salahku!

81 8 0
                                    

Tu terus berlari mengejar sang ibu sambil memohon agar ibunya itu mengurungkan niatnya, namun emosi dan dendam yang meledak-ledak itu rasanya mustahil untuk di hentikan

"Ibu, tunggu bu, jangan lakukan itu"

"Kau tidak mengerti Tu, ini semua aku lakukan demi kau, aku harus memberi pelajaran pada anak tidak tahu diri itu,dia adalah kesialan, bagaimana dia bisa melakukan hal itu kepada orang yang selalu membelanya" Ibu Tu terus berjalan dengan cepat

"TAXII"

"Ibu jangan bu"

Ketika ibu Tu menyebrang jalan untuk menghampiri taxi, sebuah mobil mini bus melintas dengan cukup laju, dan karena emosi yang tidak terbendung ibu Tu tidak menyadari kedatangan mobil itu.

"TINNN TINNNNN TINNNNN.....IBUU AWASSSSS" Suara klakson berbunyi dengan kencang memperingati,berbarengan dengan suara Tu yang menyadari hal itu, Tu berteriak sekencang mungkin dan berlari untuk menghampiri sang ibu. Ibu Tu yang terperanjat kaget dengan cepat menoleh ke arah mini bus yang melaju kearahnya.

"AAAAAA" BRUUUGGGGGHHHH!!!

Kecelakaan pun tak dapat dihindari walaupun sang sopir mobil sudah menginjak rem sedalam mungkin namun karena jarak yang cukup dekat,Mobil mini bus itu menghantam ibu Tu dengan keras sehingga ia pun terpental cukup jauh, dan seketika darah segar mengalir dari kepalanya yang menghantam trotoar jalan.

"IBUUUUUUU!!!!! " TU dengan berlari sekencang mungkin menghampiri sang ibu dan memeluknya.

"IBUUUUU" Semua orang yang melihat kejadian tersebut datang menghampiri dan dalam sekejap menjadi kerumunan

"SIAPAPUN TOLONG IBUKUUU" Salah seorang pemuda yang kebetulan sedang melintas dan melihat kejadian itu menghampiri Tu

"Ayo, naik mobilku saja"

"Terimakasih" Tu yang masih terisak tanpa berfikir panjang langsung menyetujui tawaran baik itu.

Pemuda itu dengan cepat menggendong ibu Tu dan membawa mereka menuju rumah sakit.

"Ibu bertahanlah" Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Tu selama perjalanan menuju rumah sakit.
...
...
...
Sesampainya Tu di rumah sakit para perawat segera membawa ibu Tu ke ruangan Emergency

"Dok, tolong ibu saya" Pinta Tu kepada dokter yang hendak masuk ruangan sambil menangis.

"Iya Nona tenang dulu, kami akan berusaha semaksimal mungkin"

Dokter pun masuk, saat dokter masuk, Pikiran Tu tertuju pada win, dan bergegas meneleponnya

" Hallo Tu ada apa??"

"Phiii.... Ibu phi ibuuu"

"Ada apa dengan ibu Tu, kenapa kamu menangis??!! "

"Phii ibu, kecelakaan phiii, ibu di tabrak"

"Astaga bagaimana bisa, sekarang kamu dimana?? "

"Aku sedang di rumah sakit phii, cepatlah datang"

"Iya aku akan pergi kesana sekarang"

"Win ada apa? " Bright yang sedang bersama win bertanya saat melihat kekasihnya tersebut panik setelah mengangkat telepon.

"Ibu ku,kecelakaan, aku harus pergi sekarang" Win bergegas mengambil tas

"Aku akan mengantarmu" Win mengangguk mengiyakan

Dengan cepat mereka berdua pergi menuju rumah sakit. Sepanjang jalan win terus melihat ke luar jendela mobil sambil terus meremas tangannya, tidak bisa di pungkiri rasa khawatir nampak jelas terpampang di wajahnya.

"Win, tenanglah, jangan terlalu di pikirkan aku yakin ibumu baik-baik saja" Bright menggenggam tangan kekasihnya itu dengan tujuan untuk menenangkannya.

Sesampainya di rumah sakit win langsung menghampiri Tu yang sedang duduk tertunduk dan menangis di depan ruangan emergency.

"Tu"

"Phi win" Tu yang melihat win langsung memeluk kakaknya dengan erat, Tangisannya kembali pecah, tubuhnya gemetar.

"Tu tenanglah" Win mengusap usap punggung sag adik

Pada saat yang bersamaan, seorang dokter keluar dari ruangan Emergency, dan menghampiri mereka

"Permisi, apa ini keluarga pasien? "

"Ahh iya dok, kami berdua adalah anak pasien, bagaimana keadaan ibu saya" Win melepaskan pelukannya dan menjawab pertanyaan dokter itu

"Pasien kehilangan darah yang cukup banyak akibat pendarahan di kepalanya, sekarang kami membutuhkan donor darah segera, dan untuk saat ini stok darah untuk golongan AB sedang tidak ada, apakah dari kalian atau keluarga memiliki golongan darah yang sama dengan pasien ? ,kami membutuhkannya segera"

"Saya dok, kebetulan golongan darahku dengan ibu sama, dokter bisa mengambil darahku sebanyak yang di butuhkan" Win dengan cepat mengajukan diri. Tu yang mendengar ucapan win, menatap sang kakak dengan wajah yang khawatir.

"Phi?? Tapi phi sangat takut dengan jarum suntik, bahkan phi pernah pingsan sebelumnya" Tu menggenggam tangan kakaknya itu

"Tidak masalah Tu, apapun itu akan aku lakukan untuk ibu, ini hanya jarum suntik,tidak apa-apa,bahkan nyawa pun akan aku beri jika itu bisa menyelamatkan ibu, ibu lebih berharga dari apapun" Win membalas genggaman sang adik.

"mari, jika kau yang akan melakukan donor darah cepatlah kita tidak punya banyak waktu" Sela sang dokter mengingatkan.

"Baik dok"

Dengan cepat win menuju ruangan transfusi darah. Tubuhnya seketika gemetar saat suster mengambil jarum suntik, dan mengarahkannya pada win, keringat terlihat keluar di dahinya, tubuhnya lemas melihat jarum suntik yang semakin mendekat

"Tunggu Sus" Dokter yang tiba-tiba masuk ke ruangan itu menghentikannya

"Tidak perlu melakukan donor darah"

"Kenapa dok? Apa yang terjadi"

Dokter itu menghela nafas pelan

"Saya sangat berduka, tapi ibu anda telah tiada, ia kehabisan darah dan tidak bisa bertahan lebih lama, saya harap anda dan keluarga dapat menerima ini semua dengan lapang dada, saya turut berdukacita"

"Tidak, tidak, tidak mungkin, dok anda pasti bercanda kan dok, itu semua tidak benar kan dok?, dok jawab aku" Win meloncat dari tempat tidurnya, dan bergegas keluar, sesampainya di luar Tu yang melihat langsung berhambur memeluk win.

"PHII, IBU TIADA PHIII, IBU SUDAH PERGI" Isak tangis tidak lagi terbendung , Win dan Tu menangis dalam pelukan.

Ini semua salahku, jika saja aku datang lebih cepat, ini semua tidak akan pernah terjadi, ini semua salahku, ibu tiada karena aku, aku yang membunuh ibu!!

Pemikiran tersebut terus terngiang di kepala win, ia menganggap semua yang terjadi pada ibunya adalah salahnya.

~~~BERSAMBUNG~~~







Bunny | Win Only🐰🖤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang