"Win"
Terdengar seseorang yang suaranya sangat familiar di telinga win memanggil sambil memegangi pundaknya. Seketika mata win terbuka lebar, tangisan nya langsung berhenti, dengan hati yang berdebar win menoleh ke arah sumber suara.
"Bright???!! " Win yang terkejut dengan kehadiran bright langsung memeluk bright dengan erat, seakan akan ia sangat takut kehilangan sosok yang pernah ia benci dan mengatakan untuk jangan bertemu lagi, isak tangis win kembali pecah, Bright yang terkejut dengan pelukan mendadak itu hanya bisa balik memeluk win, sesekali mengelus punggung orang di pelukannya dengan niat untuk menenangkan.
"Ada apa? Kenapa kamu menangis? " Tanya bright kepada win saat di rasa win sudah lebih tenang
"Aku pikir kau sudah pergi, aku pikir kau meninggalkanku, aku pikir kita tidak akan bertemu lagi" Dengan sesenggukan win menatap bright
"Bukannya kamu bilang tidak ingin bertemu lagi dengan ku? "
"Tidak, Tidak aku tidak menginginkan itu" Win menggenggam tangan bright "maafkan aku" Win tertunduk dengan air mata yang masih mengalir di pipinya
"Heyy sudahlah jangan menangis, aku tidak akan pergi, tidak akan pernah meninggalkanmu, karena itu juga akan menyiksaku" Bright memegang wajah win agar menatapnya dan dengan lembut mengusap air mata yang mengalir di pipi win
"Bright, aku juga menyukaimu" Ujar win tiba-tiba
"Hah??? " Bright yang speechless hanya bisa melotot ia masih tidak menyangka akan mendengar kata kata itu dari win, orang yang sangat ia cintai. "Win, apa kamu sadar tentang apa yang baru saja kamu katakan? " Masih tidak percaya, bright mencoba untuk bertanya, karena ia takut jika itu semua hanya imajinasinya atau mungkin win salah bicara, walaupun hatinya berharap jika yang di katakan win itu bukan karena salah ucap.
"Aku menyukaimu, tidak bisakah aku menyukaimu??" Win menggenggam tangan bright "entah dari sejak kapan tapi aku sungguh-sungguh menyukaimu, aku tidak mau kehilanganmu, apa kau mau menjadi pacarku? "
"Apa??? " Belum hilang rasa terkejut karena win yang mengatakan menyukainya, sekarang jantung bright rasanya sudah lepas dari tempatnya, nafasnya sesak, tubuhnya menjadi berkeringat, dengan perlahan ia mencoba mencerna ucapan win.
"Kenapa?? Apa kau tidak mau? " Tanya win dengan wajah penuh harap
".... "
Bright hanya terdiam, ia masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Karena tidak ada jawaban win melepaskan genggaman tangannya.
"Bright kalau kau tidak m__?? "
"Aku mau, aku mau, tentu saja aku mau" Bright berteriak dengan antusias seakan-akan baru mendapatkan kembali nyawanya, dengan cepat ia meraih tangan win
"Aku sudah menunggu ini dari lama, aku selalu menantikan saat ini, aku terdiam hanya karna aku masih tidak percaya dengan semua ini, jangan katakan padaku jika ini hanya mimpi"
"Ini bukan mimpi" Win mencubit pipi bright
"Ahh" Bright meringis merasakan sakit di pipinya
"Apa sakit? "
"Iya" Bright memanyunkan bibirnya
" Berarti ini bukan mimpi, ini nyata" Win tersenyum dengan mata yang masih terlihat sembab jadi matanya tidak terlihat
"Ahhh aku masih tidak menyangka" Bright dengan cepat memeluk win.
"Hehh lepaskan, malu di lihat orang" Win mendorong tubuh bright untuk menjauh
"Orang siapa, tidak ada orang? " Bright memutar mata mencari orang yang di maksud win
"Ada, aku phi" Sahut Tu yang menyaksikan semuanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunny | Win Only🐰🖤
RomanceMenceritakan tentang rumitnya perjalanan cinta BrightWin , Tetapi endingnya DEWWIN. Perhatian karena gue bikin ini sebelum bright nene publish untuk ep 1-22 isinya BrigtWin 🔥🙂