SEQUEL "ALEXIO"
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!]
DON'T COPY MY STORY❌️‼️
18+
Buat yang baru baca, kalian bisa baca Alexio dulu sebelum baca Edeline, biar kalian paham alurnya, xx.
***
Setelah lima tahun, Edeline hidup seperti orang yang berbeda. Dunia...
"Apa semuanya akan baik-baik saja sekarang?" —Edeline
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Edeline menatap Federic dalam diam. Ketika daddy nya baru saja menceritakan semua hal yang tak pernah ia ketahui sebelumya. Mulai dari alasan daddy nya berpisah dengan ibunya, hingga berbagai hal yang berusaha Federic lakukan untuk Edeline.
"Jadi, daddy melakukan semua itu untuk melindungiku dan juga ibu. Termasuk membelikan kami rumah di Swiss." Ucap Edeline yang dibalas anggukan Federic.
Federic tak bisa menyangkal jika ia melakukan semua itu demi Edeline. Meskipun ia juga masih mencintai Amber, setelah mengetahui apa yang dilakukan wanita itu pada putri tersayangnya.
"Itu artinya sejak awal daddy sudah terlibat dalam dunia gelap yang kakek buat." Terang Edeline yang membuat Federic mengangguk.
Edeline berdecih lirih. Bagaimana mungkin hidupnya dikelilingi orang-orang seperti ini. Yang pertama Alexio, dan kini ayahnya sendiri yang memang sudah terjun dari awal. Tapi ia tidak bisa menyangkal jika ia cukup tahu tentang dunia seperti apa yang daddy nya itu jalankan.
"Lalu, apa yang harus aku lakukan untuk pertama kali?" ucap Edeline menatap Federic serius.
Ia tidak main-main ketika ia mengatakan ingin melakukan hal ini sebelumnya. Dengan terjun langsung dan mengelola bisnis gelapnya sendiri. Tidak hanya itu, ia juga ingin belajar menembak, bela diri, hingga ia bisa melawan anak buah kakeknya dengan tangannya sendiri. Dengan itu, Paul tidak akan bisa meremehkannya semudah itu.
"Belajar menembak, dan bela diri." Ucap Federic singkat. Pasalnya, kemampuan itulah yang harus Edeline pelajari sebelum ia terjun dalam dunia gelap miliknya. Dengan begitu, Edeline bisa memimpin klannya sendiri dengan mudah.
"Baiklah, aku akan melakukannya sekarang juga." Tepat saat itu, Edeline beranjak ke tempat seharusnya.
Setelah Federic memberitahu di mana tempat Edeline berlatih. Perempuan itu segera menuju tempatnya. Tepat saat itu, Edeline bertemu dengan gadis berambut blonde yang terlihat seumuran dengannya.
"Hi, apa kau Edeline?" ucap gadis itu dengan senyum cerianya.
Edeline mengerutkan dahinya. "Ya, dari mana kau tahu?"
"Sir Federic yang memberitahuku." Ucap gadis itu dengan senyum yang masih menghiasi bibirnya.
Edeline hanya mengangguk sebelum ia melihat peralatan di sekelilingnya.
"What's your name?" tanya Edeline tiba-tiba.
"Jade Mclinson, kau bisa memanggilku Jade. Dan, aku lima tahun lebih tua darimu." Ucap Jade, yang tidak ingin Edeline beranggapan jika mereka tampak seumuran.
"Aku sudah menduganya." Ucap Edeline cepat.
Jade yang mendengar itu terkekeh. Tampak senang dengan kepribadian yang dimiliki Edeline. Perempuan itu tampak berani dan tidak takut akan segala hal.