut Halilintar dengan embel-embel 'kak'.
"Kenapa kalian tiba-tiba bahas kak Hali?"
"Uhm.. Duri cuma mau memastikan sesuatu aja.."
"Astaga Duri.. tapi lihatlah! Kau jadi membuat Solar menangis! Cepat minta maaf!" Ujar Ice sembari melipat kedua tangannya.
"Uhm.. baiklah, Solar, Duri minta maaf ya? Solar gk marah kan sama Duri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Independent [Halilintar] || 「𝘖𝘯 𝘎𝘰𝘪𝘯𝘨」
Ficción General• ⟡ 「 𝐁𝐞 𝐢𝐧𝐝𝐞𝐩𝐞𝐧𝐝𝐞𝐧𝐭 」 ⟡ • ⟡ ------------------------- ⟡ Halilintar Vral Thunderstorm.. Itulah namaku.. Aku adalah seorang anak yang disuruh untuk berdikari. Berdikari, atau kata lainnya adalah mandiri. Sebagai seorang pelajar yang belu...