tenanglah

60 8 0
                                    

Hujan sudah mereda, dengan perlahan pelukan erat itu di lepasan.

"Ayo kita pulang, Tu pasti menghawatirkan mu"

Suasana rumah sudah sepi, karena hari sudah cukup larut mungkin orang-orang sudah pulang, hanya terlihat beberapa orang di ruang tamu, yang sedang menunggu kepulangan win

"Phi, dari mana saja, kenapa basah kuyup begini?? Kami semua sangat mengkhawatirkan mu"  Tu berlari menghampiri ketika melihat kedatangan kakaknya itu.

"Aku hanya mencari udara segar, tidak apa-apa, tidak perlu khawatir" Win membelai lembut pipi sang adik.

"Mandi dan ganti baju dulu lah win, nanti kamu sakit, kamu juga bright" Ucap seorang wanita yang sedang duduk di kursi ruang tamu, yang tidak lain adalah bibi nya itu (adik dari ayah kandung win ) .

"Iya" Win pergi menuju kamarnya, ia masih memiliki beberapa baju yang tersisa di lemarinya untuk ganti baju, dan tak lupa juga memberikan beberapa baju miliknya untuk bright yang sama-sama basah kuyup. Setelah mandi dan berganti pakaian bright dan win pun turun.

"Win kemarilah, ada beberapa hal yang ingin kami sampaikan" Panggil suami dari bibinya kepada Win.

"Iya paman" Win menghampiri dan duduk di kursi disusul oleh bright yang duduk di samping win.

"Jadi begini, berhubung kalian berdua sudah tidak memiliki siapapun disini, paman dan bibi berniat untuk membawa kalian berdua untuk tinggal di Chiang Mai bersama kami, kamu bisa melanjutkan kuliah mu disana begitu juga dengan Tu, bagaimana Win? " Bright yang mendengar penuturan bibi win agak sedikit terhenyak pikirannya tidak tenang ia tidak akan bisa jika harus menjalin hubungan jarak jauh dengan win, itu akan membuatnya frustasi.

Win terdiam sesaat dan menghela nafas pelan, dan mulai angkat bicara.

"Terimakasih paman, bibi, namun aku rasa aku akan tetap tinggal disini, butuh waktu untuk menyesuaikan diri jika harus mengulangi kuliah lagi, dan untuk tu, sekarang dia sudah kelas 12 semester 2 sebentar lagi mau ujian, aku rasa Tu harus menyelesaikan sekolahnya dulu disini, jika setelah lulus Tu ingin melanjutkan kuliahnya di Chiang Mai, aku tidak masalah, semuanya terserah pada Tu" Win menggenggam tangan dan menatap sang adik.

"Bagaimana Tu? " Bibi melihat ke arah Tu untuk mendengar jawaban nya.

"Aku rasa phi win benar bi, walaupun aku ingin pergi sekarang, tapi aku rasa itu akan tanggung hanya tinggal menunggu ujian saja, setelah lulus aku akan pergi tinggal bersama kalian di Chiang Mai" Jawab Tu sembari tersenyum kecil

"Baiklah kalau itu sudah menjadi keputusan kalian, untuk sementara ini apakah kalian akan tinggal di rumah ini? "

"Aku rasa tidak bi, Tu akan tinggal bersamaku di tempat ku sekarang, mungkin hanya sesekali kita akan ke rumah ini, sembari menunggu jika ada orang yang ingin membeli rumah ini"

"Kalian ingin menjual rumah ini? "

"Iya bi, rumah ini menyimpan kenangan, dan juga luka yang sangat banyak, ada baiknya jika kita berdua tidak tinggal lagi disini"
...
...
...
Dua hari berlalu hari ini win memutuskan untuk pergi ke kampus, cukup sudah sedihnya selama ini, sekarang waktunya memulai kehidupan yang baru. Tu sudah berangkat duluan ke sekolah pagi pagi tadi. Win berjalan menyusuri gang, dan menuju jalan untuk menunggu angkutan umum. Namun terlihat sebuah mobil sedan berwarna putih sudah terparkir dengan sempurna tepat di penghujung gang sempit itu. Mobil yang familiar di mata Win,begitu juga dengan pria yang bersandar di luar mobil itu,terlihat jelas  kalau dia menunggu kedatangan win.

"Ayo, kita pergi bersama ke kampus nanti terlambat " Bright merangkul pinggang win.

*Plakk* "lepasin", win memukul tangan bright yang melingkar di pinggangnya berlanjut menatap  dengan tajam pria yang sekarang menjadi kekasihnya itu.

" Auuu??kenapa aku di pukul??" Bright mengelus tangannya, dan memanyunkan bibir nya.

"Sembarangan aja, main rangkul rangkul, dan bagaimana kamu bisa kesini?? Bahkan ini tidak searah dengan rumahmu, kamu putar balik cuma karena ingin menjemput ku? " Win memicingkan matanya.

"Ya gimana lagi, kita berdua kan udah pacaran, apa salahnya Kalau berangkat berdua ke kampus? "

"Gak salah sih, cuma berlebihan aja"

"Ga ada yang berlebihan ah, udah cepetan masuk nanti terlambat, dosen mata kuliah pertama killer loh kamu gak ingat?" Dengan terpaksa win masuk ke dalam mobil bright.

"Win" Bright memanggil win dengan lembut, hingga memecahkan keheningan yang ada.

"Hmm" Jawab win acuh tak acuh

"Emmm menurut kamu, boleh atau tidak jika aku memberi tahu orang-orang kalau kita sekarang berpacaran? "

"Emm aku rasa tidak perlu lah orang-orang tau, untuk apa juga"

"Jadi kamu mau aku merahasiakan hubungan ini?? " Bright sedikit mengerutkan keningnya

"Iya bisa kan? "

"Iya bisa" Entah mengapa ekspresi bright berubah, ada raut kekecewaan di wajahnya, membuat win agak sedikit bersalah terhadap ucapannya barusan

"Bright, bukan itu maksudku" Win menggenggam salah satu tangan bright yang tersisa "aku bukannya ingin merahasiakan hubungan kita, hanya saja biarkan mereka tau dengan sendirinya, tidak perlu mengumbarnya atau membuatnya terlalu nampak, kamu mengerti kan apa yang aku maksud? "

"Iya aku mengerti, tadi ku pikir kamu malu karena mempunyai hubungan dengan ku"

"Mana mungkin aku malu, aku tidak pernah berfikir seperti Itu"

"Terimakasih" Bright tersenyum cerah seperti namanya.

~~~BERSAMBUNG~~~






Bunny | Win Only🐰🖤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang