20 . Pyramid Game

2.5K 234 26
                                    

Karena sebelumnya keadaan langit memang cukup mendung, taklama setelah itu hujan tiba-tiba turun.

Sooji yang kebetulan sedang menunggu bus di halte segera menepi untuk menghindari air hujan yang berangsur-angsur menjadi lebat.

Menatap sekeliling, jalanan benar-benar sepi, dan hanya ada satu atau dua kendaraan yang lewat.

Tiba-tiba dari arah seberang sana terlihat seorang gadis yang mengenakan payung berwarna hitam berlari ke arah halte bus untuk berteduh.

Setelah diamati dengan baik, Sooji ternyata mengenali gadis itu, berdiri dari duduknya, dia mendekatinya yang tidak lain adalah Do Ah.

"Kau belum pulang?"tanya Sooji.

Do Ah tersentak, berbalik dia sedikit terkejut saat melihat Sooji."Kau..."

Mengabaikan keterkejutan Do Ah, Sooji berkata."Kenapa kau belum pulang?"

"Aku ingin...tapi...hujan."selesai berbicara,Do Ah memeluk dirinya sendiri.

Menatap Do Ah sementara waktu, kemudian Sooji berkata."Bagaimana dengan orang tua_mu? Apa kau tidak menghubungi mereka?"

Do Ah menunjukkan ponselnya."Ponselku, mati."

Diam-diam Sooji merogoh ponselnya, lalu menyerahkannya pada Do Ah."Gunakan ponselku."

Menatap Sooji, Do Ah terdiam, lalu menggelengkan kepalanya."Aku...tidak ingat nomor mereka."

"Ah..."Sooji menarik kembali tangannya, tersenyum kecil dia berkata."Kajja duduk bersamaku."

"Hum..."perlahan, keduanya mendudukan diri di kursi halte.

Untuk beberapa waktu, di sela keheningan keduanya, hanya ada suara gemuruh hujan dan bising beberapa kendaraan.

Perlahan, Do Ah melirik Sooji, dengan ekspresi ringan dia berkata."Kenapa kau ingin menghancurkan Pyramid game?"

Sooji menatap gadis itu, tertawa kecil, dia berkata."Karena...aku sangat membenci seseorang yang menyakiti....orang yang tidak bersalah."selesai berbicara, Sooji meluruskan pandangannya, menatap hujan yang tak kunjung mereda.

"Tapi itu hanya permainan, dan sejak awal, mereka juga sudah menyetujui semua ketentuan yang ada....termasuk..kau sendiri."jelas Do Ah tanpa melepaskan pandangannya dari Sooji.

"Geurae, aku memang menyetujui semua peraturannya. Tapi apa kau tahu...."Sooji kembali menatap Do Ah, dengan ekspresi serius dia melanjutkan."Aku tidak pernah menggunakan kekuasaan bahkan kekuatan keluargaku untuk menyakiti orang lain. Terkecuali, seseorang itu memang layak untuk mendapatkannya, dan bukan....untuk kesenangan semata. Jika aku ingin, aku bisa melarikan diri dan pergi sejauh mungkin dari Kota ini, akan tetapi, saat melihat bagaimana cara permainan bodoh itu bermain, aku memiliki yang tekad kuat...untuk menghancurkannya."

Mendengar ucapan Sooji, Do Ah sedikit tercengang."K_kau sempat berpikir untuk pindah?"

"Hum, tetapi aku membatalkannya."kekeh Sooji sebelum diam-diam menundukkan kepalanya.

Tiba-tiba Do Ah mengulurkan tangannya, dan menyentuh tangan Sooji,"Aku mohon...tetaplah disini."

Terkejut, perlahan Sooji mendongak, dan menatap gadis di sampingnya.

"Aku....memang tidak bisa membantumu....tapi setidaknya...sekarang kau tahu aku berada di pihak siapa."

Sooji tersenyum samar, lalu menyentuh tangan gadis itu dengan tangan lainnya."Gomawo..."

Sebagai jawaban, Do Ah hanya tersenyum simpul, lalu diam-diam menarik tangannya.

Bersamaan dengan tiba_nya bus, supir Do Ah yang selalu menjemput gadis itu juga tiba di halte.

Pyramid Game (New version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang