-12- Mengundang huru-hara

11 4 0
                                    

Sepanjang Alessa berjalan mengitari koridor sekolah, gadis itu tidak henti-hentinya menjadi pusat perhatian oleh siswa siswa lainnya, terutama siswa perempuan. Karena Alessa tipikal yang bodo amat terhadap sesuatu, gadis itu berusaha untuk tidak menghiraukan suasana sekitar. Di tangan Alessa sudah terdapat jaket milik Yoga dan juga makanan yang sudah dirinya siapkan dengan sepenuh hati, Alessa merasa sudah terlalu banyak merepotkan cowok itu sehingga memiliki inisiatif untuk membalas budi.

"Halo adek manis, yang baru login di SMA Antartika tapi udah berani gatel di depan kakak kelas cowok," Tiba-tiba, dua orang siswi menghadang Alessa. Bisa ditebak mereka adalah kakak kelas Alessa yang seangkatan dengan Yoga dan juga Tyo.

"M-maksutnya apa ya kak?"

Siswi dengan name tag Savira Diandra melangkah maju mendekati Alessa, tangan gadis itu mencengkram bahu Alessa hingga membuatnya meringis kesakitan.

"Bawa dia," Perintah Savira terhadap temannya yang bernama Bella, mereka tidak peduli kepada Alessa yang sudah memohon untuk dilepaskan.

Brak!

Savira melempar tubuh Alessa ke lantai kamar mandi dengan kerasnya, membuat Alessa meringis kesakitan dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca.

Bella mendekati tubuh Alessa, mencengkram kerah baju gadis itu dengan seluruh tenaga yang dia miliki.

"Ssst... Menengo, iki akibat lek koe wani gatel"

"Sakit kak... Lepasin..."

Bukannya berhenti, Savira dan Bella justru tertawa mendengar permohonan Alessa.

"Ututututu, sakit ya?" Kini, Savira maju beberapa langkah untuk mendekati Alessa. Tanpa aba-aba, gadis itu menjambak rambut Alessa hingga membuatnya berteriak kesakitan.

"SAKIT KAK! AMPUN..." Pinta Alessa memohon agar Savira berhenti.

"Cantik juga engga, kok wani e gatel nang kakak kelasmu? Wes ngeroso paling hebat toh?" Di tangan Savira sudah ada botol air mineral yang akan dia siramkan kepada Alessa, tapi niatnya itu tertunda saat ada seorang siswa laki-laki melihat aksi mereka dan melempar botol itu ke lantai.

"Y-yoga?" Melihat kehadiran Yoga, Savira dan Bella seketika langsung berdiri. Namun pandangan kedua gadis itu tetap pada Alessa yang masih menangis dengan posisi duduk di lantai.

"Pergi sebelum kamu tau akibatnya." Sarkas cowok itu yang hanya dibalas dengan anggukan ketakutan oleh Savira dan juga Bella.

Saat kedua gadis itu sudah pergi, Alessa langsung berdiri dan berlari keluar kamar mandi tanpa mempedulikan Yoga yang ada di hadapannya.

"Alessa! Tunggu!" Panggil Yoga berusaha untuk membuat Alessa berhenti, namun gadis itu tidak menghiraukan dan terus berlari melewati koridor sekolah dengan air mata yang sudah membasahi wajahnya.

"Alessa?" Karena tidak memperhatikan jalan, Alessa tidak sengaja menabrak seorang siswa laki-laki yang tidak lain tidak bukan adalah Tyo.

Tyo memperhatikan Alessa dari ujung kaki sampai ujung kepala, penampilan Alessa benar-benar berantakan.

Tidak mempedulikan Tyo yang ada di hadapannya, Alessa pergi begitu saja meninggalkan Tyo yang menatapnya dengan penuh tanda tanya.

"Alessa! Berhenti!" Disusul oleh teriakan Yoga, membuat Tyo memusatkan pandangannya pada cowok itu. Yoga berlari melewatinya untuk mengejar Alessa, membuat perasaannya kembali tidak karuan melihat kebersamaan mereka berdua.

****

"Duh wes wes, lagian kok bisa kamu dihajar sama mereka? Ada masalah opo toh?" Siska membawa Alessa ke UKS sekolah untuk menenangkan diri sejenak. Disana sudah ada Yoga yang duduk di sebelah Alessa, cowok itu hanya diam sambil sesekali melirik ke arah Alessa yang masih menangis tersedu-sedu. Sedangkan Siska merangkul bahu Alessa berharap Alessa berhenti menangis.

"Pergi aja kak, jangan sampe kehadiran kamu disini bikin aku dilabrak lagi sama kakak kelas" Ujar Alessa mengusap jejak air mata yang membasahi pipinya.

Yoga hanya menunduk penuh rasa bersalah, secara tidak langsung dia adalah alasan utama Alessa menjadi bahan gunjingan seantero SMA Antartika.

"Maaf,"

"Maaf buat?"

"Gara-gara aku posisi kamu jadi bahaya"

Mendengar perkataan Yoga, Alessa merutuki kebodohannya. Sial, pasti Yoga tersinggung dengan ucapannya tadi.

"A-aku ga bermaksut kak, tadi efek takut aja. Kak maaf maksut aku bukan gitu aku-"

Yoga menutup mulut Alessa dengan jari telunjuknya. "Ssst... Gapapa kamu ga salah, insyaAllah setelah ini kamu aman"

Sedangkan dari kejauhan, Tyo menyaksikan mereka dengan perasaan sakit yang sulit diutarakan.

"Kamu udah bahagia ya, tanpa aku" Gumam cowok itu saat melihat Alessa bersenda gurau dengan Yoga.

-To Be Continued-

Dia yang ninggalin, dia juga yang sakit. Dasar cowok...

Gimana gimana??? alurnya nyambung kan??? baru belajarr🫠

Jangan lupa votenya ya cintakuu😘


BETWEEN TRAUMA AND LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang