Sepanjang perjalanan menuju sekolah, Alessa tidak henti-hentinya memandangi ponsel miliknya. Setiap pagi, biasanya Tyo selalu mengiriminya pesan meskipun sekedar mengucapkan selamat pagi, tapi kali ini tidak. Justru chat yang dikirim Alessa kemarin malam tidak dibaca sama sekali oleh Tyo.
"Belum dibales juga?" Tanya Sahara, teman sebangku Alessa di sekolah.
Alessa menggeleng dengan wajah murung, dia tidak bisa tidak berpikir negatif, apalagi Tyo tidak biasanya seperti ini. Alessa takut ada sesuatu yang membuat laki-laki itu berubah.
"Sibuk kali, jangan terlalu dipikirin" Ujar Sahara, berusaha menenangkan Alessa.
"Nggak bisa, Ra. Kak tyo biasanya selalu cepet bales chat gue, tapi ini satupun chat yang gue kirim kemaren malem belum dibaca sama sekali"
"Alessa, siapa tau dia sibuk kan? Nggak semua orang bisa 24 jam on time sosmed Sa, lagian lo tau sendiri Tyo sesibuk apa"
"Kalau gue prioritas sesibuk apapun juga bakal ngabarin, Ra"
"Tapi Sa-"
"Udah deh Ra, lo nggak akan paham karena lo punya pacar yang selalu mengutamakan cewenya, jadi lo nggak akan paham rasanya dibuat feeling lonely" Cetus Alessa tanpa mempedulikan nasehat Sahara.
Sahara menggeleng heran dengan watak keras kepala yang dimiliki Alessa, gadis itu tidak pernah mau mendengarkan nasehat orang-orang di sekitarnya.
Ting!
Notifikasi terdengar di ponsel Alessa, gadis itu tersenyum ketika melihat nama Tyo terpampang di room chatnya.
10:50
Kak Tyoooo:
Sorry, hari ini lumayan sibuk. Jadi g sempet bls cht kmuAlessa hanya tersenyum tipis, meski hatinya bertanya tanya ada apa dengan sikap Tyo akhir akhir ini. Selalu telat membalas chat, jika sudah membalas, pasti singkat.
"Kamu kenapa berubah kak" Gumam Alessa pelan, berusaha menepis pikiran buruknya tentang lelakinya itu.
"Gue lupa kalo hubungan gue sama dia belum jelas sampe sekarang" Alessa tersenyum getir, gadis itu lupa bahwa statusnya dan Tyo bukanlah seorang pacar, namun hanya dua orang yang saling menyukai namun tidak jelas sampai sekarang status hubungan mereka.
"Kamu nggak tertarik sama cewe lain diluar sana kan, Kak?"
"Udah dibales?" Tiba tiba suara lain menyaut, Sahara yang baru saja dari kantin menghampiri Alessa yang masih tampak gelisah.
"Udah, tapi balesannya selalu singkat"
"Positif thingking Sa, siapa tau dia emang lagi ga mood bales chat"
"Gue kasih tau, mau gimanapun juga lo harus inget status hubungan lo sama dia sekarang. I know kalian sama-sama suka, tapi lo harus inget kalo hubungan lo sama dia masih ga jelas sampe sekarang. Pacar bukan, temen juga bukan, Sa. Jadi, lo belum punya hak atas Tyo, Sa. Kecuali kalian udah punya hubungan" Ucap Sahara menatap wajah temannya yang masih lesu itu, Sahara tidak ingin jika Alessa terlalu bodoh dalam menghadapi cinta.
