Happy Reading and Happy Kiyowok!
Khadafy berjalan beriringan dengan Harsa, mereka berangkat bersama tadi, tidak sengaja bertemu dijalan. Harsa itu kakak tingkatnya, jurusan hukum, dan sifatnya humble, Harsa anak BEM juga, lebih tepatnya sekretaris BEM.
"Kamu akhir-akhir ini dekat sekali ya dengan Senja," ucap Harsa memecah keheningan mereka, dua anak adam itu baru saja memarkirkan motor mereka di parkiran khusus taman kota, lokasi mereka mengadakan musical showcase.
"Eh, kok ..?" Khadafy bingung tentu saja, sepertinya tak hanya Rava dan Karel yang mengetahui bahwa dirinya sedang naksir dengan Senja.
Khadafy berakhir menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal, malu sekali saat kating nya itu tahu. Harsa hanya terkekeh melihatnya.
"Semangat, saya pikir Senja juga bukan tipe gadis yang mudah ditaklukkan," lanjut Harsa, mereka berjalan menembus lautan manusia yang ramai-ramai di taman kota sore itu.
"Duh, gimana ya kak, aku justru takut dia ilfeel kalau aku deketin secara terang-terangan," ucap Khadafy meratapi nasibnya, dirinya sudah sadar diri kalau tidaka terlalu tampan dan mapan. Bermodal cinta saja, Senja mana mau.
"Di coba dulu, takdir gak ada yang tahu, menyerah sebelum mencoba itu bukan lakik," balas Harsa menyemangati, Khadafy hanya diam sambil mengerucutkan bibirnya.
Kemungkinan besar setelah ini, cowok itu akan searching di google 'cara mendekati cewek agar tidak ilfeel.'
Semoga beruntung, Khadafy.
"Aku malah bingung mau mengawalinya kayak gimana, takut gagal sebelum mencoba, biasanya kisah percintaan tuh kayak gitu," celetuk Khadafy dengan segala nada putus asa nya, kini giliran Harsa yang menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal.
"Kamu deketin pelan-pelan aja, gimana ya, seperti beri dia afeksi kecil gitu, yang membuat dia nyaman sama kamu," jelas Harsa, cowok yang berbeda satu tahun dengan Khadafy itu terlihat seperti ahli cinta sekarang.
Daripada diajari sesat oleh Rava, lebih baik berguru dengan Harsa.
"Tergantung dia nya mau nggak kak," balas Khadafy pelan.
"Dari situ seharusnya kamu juga belajar, apa aja hal hal yang gak disukai sama Senja, kamu harus peka kalau mau ngedeketin cewek," lanjut Harsa, Khadafy mengangguk, sedikit terbantu dengan saran Harsa, di otaknya sudah berjalan sebuah skenario dimana dirinya akan bahagia kelak dengan Senja.
Halu doang, belum juga dimulai. Dasar Khadafy.
"Ekhem!"
"Eh Tokek Supra!" Khadafy memekik tertahan, bagaimana tidak, daritadi dirinya berjalan berdua bersama Harsa, tiba-tiba dibelakangnya sudah ada tiga cowok yang lain, mereka adalah Karel, Rava dan Arseno.
"Lu sejak kapan disini, woy?!"
"Keasikkan sih." Gumam Karel, ia berjalan mendahului Harsa dan Khadafy. Kini Karel memimpin jalan mereka, sudah seperti ketua geng saja, mereka berjalan menuju backstage untuk absen kehadiran.
Hari ini sudah mulai gelap, baru ada beberapa orang yang datang dan kepo terhadap event mereka, namun Karel melihat kesana kemari, ternyata memang sudah banyak yang datang untuk sekedar pemanasan semata.
"Duduk sini aja deh, biar bisa lihat penampilan Band lain." Ajak Rava pada yang lain.
Mereka memilih bangku khusus di samping panggung, yang memiliki spot bagus untuk melihat penampilan band lain. Penampilan Band mereka itu sebagai penutup acara, otomatis mereka akan tampil di akhir, itu akan sangat membosankan jika harus menunggu selama itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Senja [ END ]
Teen Fiction"Apa yang membuatmu merasa nyaman?" "Entahlah, mungkin ... sebuah kebebasan, dan kenyamanan yang menghangatkan," "Kalau begitu, bolehkah aku memberi sebuah kebebasan dan kenyamanan buat kamu?" Khadafy selalu terpesona oleh Senja, keindahan yang meng...