39 . Pyramid Game

1.9K 228 40
                                    

Cklek!

Ibu Harin yang kebetulan berada di ruangannya seketika menoleh saat mendengar pintu terbuka.

Mendongak, dia segera meletakkan map di tangannya saat melihat Harin yang berjalan masuk tepat setelah menutup pintu.

"Harin..."

Belum sempat mengucapkan kata-katanya, gadis bermarga Baek itu tiba-tiba memeluk Ibu_nya yang kebetulan sedang duduk di sofa.

"Wae?"tanya Nyonya Baek bingung sambil menyentuh tangan Harin yang memeluknya dari samping.

Dengan wajah yang bertumpu di bahu Ibu_nya dan menghadap ke bagian punggung Nyonya Baek, Harin menggelengkan kepalanya."Anie...aku hanya sedang ingin melakukannya."
selesai berbicara, satu tetes airmata jatuh dari pelupuk mata Harin, menghela nafas dalam perlahan dia memejamkan matanya.

Nyonya Baek tersenyum ringan, lalu mengusap surai Harin beberapa kali"Geurae...kau bisa melakukannya."terdiam untuk beberapa saat, Nyonya Baek tiba-tiba berseru."Harin_ah."

"Hum..."gumam Harin.

"Jika suatu hari nanti....ada seseorang yang memintamu untuk menandatangani sesuatu...aku mohon, untuk tidak memberikannya."jelas Nyonya Baek tanpa menghentikan usapannya pada surai Harin.

"Wae?"tanya Harin yang diam-diam membuka matanya.

"Lakukan saja...karena semua itu..demi kebaikanmu, dan satu hal lagi"perlahan Nyonya Baek menundukkan kepalanya."Sebenarnya sudah lama aku ingin mengatakan ini padamu. Aku...bukanlah Eomma kandungmu."

Harin tidak memiliki reaksi apapun untuk beberapa waktu, lalu di detik berikutnya dia mulai mengendurkan pelukannya. Menatap wanita paruhbaya yang menunduk, dia bergumam."Aku tahu..."

Terkejut, Nyonya Baek mendongak, menatap Harin dengan mata yang mulai memerah dia berkata."Kau... sudah mengetahuinya?"

"Hum..."Harin mengangguk kecil."Aku mengetahuinya sejak aku berusia sepuluh tahun...."

Flasback On.

Di dalam kamarnya, Harin yang pada saat ini masih berusia sepuluh tahun diam-diam menggeliat kecil saat dia terbangun dari tidurnya.

"Aku akan menjaganya."seru Ibu Harin yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar anaknya dengan sebuah ponsel di telinganya.

Mendengar ini, Harin memutuskan untuk mengerjai Ibu_nya dan berpura-pura tidur.

Duduk di tepi tempat tidur, dengan nada yang sedikit serak Nyonya Baek kembali berkata."Aku tahu Harin bukan Putriku, tapi...bagaimanapun juga...Oppa_ku menitipkannya padaku... Jadi mari akhiri hubungan kita,"

Tut!

Setelah mematikan panggilan, Nyonya Baek diam-diam menangis tanpa suara. Tanpa menyadari Harin yang pada kenyataannya sudah terbangun dan mendengar semuanya.

Sambil terisak, Nyonya Baek tiba-tiba berkata."Sebelum Harin mendapatkan hak_nya, aku tidak akan pernah meninggalkan rumah ini. Bagaimanapun caranya, aku harus melindungi Harin dari Nyonya Nam dan Putra_nya."selesai berbicara, dia mengusap surai Harin, mengecup kening anak itu singkat lalu melanjutkan."Bibi akan merawat dan menjagamu dengan baik."

Di bawah bantal, tanpa sadar Harin kecil mengepalkan tinjunya.

Flasback Off.

Dengan airmata yang mulai luruh, Nyonya Baek meraih kedua tangan Harin,dan berkata."Maafkan aku...."

Menyeka airmatanya Harin tersenyum kecil, dan berkata."Eomma tidak perlu meminta maaf, dan ya...aku ingin mengatakan rasa terima kasihku padamu yang dimana selama ini belum sempat aku katakan. Terima kasih banyak, karena Eomma sudah bersedia merawatku sampai saat ini."

Pyramid Game (New version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang