aku?

67 9 2
                                    

Upacara pemakaman sedang berlangsung, terlihat para kerabat dan para pelayat sudah berdatangan, beberapa dari mereka datang menghampiri Win dan Tu untuk mengucapkan belasungkawa, Terlihat Tu masih sesenggukan dan sesekali meneteskan air mata melihat jasad sang ibu yang berada di peti matinya, begitu juga dengan win, namun win nampak lebih tegar mungkin juga karena ia seorang laki-laki, dan satu-satunya orang yang Tu punya sekarang, jadi harus lebih tegar menghadapi semuanya, walaupun tidak bisa di pungkiri jika ia juga merasakan kesedihan yang amat sangat.

"Sudahlah win, aku ada disini, aku akan selalu menemanimu" Bright mengelus pucuk kepala win dengan lembut

"Win, Tante turut berdukacita" Suara lembut seorang wanita yang menghampiri Win yang sedang duduk termenung di temani bright.

"Tante, Om, kalian datang? " Win berdiri dan memberi hormat

"Iya, Bright bilang kalau ibumu mengalami kecelakaan dan meninggal, jadi kami datang untuk berbelasungkawa, maafkan kami karena tidak mengunjungi sewaktu ibumu di rumah sakit" Ujar sang suami dari wanita tersebut

Ya mereka adalah ayah dan ibu Bright.

"Tidak apa-apa om, tante, kedatangan kalian sekarang juga sudah sangat berarti bagiku, terimakasih" Win tersenyum kecil

"Mulai dari sekarang, jika kamu membutuhkan sesuatu, kamu jangan segan-segan untuk bilang kepada om dan tante, mungkin saja kami bisa membantumu, bright jaga Win dengan baik." Ibu Bright mengelus pundak Win dengan lembut.

"Iya mah" Bright mengangguk dan mengiyakan ucapan sang ibu.

Setelah beberapa saat mereka pergi meninggalkan win dan bright untuk berbaur dengan yang lain.

Win duduk dan menatap peti mati wanita yang ia anggap sebagai ibu, lalu menatap tangannya sendiri pikirannya melayang jauh.

Ini semua salahku? Aku yang membuat ibu seperti ini? Andai saja aku datang lebih cepat, mungkin semua ini tidak akan terjadi!
...
...
...

Upacara pemakaman akhirnya selesai orang-orang satu persatu pergi meninggalkan kediaman Tu dan Win, hanya tinggal beberapa kerabat dekat yang masih menetap.

"Win kamu mau minum?? " Tidak ada jawaban dari kekasihnya itu, win hanya terdiam dengan tatapan kosong. "Tunggu sebentar akan aku ambilkan" Bright berdiri dan beranjak mengambilkan minum untuk win.

Win menatap ke arah sang adik yang sedang di rangkul oleh bibi nya, yang datang dari chiang mai untuk melayat. Terlihat adiknya tersebut amat terpukul akan kejadian ini.

Dengan perlahan Win pergi meninggalkan rumah, di pikirkan nya hanya terlintas bahwa semua kejadian yang terjadi saat ini adalah karenanya. Win terus berjalan lurus tanpa henti, awan hitam dan beberapa kilatan petir tak ia hiraukan dan terus melangkah menyusuri jalan, akhirnya awan tidak mampu menahan bebannya lagi, hujan turun dengan lebatnya, menyapu jalanan yang berdebu, menutupi air mata yang terus mengalir, setelah lama berjalan win sampai di sebuah jembatan.

*Disisi bright*

"Win, ini minumannya!!, win??? " Dengan wajah bingung bright mencari win ke seluruh penjuru rumah namun tidak juga menemukan kekasihnya itu.