"Gue nggak nyuruh lo menjauh dari kehidupan Tyo, tapi gue cuman mau lo sadar posisi lo sekarang. Hubungan lo belum jelas, dan belum tentu yang dijadiin tujuan sama Tyo itu lo"
"Terserah, gue pusing Ra mikirin ini semua"
"Jangan jadiin cinta sebagai penghalang semuanya Sa, cowo ga cuman dia. Gue tau emang susah disuruh ngelepasin seseorang kalau kita udah cinta mati. Tapi jangan sampe cinta ngerusak pikiran lo sendiri, Sa. Sedangkan yang lo pikirin belum tentu mikirin kondisi lo disini"
"Gue harap kali ini lo mau denger nasehat gue, niat gue baik ga mau lo terjerumus ke rasa sakit"
"Kalau emang ga bisa dipaksa, ga usah dilanjutin hubungan ga jelasnya. Kasian hati sama pikiran lo, semangat Sa" Ujar Sahara menepuk bahu temannya itu, sebelum akhirnya pergi meninggalkan Alessa yang masih mematung di tempat.
~~~
Sembari menunggu bel pulang sekolah, Alessa masih setia memandangi ponselnya yang tidak ada tanda-tanda Tyo akan membalas pesannya.
"Apa susahnya sih buka HP sebentar cuman buat bales chat gue kak?"
Untuk mengalihkan pikirannya, Alessa menutup room chatnya dengan Tyo dan memilih membuka aplikasi lain. Namun gadis itu justru menangis ketika melihat fotonya bersama Tyo saat pertama kali mereka bertemu. Alessa merindukan Tyo yang dulu, yang memperlakukannya dengan baik sebelum berubah 190 derajat seperti sekarang.
Ting!
Notifikasi masuk di ponsel Alessa, akhirnya orang yang Alessa tunggu tunggu membalas pesannya, meski Alessa sudah tau pasti chatnya hanya sebatas permintaan maaf karena telat membalas chat.
15:30
Kak tyoooo:
Sbb, tdi ad guruAlessa tersenyum kecut, selalu saja seperti ini. Tyo yang Alessa kenal hilang bak ditelan bumi. Entah Alessa tidak mengenal siapa yang sedang bersamanya saat ini.
15:31
Me:
Oh iya gapapaSetelah mengirimkan balasan, Alessa meletakkan kembali ponselnya dan bersiap untuk pulang. Alessa berusaha menepis Tyo dari pikirannya agar dirinya tidak gila, mulai hari ini gadis itu akan belajar tidak terlalu mengganggu Tyo.
"Semua janji manisnya itu bullshit ternyata, mulai hari ini gue nggak akan berharap apapun sama lo lagi, kak"
~~~
"Thanks udah nganterin gue, lain kali ga usah repot repot" Alessa melepas helm milik Sahara, tadi sebelum pulang sekolah Sahara memang mengajak Alessa untuk pulang bersama.
"Santai aja kali, kaya sama siapa aja lo"
"Tumben, biasanya lo dijemput pacar lo setiap pulang sekolah. Tumben ini bawa motor sendiri"
"Dia tadi ngabarin ada urusan, jadi ya gue terpaksa berangkat sekolah sama pulang sekolah sendiri"
"Lo beruntung ya, Ra"
"Beruntung?"
"Beruntung punya cowo yang selalu perhatian ke lo, bahkan hal sepele sekaligus"
"Nggak juga, Sa. Mungkin gue lagi hoki aja, lagian gue juga ga akan berharap. People come and go itu nyata"
"Andai gue sama Tyo kaya gitu pasti lucu ga si"
"Apa yang gue bilang tadi Sa, kalo emang udah ga bisa dipaksa jangan dilanjutin hubungan lo yang ga jelas itu"
"Berat Ra,"
"Lebih berat lagi digantung tanpa kepastian, Sa"
Alessa menunduk lesu, dirinya masih bimbang harus apa, antara menuruti perkataan Sahara, atau berdiri teguh dengan perasaannya.
Ting!
Kak tyoooo:
Sebenernya gue udh bosen sama lo-To be continued-
Kepo kelanjutannya? Vote dulu aku semangat🙏🏼🫰🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN TRAUMA AND LOVE
Novela JuvenilCinta mengubah pandanganku terhadap dunia. -------------- Aku butuh dicintai, tapi aku takut terluka lagi.