36 . Pyramid Game

2.3K 231 49
                                    

Istirahat.

Memperhatikan beberapa siswi yang mulai bangkit dari kursi masing-masing, seketika tatapan Sooji tertuju pada Harin yang perlahan juga ikut berdiri.

Meletakkan bolpoin_nya di atas meja, selanjutnya Sooji mulai melakukan gerakan menjentik, membiarkan bolpoin miliknya melesat ke arah Harin.

Tak!

Tepat seperti apa yang dia inginkan, bolpoin itu mendarat tepat di bawah kaki gadis bermarga Baek itu. Sontak, Harin menghentikan langkahnya, bahkan beberapa siswi juga terdiam dengan ekspresi terkejut di tempat masing-masing.

Tanpa ekspresi, Harin menunduk, menatap bolpoin di bawah sana, dengan samar dia menghela nafas dalamnya.

Di detik berikutnya, tanpa semua orang duga, gadis itu tiba-tiba membungkuk untuk meraih bolpoin tersebut.

Semua orang tercengang, seseorang seperti Baek Harin yang tidak pernah tunduk pada siapapun, sekarang dengan mudahnya dia bersedia membungkuk hanya untuk mengambil bolpoin milik Sooji? Ini benar-benar luar biasa dan hal baru bagi semua orang.

Dengan bolpoin di tangannya, perlahan Harin berjalan ke depan, meletakkan bolpoin tersebut tanpa menatap Sooji, lalu melanjutkan langkahnya. Diikuti Do Ah, Yerim, dan Eunbyol.

Dengan wajah tercengangnya, Jaeun mencondongkan kepalanya pada Sooji, lalu mulai berbisik."Bagaimana bisa dia melakukan itu untukmu?"

Tersenyum samar, Sooji menoleh pada Jaeun, lalu dengan percaya diri berkata."Tentu saja, karena aku Sung Sooji, bukan Myong Jaeun."

Segera Jaeun mengatupkan bibirnya, lalu memasang wajah muram.

Melihat ekspresi temannya Sooji terkekeh kecil, merangkul bahu Jaeun dia berkata."Ayo ke kantin."

Selanjutnya mereka mulai meninggalkan kelas disusul Jaehyung dan Ji Ae.

____________

Tiba di ruangan Ibu_nya, Harin dan ketiga rekannya bergegas masuk. Tidak lupa, Eunbyol menutup dan mengunci pintu.

Mengeraskan rahang dan mengepalkan tinjunya, Harin berjalan ke arah meja kebesaran Ibu_nya, lalu dengan amarahnya dia melemparka semua barang yang terletak disana ke lantai.

Prang!!

Brak!!

Dengan dada terengah-engah dan mata memerah, dia berbalik, lalu menarik syal yang dia kenakan, dimana disana menunjukkan bercak merah keunguan yang tak terhitung jumlahnya.

Seketika ketiga rekannya yang melihat ini benar-benar terkejut,dan reflek Eunbyol menutup mulutnya dengan tidak percaya.

"Harin...."lirih Yerim dengan mata membola.

"Aku kalah, aku dikalahkan oleh gadis itu....dia...mengalahkanku...."gumam Harin dengan airmata yang mulai mengalir.

Menundukkan kepala, dan mengepalkan tinjunya, Do Ah kembali mendongak, lalu diam-diam berjalan ke depan, dan tanpa kata memeluk tubuh Harin.

Dengan pandangan lurus dan airmata menggenang, Harin berkata."Aku hanya ingin memperkuat bisnis yang Halmoeni_ku tinggalkan, apa itu salah?"

"Anie..."Do Ah segera menggelengkan kepalanya, dan menepuk punggung Harin beberapa kali.

Menyeka airmatanya, Yerim berjalan ke depan, dan mengusap bahu Harin saat dia berkata."Kau tidak perlu khawatir...kami akan tetap berada di pihakmu, Harin_ah."

"Haruskah kita memberitahu Sooji tentang masalah yang sebenarnya terjadi? Mengingat dia memiliki kekuatan yang lebih besar dari kita?"seru Eunbyol tiba-tiba.

Pyramid Game (New version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang