Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • •
Kematian sang kakak dan dihukumnya Byzarvilous Yehezkiel bukanlah akhir. Kirei tahu kalau bahaya tidak akan berhenti mengincar ia dan keluarganya sebelum semuanya benar-benar hancur. Terlebih Psycho Elite pasti juga akan terkena imbas dari semua ini.
Ia memang terlihat tenang-tenang saja, tapi sebenarnya ia memikirkan banyak hal. Tentang masa depan Psycho Elite, tentang masa depan para anggotanya, juga tentang masa depannya sendiri.
Ingatannya kembali berputar saat ia berada di apartemen Davin terakhir kali, dan menemukan potongan koran beserta artikel lama di bawah ranjang laki-laki itu. Hampir semuanya berisi tentang berita kecelakaan pesawat pribadi Keluarga Darendra yang terjadi dua puluh tahun silam.
Kirei jelas tahu kalau Keluarga Darendra adalah keluarganya Davin. Namun ia tidak tahu siapa saja yang ada di dalam tragedi kecelakaan pesawat tersebut. Semakin mengenal Davin, ia malah semakin merasa kalau ada banyak hal yang tidak ia ketahui tentang laki-laki itu.
"Rei! Ngelamun aja lo!"
Kirei tersentak saat suara seseorang berhasil menyadarkannya dari lamunan. Gadis berlesung pipi itu memberikan lirikan tajamnya pada sang pelaku utama yang tidak lain dan tidak bukan adalah Reynand. Ia, Byza, Reynand, dan Nathan saat ini tengah menghabiskan waktu istirahat bersama di kantin kampus mereka.
"Apaan, sih?!" Kirei berseru kesal.
"Lo yang apaan? Dari tadi ngelamun mulu. Tuh, makanan lo sampe dingin." Reynand menunjuk semangkuk mie ayam yang sudah mulai mendingin karena sekian lama belum disentuh dan dimakan oleh sang pemilik.
"Iyaa, maaf."
Nathan hanya menatap interaksi kedua kakak-beradik tak sedarah itu dalam diam. Perdebatan kecil antara Kirei dan Reynand selalu menarik di matanya. Sementara Byza, gadis bule itu lebih memilih fokus pada bakso miliknya. Ia lapar, mata kuliah terakhirnya tadi cukup banyak menguras emosi.
"Lagi mikirin apaan sih lagian?"
Reynand kembali bertanya. Membuat Kirei menghela napas panjang seolah ada banyak beban yang tengah dipikulnya. Gadis dengan cardigan abu-abunya itu menggeleng lesu.
"Lahh? Ditanya serius juga."
Nathan mendengkus. "Udah, biarin aja. Nanti kalau Kireinya mau cerita, pasti dia cerita."
Perkataan bijak Nathan membuat Byza ikut mengangguk. "Gue setuju. Lo kayak nggak tahu Kirei aja. Kadang dia kelihatan mikir keras, tapi yang dipikirin malah gimana caranya menghasilkan uang lebih banyak."
Reynand tertawa. Perkataan Byza yang satu itu tidak bisa dipungkiri memang. Di antara mereka semua, memang Kirei yang paling antusias bila PE mendapatkan suatu misi dengan imbalan gaji yang sangat besar. Gadis itu akan kegirangan dan tanpa ba-bi-bu lagi pasti langsung menerima misi tersebut.