19. Naughty

2.6K 213 64
                                    

"Kau masih tetap milikku." —Alexio

Edeline menggigit bibir bawahnya ketika ia begitu serius akan pekerjaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Edeline menggigit bibir bawahnya ketika ia begitu serius akan pekerjaannya. Di saat seperti ini pun ia harus segera menyelesaikan projeknya sebelum terlambat.

"Dee," Edeline tersentak ketika mendengar panggilan itu.

Edeline menoleh dan mendapati Alexio membawa sebuah nampan, yang berisi makanan serta minuman. Ia hanya diam seraya menanti kedatangan pria itu.

"Terima kasih." Ucap Edeline dengan senyumnya.

Edeline terdiam ketika melihat Alexio yang terus menatapnya tanpa celah. Di saat ia ingin menundukkan kepalanya, Alexio dengan cepat meraih dagunya. Mata mereka saling bertemu satu sama lain.

"Apa kau selalu terbiasa melakukan hal ini?" ucap Alexio seraya mengusap lembut bibir bawah Edeline.

Edeline cukup terkejut tapi tak lama ia berusaha untuk tenang. Jika ia bilang ini adalah kebiasaannya selama ini, apa yang akan pria itu jawab setelahnya.

Edeline menahan napasnya ketika ia merasakan Alexio mengecup bibirnya begitu lembut. Setelah pria itu melepaskannya pun, ia masih bisa merasakan kecupan hangat yang pria itu berikan.

"Tunggu sebentar." Alexio beralih sebentar, sebelum kembali di hadapan Edeline.

Edeline terdiam ketika Alexio dengan lembut mengobati bibir bawahnya yang robek. Bahkan ia tidak sadar telah menggigitnya begitu keras. Mungkin ia telah terbiasa melakukannya, dan tidak peduli akan rasa sakit setelahnya.

"Lebih baik kau menggigit ini." Alexio dengan tenang mengeluarkan sebuah benda di hadapan Edeline.

"X! Apa kau pikir aku bayi?!" protes Edeline, ketika Alexio dengan sengaja memberinya penggigit layaknya bayi.

Alexio yang mendengar itu terkekeh kecil. "Kau memang bayi besarku."

"X, jangan bercanda!" pekik Edeline yang sungguh kesal.

Seketika itu Alexio menangkup kedua pipi Edeline, kemudian mengecup lembut bibir Edeline. "Aku tidak ingin kau melukai dirimu sendiri."

Edeline yang mendengar itu sedikit tertegun. Tapi tak lama, Edeline tersenyum kemudian menyentuh kedua tangan Alexio di pipinya.

"Aku tidak akan terluka semudah itu." Ucap Edeline santai.

"Dee." Desis Alexio dengan tatapan tajamnya.

Edeline yang melihat ekspresi Alexio tidak bisa menahan tawanya. Ia tertawa pelan sebelum pandangan mereka saling bertemu.

"Apa kau lupa bagaimana aku hidup sekarang? Aku sudah sama sepertimu, mungkin akan jauh lebih hebat setelahnya." Ucap Edeline dengan penuh percaya diri.

Alexio yang mendengar itu tersenyum miring. "Ya, kau sudah jauh lebih hebat dariku sekarang. Tapi, apa kau lupa satu hal?"

Edeline terdiam ketika mendengar ucapan Alexio. Ia seperti merasa deja vu ketika mendengar pertanyaan pria itu saat ini. Apa? Apa yang sebenarnya ia lupakan sejauh ini.

EDELINE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang