🔞
Seokjin POV"Aku membawakanmu makan siang, JK," Ucapku.
"Terima kasih." JK menatapku, tapi hanya sesaat sebelum kembali bekerja lagi. Dia mengelola agensi model dan brand pakaiannya sendiri. Selain pekerjaannya sebagai model, dia juga mempromosikan parfum With Love. Bisa dikatakan, dia sangat sibuk akhir-akhir ini.
"Apa kau istirahat secara teratur?"
"Ya." Aku tidak percaya padamu. Aku sama sekali tidak mendapat kesan bahwa dia beristirahat. Cangkir di depannya masih terisi kopi lebih dari setengah sejak pagi tadi.
"Mau kubuatkan kopi baru?"
Sambil melebarkan matanya sedikit, dia melihat cangkirnya dan menuangkan kopinya sendiri. Sepertinya, dia terlalu berkonsentrasi pada pekerjaannya sampai-sampai dia lupa kalau ada kopi di depannya.
"... Tidak apa-apa. Aku akan membuat lagi setelah aku selesai dengan ini." Sambil melihat beberapa dokumen, dia mengambil kopinya dan menyesapnya.
"Baiklah. Kalau begitu, aku taruh saja makan siangmu disini." Saat aku meletakkan nampan di sudut meja, setelan jas yang ada disana menarik perhatianku. Itu adalah pakaian pernikahan yang diberikan JK padaku. "Tidak peduli berapa kali aku melihatnya, aku tidak pernah bisa melupakan betapa indahnya itu."
"Itulah waktu istirahatku."
"Um, apa?" Apa maksudnya?
"Aku telah memperbaiki jahitan dan sebagainya sejak kemarin lusa." Dia mengusapkan jarinya pada bagian pinggang pakaian itu. "Aku sudah mengerjakan sisi kiri selama dua hari terakhir, dan aku akan mulai memperbaiki sisi kanan hari ini."
"Memperbaikinya?"
"Ya, aku mungkin lupa minum kopi, tapi aku beristirahat sejenak dari pekerjaanku untuk menjahit beberapa menit yang lalu." Saat dia mengatakan itu, aku perhatikan, sisi kiri dan kanannya tampak sedikit berbeda. "Tidak peduli seberapa larut aku pulang ke rumah atau sesibuk apa pun aku, aku meluangkan waktu untuk mengerjakan pakaian ini setidaknya sedikit setiap hari. Itu membuatku rileks." JK berbalik menghadapku dengan tatapan lembut. Namun demikian, ada sedikit rasa sakit di dadaku.
"Kau mungkin menganggapnya sebagai istirahat, tapi sebenarnya itu tidak termasuk istirahat."
"Tubuhku mungkin masih bergerak, tapi... mengerjakan pakaian itu membuat hatiku terasa bahagia." JK bergeser di kursinya untuk mendongak, menghadapku secara langsung. "Kau berubah setiap hari, jadi aku harus mengubah pakaian ini untuk mengikutimu."
"... Apa aku benar-benar berubah sebanyak itu?" JK mengangguk.
"Perubahannya tidak kentara. Aku ragu orang lain akan menyadarinya, tapi aku menyadarinya. Daripada mencari-cari alasan tentang apa yang tidak bisa kau lakukan, kau mulai fokus pada apa yang dapat kau capai. Daripada membiarkan hidupmu didikte oleh apa yang dipikirkan orang lain, kau sudah mulai hidup untuk dirimu sendiri."
"..."
"Maksudku, kau terkadang diam ditempat dan mengalami kemunduran, tentu saja. Tapi kau bangun setiap hari dengan siap untuk menjadi orang yang lebih baik dari hari sebelumnya. Aku senang melihatmu berkembang menjadi sesuatu yang lebih indah setiap harinya."
"JK..." aku tidak menyangka dia mengamatiku secermat itu. Merasa tersentuh dan sedikit malu, rahangku mengatup.
"Wajar jika pakaian ini juga berubah setiap hari untuk mengikutinya."
"..." Jari-jarinya menjelajahi lekukan pinggulku, dan aku sedikit terkejut, menggeliat di bawah sentuhannya. JK mengulurkan tangan, memegang lenganku dan menarikku ke pangkuannya. Dia menatapku dengan mata sedingin es, membelai lengan atasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Majesty of Zion | Kookjin ✔️
Hayran KurguSeokjin mengira dia sudah selesai dengan cinta... Dan Jungkook membuktikan bahwa dia salah. Baru saja bercerai, Jin masuk ke sebuah tempat glamor, yang diatur oleh seorang pria yang luar biasa. Jungkook menawarkan banyak hal padanya... Setelan serta...