-17- Semesta selalu punya cara

6 1 0
                                    

"Al!"

"Iya?" Alessa menoleh ke ara suara yang memanggilnya, terlihat Mahesa berjalan ke arahnya dengan langkah yang tergesa-gesa.

"Boleh minta tolong?"

"Emm, boleh."

"Ini berkas-berkas anggota Osis yang kemarin Kak Tyo sampaikan buat keperluan, tapi sekarang aku mau ada acara jadi harus pulang lebih cepet, Sa. Boleh minta tolong kamu kasih ke dia setelah rapat Osis? Bahkan hari ini aku absen rapat eh lupa berkasnya belum aku serahin. Boleh yaa Sa??"

Alessa diam beberapa detik sebelum menerima dokumen yang ada di tangan Mahesa, dirinya sedikit takut justru mengganggu Tyo dengan kehadirannya.

"Yang lain aj-"

"Aduhh, Sa. Ini udah telat banget, intinya kamu kasih ke Kak Tyo ya? Makasih!" Tanpa mendengarkan Alessa terlebih dahulu, Mahesa pergi begitu saja meninggalkan gadis itu yang menunduk lesu sambil menatap berkas yang ada di tangannya.

"Siska juga anggota Osis, Farah? Tapi dia juga ada kegiatan bareng anak MPK lainnya. Ya allah beneran harus aku??"

Antara senang dan takut, lebih banyak takutnya sih.

----

Alessa mondar-mandir tidak jelas di depan ruangan bertuliskan 'R.OSIS'. Padahal ini tugas sederhana, tapi kenapa rasanya berat sekali.

"Bismillah, kamu bisa Alessa.." Dengan memiliki keberanian cukup tinggi, Alessa membuka pintu ruangan Osis SMA Antartika. Merasa ada seseorang di depan ruangan, sosok yang dicari menoleh ke arah gadis itu.

"T-tadi Mahesa minta tolong ke aku buat ngasih ini." Alessa menyodorkan sebuah Map berwarna biru berisi dokumen anggota Osis kepada Tyo.

Cowok itu berdiri dari tempat duduknya, menghentikan kegiatannya sejenak untuk menghampiri Alessa.

"Masuk, jangan di depan pintu." Ujar cowok itu, masih dengan nada khasnya yang dingin.

"M-maksutnya?"

"Biar cepet selesai, bantu ngedikte nama-nama anggota Osis baru buat name tag."

"Aku?" Alessa menunjuk dirinya sendiri.

"Disini ada siapa lagi?"

"I-iya Kak siap." Alessa dengan cepat duduk di hadapan cowok itu, jangan tanya lagi kondisi jantungnya akan seperti apa.

"Baca nama dan biodata yang lain, Alessa."

Gadis itu tersadar dan segera membuka berkas-berkas yang diberikan Mahesa.

"Mahesa Ramadhan, Kelas 10 IPA 1. Wakil ketua osis." Jelas Alessa, dilanjut oleh Tyo yang mengetik di laptop.

"Next."

"Chantika Saputri, 11 IPA 4. Sekretaris 1."

"Selanjutnya."

"Amelia Nazafarin, 10 IPA 4. Sekretaris 2."

"Mahendra Dirgantara, 11 IPA 2. Bendahara 1."

"Raditya Muhammad, 10 IPA 2. Bendahara 2."

Tidak terasa, 50 Anggota Osis telah selesai Alessa bacakan. Tyo juga terlihat menarik nafas lega ketika semuanya selesai, namun suasana tiba-tiba menjadi tegang ketika darah segar mengalir dari hidung cowok itu.

"Kak!" Alessa hampir reflek berteriak melihat pemandangan di hadapannya itu, namun Tyo segera menghapus jejak darah itu menggunakan tisu yang disediakan.

"Cuman capek, gak usah berlebihan." Ketus cowok itu membuang tisu yang penuh dengan darah ke tempat sampah.

"Kamu terlalu over, Kak. Istirahat aja sebaiknya." Alessa mengingatkan.

BETWEEN TRAUMA AND LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang