Seokjin POV
Sambil menggandeng lenganku, Jungkook dengan lembut menarikku bersamanya. Mendudukkanku di sofa, dia menawariku sekotak tisu. "Kau bisa menghapus air matamu jika kau mau."
"..Terima kasih." Ucapku. Tapi, bahkan saat aku mengeringkan air mataku, aku bisa merasakan diriku mulai menangis lagi. Berhentilah. Kumohon berhentilah. Mata Yoongi yang penuh dengan kebencian dan segala hal tak berperasaan yang dia katakan, telah merobek semua kepercayaan diri dan kerja kerasku menjadi hancur berkeping-keping. Aku masih tidak bisa mengeluarkan duri-duri itu dari hatiku.
"Aku... maafkan aku..." Saat aku tersedak kata-kata itu di antara isak tangis, Jungkook berbalik untuk melihat ke luar jendela pada pemandangan kota di malam hari.
"Bagaimana kalau kau menangis saja sampai selesai, kau tahu? Kau tak bisa menangis dan berbicara sekaligus." Ruangan itu sunyi, tanpa suara dari TV atau suara bising kota di bawah sana. Terbungkus dalam keheningan, kesedihanku berangsur menghilang. Jungkook hanya menatap ke luar jendela tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tidak mungkin juga dia akan peduli padaku. Bahkan, aku yakin dia benci berurusan dengan orang yang menangis seperti kebanyakan orang pada umumnya. Namun, dia mengatakan padaku bahwa aku bisa menangis sebanyak yang aku inginkan. Aku tidak bisa menangis selamanya. Tidak ada yang bisa menghapus duri dari kata-kata itu, tentu saja. Namun, air mataku tampaknya membuatku lebih baik, tidak lama rasa sakit itu sedikit menghilang.
"Aku baik-baik saja sekarang..."
Berbalik ke arahku, Jungkook dengan tenang bertanya. "Apa yang terjadi?"
"...Aku bertemu mantan suamiku." Memikirkan apa yang terjadi dan mengucapkan kata-kata itu saja sudah cukup untuk menimbulkan rasa sakit di hatiku. Tapi, aku berusaha tetap setenang mungkin, untuk menceritakan pada Jungkook tentang apa yang terjadi. "Aku kebetulan bertemu dia di jalan tadi. Kami mungkin sudah bercerai, tapi setidaknya kami masih bisa saling menyapa dengan baik bukan? Aku melakukan yang terbaik untuk tetap bersikap sopan. Tapi tidak ada gunanya.
"..."
"Hal pertama yang dia lakukan adalah mengejekku karena berpartisipasi dalam rencana makeovermu... Dia menyebutku jalang putus asa yang haus ketenaran, dan mengatakan aku terlalu tua untuk mempermalukan diriku sendiri seperti yang aku lakukan sekarang."
"...Dan?"
"Dan aku menjelaskan bahwa, berkat rencana makeover-mu, aku mulai berubah dan berkembang. Aku bilang padanya aku telah menemukan cara untuk merasa lebih percaya diri, tapi dia tidak peduli... Dia adalah pria yang pernah aku cintai, pria yang aku nikahi... Walaupun itu sudah berakhir sekarang, tapi aku berharap dia setidaknya akan sedikit mendukungku." Ucapku tersenyum masam dan menatap Jungkook, tapi ekspresinya tidak pernah berubah. "Aku mengatakan padanya tentang betapa kerasnya aku bekerja untuk pemotretan itu, tapi... Dia bersikeras dengan mengatakan 'sejauh yang aku bisa lihat, kau tidak berubah sedikit pun'."
"Dan apa yang kau katakan padanya?"
"Aku bilang perubahan datang dari dalam, dan orang yang memutuskan untuk berubah pasti bisa berubah."
"Hmph... Dan?"
"Tapi dia bilang... 'Dunia akan berputar mundur pada porosnya sebelum kau berubah atau berkembang."
"..."
"Dan, terakhir, dia berkata, 'menceraikanmu adalah
keputusan terbaik yang pernah aku buat'. Dia menatapku seperti aku menjijikkan baginya dan berjalan pergi." Aku mencoba untuk memaksakan tawa yang hambar untuk mencegah diriku mengingat betapa pedihnya kata-kata itu. Tapi saat tawaku mereda, kesedihanku kembali dan, sekali lagi, aku merasa benar-benar sendirian. Hentikan, Jin. Jangan mulai menangis lagi. Aku menarik napas dalam-dalam dan menampilkan senyum di wajahku. "Kurasa hanya aku yang berpikir bahwa aku telah berubah. Tapi, mungkin aku masih orang yang sama, orang yang tidak bisa dicintai, yang diselingkuhi oleh suaminya."
![](https://img.wattpad.com/cover/365597891-288-k673799.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Majesty of Zion | Kookjin ✔️
FanfictionSeokjin mengira dia sudah selesai dengan cinta... Dan Jungkook membuktikan bahwa dia salah. Baru saja bercerai, Jin masuk ke sebuah tempat glamor, yang diatur oleh seorang pria yang luar biasa. Jungkook menawarkan banyak hal padanya... Setelan serta...