"Tu apakah kamu melihat Win? " Dengan cemas ia menanyai Tu berharap Tu tau akan keberadaannya kakaknya itu

"Tidak tahu phi, bukannya sedari tadi phi win bersamamu? "

"Iya tadi aku mengambilkan minum untuk nya, tapi saat aku kembali dia sudah tidak ada"

"Apa phi sudah mencarinya? Mungkin saja phi win ada di kamar mandi"

"Tidak ada Tu, aku sudah mencarinya di seluruh rumah, tapi tidak menemukannya"

"Lalu phi win di mana"

"Kamu tunggu saja disini aku akan mencarinya,"

"Aku ikut phi"

"Tidak perlu biar aku sendiri saja, kamu disini, temani para kerabat dan tamu yang masih tersisa"

"Baiklah aku serahkan padamu phi"

"Iya"

Dengan cepat bright mengambil kunci mobil dan bergegas pergi mencari win

"Win... Kamu kemana sih" Kecemasan memenuhi wajah bright

Di bawah guyuran hujan yang begitu deras, Bright terus memasang mata di sekitar jalan, sampai tibalah dia di sebuah jembatan, walaupun samar ia dapat melihat sesosok lelaki yang tidak asing kelihatannya sedang berdiri di samping jembatan..

"Win?? " Setelah yakin sosok itu adalah win, bright berlari menghampiri, tidak lagi ia pedulikan hujan yang membasahi tubuhnya.

*Sisi Win*

"Harusnya aku yang mati, bukan ibu. Aku yang sepantasnya mati, benar yang dikatakan ibu selama ini, aku adalah anak yang tidak berguna, kehadiran ku di dunia ini hanya akan membuat orang di sekitarku sial dan di rundung kesedihan,mungkin jika aku tiada orang-orang di sekitarku akan berhenti mengalami kesialan!"
Win merentangkan tangannya dan menutup matanya dengan erat, bersiap untuk menjatuhkan diri di aliran sungai di bawah jembatan yang terlihat mengalir deras.

Maafkan phi Tu, semoga hidupmu lebih baik tanpa kehadiran ku

saat win menjatuhkan badan, sesosok tangan menahan tubuhnya ke belakang.

"WIN APA YANG KAU LAKUKAN HAHHH!!!!!!? " Suara keras itu menembus riuhnya suara hujan.

"Bright" Win terbelalak melihat bright di hadapannya

"Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu melakukan ini?? "

"Biarkan aku bright, aku yang seharusnya mati, bukan ibuku, ibu ku benar aku anak sial,orang yang dekat denganku akan mendapat sial juga, kamu juga akan sial, aku ingin orang disekitar ku bahagia, aku tidak ingin mereka tertular kesialan dari ku" Suara teriakan dan tangisan win yang kembali pecah menyatu dengan gemuruh hujan dan kilatan petir yang mengiringi luapan emosi yang terpendam itu.

"Apa kamu pikir jika kamu mati, orang lain akan bahagia? , apa kamu pikir dengan kematianmu akan mengembalikan ibumu yang sudah tiada? Apa kamu pikir jika kamu mati semuanya akan berubah? Win apa kamu tidak memikirkan adikmu? Ah tidak apakah kamu tidak pernah memikirkan aku?? Menurutmu aku ini apa?? Apa kah kamu tidak pernah memikirkan ku?? Apa kah kamu tidak pernah berfikir jika aku terlambat menyelamatkanmu apa yang akan terjadi? Apa kamu tidak pernah memikirkan perasaanku jika kamu jadi melompat dan tidak bisa terselamatkan?? Apakah aku tidak memiliki arti apapun untukmu, win aku selalu menghawatirkan kamu lebih dari aku menghawatirkan diriku sendiri,win apakah kamu tidak pernah memikirkan itu semua??
Air mata yang sedari tadi ia tahan di pelupuk matanya akhirnya tumpah dan menyatu dengan derasnya hujan.

"Bright, tidak, aku hanya takut" Dengan tubuh gemetar win tertunduk.

"Tidak perlu takut win, aku disini, aku akan selalu bersamamu, aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu win" Dengan erat bright memeluk win, membiarkan hujan yang turun mengguyur tubuh mereka, berharap agar dapat mengurangi kepedihan yang di rasakan hati mereka, pelukan itu terasa sangat nyaman dan hangat, membuat siapapun akan merasakan bahwa pelukan itu adalah pelukan yang memiliki makna serta emosi di dalamnya.

~~~BERSAMBUNG~~~




Bunny | Win Only🐰🖤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang