Chapter 15 - His Pov (2)

417 44 5
                                    

Jungkook POV

Setelah aku selesai dengan dumbel, aku akan beralih ke otot perut. Aku menjalani rutinitas hari-hariku dengan teratur. Aku sangat paham betapa sulitnya bagiku untuk membentuk otot dibandingkan dengan beberapa rekan-rekanku di dunia modeling. Sementara itu dunia modeling, tidak peduli dengan apa yang sulit bagiku. Aku ingin menjadi model internasional, dan aku ingin membangun karier yang panjang dan sukses di industri ini. "Dan aku bersedia melakukan apa pun yang harus kulakukan untuk mewujudkannya." Gumamku. Bagi kebanyakan model, cukup sulit hanya untuk lulus audisi. Dunia ini dipenuhi dengan banyak saingan yang menunggu untuk melihat kelemahanku, dan mencoba untuk mengambil tempatku. Aku tidak bisa untuk memiliki hari libur. Aku harus terus bekerja. Hal-hal baik akan datang pada mereka yang yakin. Jika aku percaya pada sesuatu, maka aku percaya itu. Kerja keras tidak akan pernah mengkhianatimu. Untuk orang lain, dunia modeling tampak glamor dan menyenangkan. Tapi butuh banyak darah, keringat dan air mata untuk bertahan hidup di dunia ini. Tidak ada yang namanya pekerjaan yang glamor sepanjang waktu. "Ahh..." aku kehabisan napas. "Tapi aku tidak boleh bersantai." Kembali pada hari itu, saat aku baru saja masuk ke dalam dunia modeling. Ada saat aku membiarkan diriku benar-benar lengah.

Suatu hari, aku mendapat telepon dari agensi modelku saat itu, menuntutku untuk hadir dalam sebuah meeting darurat. "Apa-apaan ini, Jungkook?!" Ucap CEO dari agensi tersebut.

"...?"

Aku mengambil majalah yang dia lempar ke atas meja. Gambar dan judul yang kulihat membuat darahku mendidih. "'Perselingkuhan Supermodel Jeon Jungkook dengan Wanita yang Sudah Menikah'!" Aku berseru. Apa-apaan ini..? Gambar-gambar itu adalah fotoku dan pacarku. Tapi apa maksudnya wanita yang sudah menikah..? Dengan perasaan aneh, aku membaca kata-kata di halaman majalah itu. Pasangan muda yang berbagi ciuman, saling mengucapkan salam perpisahan di depan sebuah gedung apartemen di malam hari, enggan untuk berpisah. Jika dilihat lebih dekat, ternyata pria yang ada di foto itu adalah Jeon Jungkook, seorang supermodel baru di dunia modeling. Setelah mengantarkan pacarnya ke dalam taksi... Jungkook berjalan kembali ke apartemen untuk menghabiskan sisa malam sendirian. Ada alasan kenapa pasangan ini tidak bisa menghabiskan malam bersama, sebuah alasan yang terungkap saat taksi wanita itu tiba di tempat tujuannya. Dia menyembunyikan sang suami, seorang pria yang kebetulan adalah seorang eksekutif di salah satu perusahaan terbesar di Korea Selatan. "..." Pemberitahuan itu sukses menghancurkan. Aku mencintainya dari lubuk hatiku, mempercayainya sepenuhnya. Dia sudah menikah? Aku masih terguncang saat CEO dari agensiku menatapku dan membentak dengan jijik.

"Dia mempermainkanmu, dan kau jatuh sepenuhnya dalam permainannya." Ucap CEO agensi.

Aku ditampar dengan kenyataan bahwa aku harus membayar banyak uang karena melanggar kontrak dan dikeluarkan dari agensiku. Citra publikku hancur. Tepat saat aku pikir aku tak akan pernah bekerja lagi, Jimin menawariku bantuan.

"Gadis-gadis yang paling populer cenderung cantik,
percaya diri, cerdas, dan sopan. Selain itu, ini semua tentang memperkenalkan kandidat yang tepat tergantung pada selera klien. Bawakan aku daftar S-Class, JK." Ucap Jimin

"Oke..." Aku menyatakan. Aku menghabiskan hari-hariku bekerja untuk Jimin, membantunya dengan bisnis sampingannya untuk melunasi biaya penalti. Tidak ada hari berlalu tanpa aku bersumpah dalam hati bahw aku tak akan pernah membiarkan diriku menjadi serentan itu lagi. Tidak dengan siapapun.

.
.

Beberapa tahun kemudian...

Aku telah berhasil membuat comeback di dunia modeling. Dengan semua mata para elit mode internasional tertuju padaku, aku berjalan di panggung Paris Fashion Week. Aku jauh lebih nyaman di dunia ini sekarang dibandingkan saat pertama kali aku diperkenalkan. Bahkan saat aku tidak dilihat publik pun, aku tak pernah bisa melepaskan mimpi ini. Aku tak pernah ingin berhenti berjalan di acara-acara ini. Aku akan melakukan apa pun untuk mewujudkan impianku. Ini adalah perasaan yang menyenangkan saat penonton melihatku. Aku berpose di ujung panggung, dan... kamera  yang menunggu disana, semuanya mulai mengambil foto sekaligus.

.
.

"Ganti baju selanjutnya, Jungkook." Ucap seorang staff

"Oke." Ucapku. Setelah berganti pakaian, aku merapikan riasanku. Kemudian, saat aku menunggu giliranku untuk berjalan di panggung, mataku mengembara ke model-model lainnya. Mereka berasal dari seluruh dunia, dan mereka memiliki kesamaan. Mereka semua lebih tinggi dariku, dan juga memiliki tubuh yang kencang dan berotot. Model generasi muda, unik, dan berpenampilan khas sedang naik daun. Apa aku masih akan ada disini tahun depan? Sangat banyak kerja keras untuk mencapai posisi yang kutempati saat ini. Aku bermimpi untuk melampaui model-model yang populer saat aku masih muda dulu. Aku ingin tahu apakah mereka merasakan seperti yang aku lakukan sekarang. Aku akan melakukan apa saja untuk terus menjadi model. Namun, perjalanannya hanya dapat membawamu sejauh ini, tak peduli seberapa inginnya dirimu.

"Hei, mereka memanggilku kembali untuk TIGA
audisi sebelum akhirnya mereka memberitahuku bahwa aku bisa tampil di pertunjukan. Aku harap aku bisa tampil di musim depan juga. Aku tidak ingin ini menjadi fashion week terakhirku." Ucap salah seorang model.

"Semua orang mengatakan kau adalah bagian dari generasi  muda pendatang baru." Ucap seorang staff.

"Benarkah?!"

"Ya. Sudah saatnya kita mengguncang segalanya."

"..." Bagaimana aku bisa bertahan? Tak ada jaminan aku akan berada disini musim depan.

Dalam penerbangan pulang...

Sebuah komentar ceroboh dari seseorang yang aku buat makeover memperburuk suasana hatiku. Aku tahu aku tidak bekerja di bidang fashion atau apapun, tapi bagiku... dunia fashion adalah tempat yang glamor, tempat yang ajaib, dan kau benar-benar menakjubkan di panggung tadi. Kau benar-benar tak tahu apa yang kau bicarakan. "Mengenakan busana terbaru dalam mode avant-garde, berjalan di panggung dengan mata dunia melihatmu... Aku rasa kau hanya berpikir tentang dunia fashion sebagai tempat yang 'glamor', tapi ada yang lebih dari itu." Ucapku.

"?"

"Jangan menjadi perusak mood, JK. Dengarkan apa yang Seokjin katakan." Ucap Jimin. Kenapa aku harus? Dia tidak tahu apapun tentang pekerjaanku.

"Beberapa model lain jauh lebih tinggi dari Jungkook, tapi... rasanya seperti suasana di tempat itu berubah saat Jungkook berjalan di atas panggung. Seolah-olah kehadirannya yang menarik perhatian penonton dan membuatnya tampak lebih menonjol daripada model lainnya..."

"..." Aku tampak lebih menonjol dari yang lain? Apa yang salah dengan mata orang ini? Walaupun aku tidak berniat, tapi aku mulai mendengarkan Seokjin.

"Kupikir dunia fashion hanya peduli pada hal-hal yang dangkal seperti tinggi badan dan penampilan seorang model, tapi di Paris dengan Jungkook, aku menyadari bahwa penggunaan atribut pribadi mereka yg unik juga penting."

"..." Apa aku perlu berusaha untuk menjadi lebih berbeda? Darimana dia mendapatkan hal ini?

"Bagaimanapun, aku rasa apa yang ingin aku katakan adalah... Jungkook benar-benar tahu bagaimana cara memakai apa pun yang dia kenakan. Panggung itu adalah miliknya."

"..." Bagus. Tapi datang darimu, aku tak bisa... Untuk apa pun alasannya, aku tidak menyelesaikan pikiran itu. Tiba-tiba, hatiku terasa lebih ringan, seperti aku telah menahan napas begitu lama dan menghembuskannya. "Kau benar-benar sesuatu. Aku tidak tahu apa kau memikirkan hal itu dalam pandangan yang berbeda, atau... itu hanya optimisme belaka." Ucapku. Menarik selimut sampai ke pundakku, aku memejamkan mata. Dan, tak lama kemudian aku mulai tertidur. Hmm... Pikiranku masih mengembara antara sadar dan tidak sampai akhirnya... Aku melayang dengan menyenangkan ke alam mimpi. Sudah berapa tahun sejak terakhir kali aku tertidur di depan seseorang? Apalagi merasa sesantai ini di depan seorang pria.

Majesty of Zion | Kookjin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang