UTUSAN BIRU 4

448 67 5
                                    

Gadis di sedang memantau CCTV di sana mengigit bibir nya dengan kesal.

Sementara itu Kunikida, Dazai dan Atsushi berhasil membawa para korban ke rumah sakit.

Mereka duduk diruang tunggu rumah sakit dengan cemas.

Sementara Kunikida saat ini sedang mondar mandir didepan ruang pemeriksaan dengan cemas.

Dazai menunduk dengan raut wajah yang suram.

CEKLEK

"Pasien kekurangan darah AB, apakah ada dari kalian yang bergolongan darah AB?"

"aku, golongan darah ku AB!" Dazai mengajukan diri dan pergi untuk mendonorkan darahnya.

Tidak lama setelah itu, dokter akhirnya keluar.

"Dia terlalu memaksakan tubuh nya, untung tidak ada masalah apapun kecuali kekurangan darah. Pasien mungkin akan sadar besok pagi."

Kunikida langsung jatuh terduduk dengan lemas setelah mendengar penjelasan dari dokter.

Dazai juga sama, wajahnya kembali mendapatkan warna setelah tau Fujitzu selamat.

Dia lalu bangkit dari kursi nya.

"Yosh... Karena Fujitzu-san sudah terselamatkan aku akan mengurus sesuatu dulu, Kunikida-kun tolong urus Fujitzu-san saat aku pergi yaa~" Dazai tersenyum kecil lalu menepuk pundak Kunikida yang saat ini sedang menangis dengan bahu bergetar pelan di tempat duduknya.

Dia berjalan keluar sambil memegang tengkuknya dengan lelah lalu berjalan dengan wajah dingin ke sebuah rumah sakit lain tempat para tahanan yang mereka selamat kan tadi.

Dia mengunjungi seorang pria yang baru saja sadar.

Dengan wajah dingin dan serius khas detektif, tidak ada lagi raut wajah konyol atau santai lagi jika menyangkut orang yang dia sayangi.

"Saya ingin menanyakan sesuatu, jawab dengan jujur. Jika anda berbohong anda akan langsung berhadapan dengan polisi," Dazai berkata dengan dingin sambil mengeluarkan catatan kecil.

Sementara pria yang baru sadar itu dengan gugup menatap detektif didepan nya yang mengeluarkan hawa mengerikan.

"A-anu t-tuan detektif bagaimana kalau besok saja ini sudah tengah malam..."

Dazai mengangkat wajahnya dan menatap sang pria dengan tatapan sedingin es.

Pria yang baru bangun itu berdehem kecil, mengabaikan reaksi tubuhnya yang bergetar hebat melihat tatapan mengerikan dari Dazai.

'MEMANG NYA BOLEH DETEKTIF MENAKUT-NAKUTI KORBAN SEPERTI INI!!' Dia hanya bisa menjerit didalam hati dengan air mata imajiner yang mengalir, dengan wajah tabah dia tersenyum kearah Dazai.

Dazai semakin menatap nya dengan intens, seolah-olah sedang berkata.

Jika kau tidak bicara sekarang  kau akan ku bunuh.

'Sial, aku ingin menangis... Tolong kirimkan detektif yang lebih ramah lain kali!!!!' Pria itu berusaha mempertahankan harga diri nya sebagai laki-laki.

Dia membuang nafas lagi, berusaha untuk mengumpulkan sisa-sisa keberanian nya.

"Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, saat naik taxi aku tiba-tiba mengantuk dan saat terbangun aku sudah ada di tempat asing dengan keadaan telanjang. Aku juga melihat orang-orang yang sama keadaan nya dengan ku. Jika kau tanya mereka juga, jawaban nya pasti sama," jawab orang itu dengan serius.

Dazai mengangguk kecil.
"Baiklah aku mengerti, terima kasih atas kerjasamanya. Saya harap anda segera pulih." Dazai membungkuk sedikit dan langsung berbalik.

𝘽𝙐𝙉𝙂𝙊𝙐 𝙎𝙏𝙍𝘼𝙔 𝘿𝙊𝙂'𝙎 乂 {𝖒𝖆𝖑𝖊 𝖗𝖊𝖆𝖉𝖊𝖗'𝖘}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang