04 ☠ Who is Targeting Whom?

25 3 8
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Coober Pedy, Australia.

Seorang pria tua tampak duduk sendirian di samping jendela sembari membaca sebuah majalah bisnis dunia. Segelas kopi yang sudah hampir mendingin menemani rasa sepinya. Tinggal di kota bawah tanah sendirian seperti Coober Pedy adalah keputusannya. Selain karena ingin menjauh dari dunia luar, rasa-rasanya ia pun ingin menghilang dari peradaban.

Usia yang tak lagi muda, membuat pria tua tersebut memilih menghabiskan waktu dengan membaca buku dan melakukan penelitian serta eksperimen kecil di dalam rumahnya. Ia adalah seorang ilmuwan, dan semua warga Coober Pedy tahu itu.

Tak!

Satu paku pines berhasil mendarat tepat di atas sebuah foto keluarga dengan latar hitam putihnya. Foto usang yang terpajang di atas white board itu telah berada di sana selama lima belas tahun terakhir. Dua orang tua berusia sekitar 50 tahun, dua orang dewasa yang berusia 30 dan 25 tahunan, serta dua orang anak kecil. Yang satu anak laki-laki berusia sekitar 4 tahun, sementara satunya lagi seorang bayi perempuan yang berada dalam gendongan sang ibu.

Tatapan pria tua itu jatuh pada kedua orang tua berbeda gender yang berada dalam foto tersebut. Sepasang suami-istri yang merupakan sahabat sekaligus musuh terbesarnya. Dua orang yang menjadi alasan dibalik semua kemalangan yang terjadi pada dirinya.

Jika kalian bisa melihatnya, ada tulisan dan tanggal kecil yang berada di pojok foto usang tersebut.

D'Callsey and Family, 03 January 2003.

Sudut bibir pria tua yang kini sudah berdiri dan menghampiri white board penuh foto beserta artikel dengan benang merah sebagai penanda itu terangkat ke atas.

"Sebentar lagi. Tinggal satu langkah lagi, dan seluruh keluargamu akan hancur di tanganku, Mario."

Netra hitam milik pria tua itu bergulir ke arah foto seorang gadis bersurai hitam panjang dengan jepit lebah di rambutnya. Foto itu ia dapat dari sang cucu yang saat ini mungkin tengah mengawasi targetnya.

☠☠☠

Markas Psycho Elite, Ruang Latihan.

Buk! Buk! Buk!

Tiga pukulan acak.

Buk! Buk!

Dua tendangan memutar.

Buak!

Satu tinjuan kuat.

Kirei mengakhiri latihan bela dirinya dengan mendudukkan diri di lantai. Gadis yang mencepol rambut panjangnya jadi satu itu langsung meluruskan kedua kaki sembari mengatur napas. Kirei menatap kedua tangannya yang terbalut perban, lantas melepaskan lilitan perban tersebut dan masih mendapati memar-memar di sekitar buku-buku jarinya. Memar-memar itu selalu ia dapat setelah menghabiskan waktu latihan selama hampir dua jam tanpa berhenti.

NEXT PSYCHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang