happy reading!
Setelah melaksanakan ujian tengah semester selama dua minggu penuh, Khadafy diajak oleh Rava untuk kembali menuju komunitas GELINTAR yang telah lama mereka tinggalkan. Meski saat tiba, mereka tahu apa yang akan terjadi nantinya.
Komunitas GELINTAR adalah singkatan dari Gerakan Pendidikan Anak Anak Terlantar, dan seperti namanya, para anggota komunitas bertugas untuk mengajar dan memberikan pendidikan yang layak untuk para anak anak terlantar diluar sana. Namun, setelah Khadafy pingsan saat mengajar kala itu, Khadafy jarang masuk, dan Rava pun melakukan hal yang sama, karena yang dekat dengannya di komunitas hanyalah Khadafy.
Dan kini, dua anggota komunitas yang jarang kelihatan mengajar itu terlihat di komunitas, namun belum lama bersapa dengan anak-anak, Mas Gio selaku ketua mendatangi mereka.
"Masuk, Mbak Wendy mau mulai ngajar." Suruh Mas Gio dengan nada dingin pada anak anak yang berkerumun mendatangi Rava dan Khadafy. Sontak anak anak pun masuk, tak lupa melambaikan tangan kepada Rava dan Khadafy.
"Rava, Khadafy, ada yang pengen gue bicarain sama kalian," kata Mas Gio, suaranya tegas dan terlihat begitu serius, seperti biasa, Mas Gio memang seperti itu. Rava dan Khadafy pun saling berpandangan, merasa bahwa apa yang mereka rasakan mungkin saja terjadi.
Mereka bertiga kemudian berjalan sedikit menjauh dari tempat anak-anak diajar. Di tempat yang lebih tenang, Mas Gio menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya berbicara.
"Gue minta maaf sebesar-besarnya, tapi kalian berdua gak bisa lagi menjadi bagian dari komunitas GELINTAR. Gue yakin kalian udah cukup dewasa buat tahu alasannya kenapa." Jelas Mas Gio tanpa beban, Rava dan Khadafy sama-sama menghela nafas mendengarnya.
"Dengar, kalian masuk kesini bukan secara cuma-cuma, tapi kalian udah dikasih tugas dan amanah. Tapi, kalian berdua sering melupakan jadwal mengajar dan banyak bolos, itu alasan pertama. Hal itu membuat kegiatan belajar mengajar di sini menjadi tidak teratur. Kedua, Khadafy, setelah tahu penyakit lo waktu itu, gue juga khawatir sama kondisi kesehatan lo, itu alasan kedua." Jelas Mas Gio secara menyeluruh.
Mendengar hal itu, hal yang benar-benar sudah tertebak dari lama, Rava dan Khadafy juga mengakui kesalahan mereka.
"Maaf, Mas. Kita lupain kewajiban dan amanah yang udah diberikan, mungkin ini hukuman paling benar, sekali lagi, maaf." Ucap Rava mewakili kondisi nya dan juga Khadafy.
Mas Gio mengangguk dengan penuh pengertian. "Makasih udah mau berpartisipasi, mulai hari ini tugas kalian udah selesai, dan gue harap kalian dapat pekerjaan yang lebih baik, dan semoga lekas sembuh, Khadafy."
Dengan hati yang berat, mereka akhirnya mengangguk menerima keputusan itu, terutama Khadafy yang merasa terpukul atas penyakit yang dirinya derita, dunia seolah tidak berpihak kepadanya, dirinya juga kecewa.
Setelah perbincangan tersebut, Rava dan Khadafy meninggalkan komunitas GELINTAR dengan langkah yang berat. Rava tiada henti menghela nafas saat berjalan menuju motornya yang terparkir tak jauh dari jembatan, sementara Khadafy terlihat lesu dan kecapekan.
"Gue bertanya-tanya habis ini gue bakal kerja dimana," celetuk Rava kala mereka duduk diam diatas motor masing-masing. Rava itu sudah seperti mahasiswa yang terlilit banyak hutang, dirinya butuh uang bukan hanya untuk berfoya-foya dan kehidupan sehari-hari saja.
"Kan Alvaro punya bengkel, lu bisa kerja sama dia," balas Khadafy yang kemudian memakai helm nya, bersiap untuk pergi ke rumah sakit.
"Yeuh, gue ngga level kerja di bengkel," balas Rava yang ikut memakai helmnya, dirinya harus segera curhat ke Babeh agar dibantu mencari pekerjaan yang bisa membantunya menambah uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Senja [ END ]
Teen Fiction"Apa yang membuatmu merasa nyaman?" "Entahlah, mungkin ... sebuah kebebasan, dan kenyamanan yang menghangatkan," "Kalau begitu, bolehkah aku memberi sebuah kebebasan dan kenyamanan buat kamu?" Khadafy selalu terpesona oleh Senja, keindahan yang meng...