Chapter 3

686 90 9
                                    

Seokjin POV

"Hei, ayo masuk!"

"Hai!" Beberapa hari kemudian, aku pergi ke rumah Hoseok sepulang kerja untuk ngobrol-ngobrol. "Apa foto ini baru? Bukankah kau punya sesuatu yang lain yang tergantung di sini sebelumnya?"

"Ya, suamiku mendapatkannya saat perjalanan terakhirnya ke Amerika. Dia bilang dia langsung jatuh cinta begitu dia melihatnya di galeri. Rupanya harganya sekitar $5.000. Bukankah itu gila?"

"Lima... RIBU...?" Itu gaji sebulan penuh untukku.

"Duduklah... Aku akan membuatkan teh."

"Oh, baiklah. Terima kasih." Saat aku akan duduk di sofa, aku melihat sebuah foto di rak. Itu foto Hoseok dan suaminya, mereka tersenyum dan bahagia. Sudah bertahun-tahun sejak terakhir kali Yoongi dan aku tertawa bersama atau menyentuh satu sama lain seperti itu.

"Teh sudah siap! Kau harus mencoba kue ini! Belakangan ini, aku terobsesi dengan kue ini."

"Kuenya tampak enak."

"Aku mendapatkannya dari tetangga, tapi.. orang yang menjualnya tidak menerima pelanggan baru. Kau tak bisa membelinya kecuali salah satu pelanggan yang sudah ada memperkenalkanmu pada penjualnya."

"Omong kosong khas orang kaya."

"Aku tahu! Sebaiknya kau membiasakan diri dengan hal itu. Kau tinggal di Paradiso dengan orang kaya dan terkenal sekarang."

"Tapi aku tidak kaya atau terkenal. Aku hanya pengurus rumah tangga."

"Aku masih iri." Ucap Hoseok sambil menuangkan teh, menyajikannya di dalam sebuah set cangkir karya desainer keramik terkenal. "Baiklah, ayo kita makan."

"Kau tak perlu mengatakannya dua kali! Ini benar-benar enak... Kau bisa langsung tahu kalau ini dibuat dengan bahan-bahan berkualitas."

"Benar kan?" Hoseok dan aku sedang mengobrol sambil minum teh dan makan kue saat dia tiba-tiba menatapku. "Kau terlihat sangat baik akhir-akhir ini. Aku sangat senang untukmu. Aku benar-benar mengkhawatirkanmu setelah kejadian dengan mantan suamimu."

"Hoseok..."

"..Apa kau pernah berhubungan lagi dengan Yoongi?"

"Tidak, aku tak punya alasan untuk menghubunginya. Ini tidak seperti aku ingin mengatakan sesuatu padanya atau bertanya tentang apa pun."

"Yaa... Tapi sepertinya aneh bagiku kalau Yoongi begitu tenang setelah perceraian... Seperti, semuanya sudah berakhir di antara kalian berdua, padahal kalian sangat dekat selama bertahun-tahun..."

"Benar, tapi Yoongi memiliki orang lain dalam hidupnya sekarang..." Ada sedikit rasa sakit di dadaku saat aku mengingat mereka dengan bahagia berjalan bergandengan tangan. "Yoongi tak ingin terikat dengan seseorang sepertiku selamanya."

"Seokjinnie..." Hoseok menggenggam tanganku di pangkuanku. Sepertinya, aku telah mencengkeram celanaku tanpa menyadarinya. "Hentikan omong kosong 'seseorang sepertiku' ini. Kau menakjubkan, dan aku tahu itu, Seokjinnie."

Aku hanya diam mendengar ucapan Hoseok.

"Kau tidak berbohong pada orang lain, tidak menyakiti ataupun menghina mereka. Setiap kali kau melakukan apa pun, kau selalu memperhatikan orang-orang di sekitarmu. Kau adalah orang yang baik, yang membantu orang lain saat mereka dalam kesulitan. Aku mencintaimu, Jinnie."

"Terima kasih, Hoba.." Aku bisa merasakan mataku berkaca-kaca. Terima kasih Tuhan untuk sahabatku ini. Aku sangat beruntung memiliki Hoseok. "Aku baik-baik saja sekarang. Kau membuatku merasa jauh lebih baik." Senyum menyebar di wajahku, dan Hoseok meremas tanganku.

Majesty of Zion | Kookjin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang