Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • •
"Tidak. Siapa juga yang merindukanmu? Aku hanya merindukan uangmu."
Davin mendengkus. Hanya merindukan uangku katanya? Tidak masalah. Toh, ia memang sering memanjakan Kirei dengan uangnya.
Ingat, hanya Kirei.
Bukan yang lain.
Davin menatap Kirei dengan satu alis terangkat. "Merindukan uangku?" tanyanya mencoba memastikan.
Kirei mengangguk mantap. Gadis itu menyisir rambut panjangnya dengan jari-jari lentiknya tanpa mengalihkan tatapan dari sosok Davin. Selimut yang sedari tadi melilit tubuhnya sudah Kirei singkirkan. Sehingga hoodie krem dan celana levis pendek yang ia gunakan sedari semalam terlihat sempurna.
"Memangnya apa yang mau kau beli dengan uangku?"
"Bee Puppet!" Kirei menjawab dengan binar cerianya. "Kemarin aku melihat ada yang berukuran besar di mall, Davin!"
"Lagi? Rei, kau sudah punya banyak boneka lebah di lemari." Davin mengarahkan telunjuknya pada lemari kaca di sudut ruang tamu apartemennya. Di mana lemari kaca yang tingginya hampir menyentuh langit-langit itu penuh dengan boneka lebah koleksi Kirei. Yang tentu saja semua boneka itu dibeli dengan uangnya.
Bibir Kirei tertekuk ke bawah. Rasa pusing di kepalanya semakin menjadi-jadi saat mendapatkan penolakan secara terang-terangan dari Davin. "Ya sudah, biar aku beli sendiri saja. Toh, uangku juga banyak." Kirei berujar dengan angkuh sebelum cepat-cepat berdiri dan berniat untuk pergi-ke manapun asal tidak melihat wajah menyebalkan Abryan Davin.
Namun sebelum niat itu terlaksana, tubuh Kirei oleng karena rasa pusing yang teramat sangat di kepalanya. Hampir saja Kirei terjatuh jika Davin tidak bergerak cepat untuk menangkap gadis itu.
Puk! Puk!
"Kirei! Kau tidak terjatuh karena aku berhasil menangkapmu. Jadi berhenti berpura-pura!"
Puk! Puk!
Davin menepuk-nepuk pipi Kirei, tapi tidak ada reaksi apapun dari gadis yang menyembunyikan sepasang manik kecoklatan di balik kelopak matanya itu. Telapak tangan Davin terangkat untuk menyentuh kening Kirei.
"Panas banget. Apa tadi dia tidak meminum obat yang kuberikan setelah makan bubur?"
Ya, Davin dibuat terkejut dengan rasa panas yang ia terima setelah menyentuh kening Kirei. Seingatnya tadi tidak sepanas ini. Haruskah ia membawa gadis ini ke dokter?
"Ohh, aku akan menelepon Kak Alvan saja."
Hmm, sepertinya tidak perlu dibawa ke dokter. Karena Davin sendiri yang akan membawa sang dokter kemari. Bukankah begitu, Davin?
☠☠☠
"Astaga, Davin. Berapa ronde yang kalian lakukan semalam sampai Kirei jadi demam tinggi begini?"