Sidang tambahan berlangsung dengan suasana yang tegang. Taslim, yang telah ditunjuk sebagai Justice Collaborator, duduk dengan tenang namun penuh kewaspadaan. Ia berada di samping Mr. O, seorang individu yang memiliki kekuatan dan pengaruh yang cukup besar dalam sistem.
Taslim merasa napasnya sesak sejak pagi, sebuah pertanda bahwa apa yang akan ia lakukan bukanlah hal yang mudah. Namun, ia tahu bahwa ini adalah tugasnya, untuk mengungkap kebenaran dan menunjukkan siapa saja oknum polisi yang terlibat dalam praktik nep0tisme. Ketika sidang dimulai, Taslim merasa detak jantungnya semakin cepat. Ia melihat sekeliling ruangan, menatap wajah-wajah yang ia kenal dan beberapa yang tidak. Beberapa tampak tenang, sementara yang lain tampak gugup. Taslim tahu bahwa beberapa di antara mereka adalah oknum yang ia maksud.
Hakim Ketua : "Jadi saudara Taslim pada hari itu melihat anggota polisi datang ke markas dan ikut mengecek persediaan 0rgan."
Taslim : "Benar Yang Mulia, mereka turut masuk ke dalam laboratorium. Saya juga ada di dalam sana."
Hakim Ketua : "Apa yang sedang anda lakukan di saat ada para oknum polisi di sana?"
Taslim : "Hanya merapikan barang-barang, setelah itu saya keluar dan mereka semua berada di laboratorium itu sekitar 1 jam. Saya tidak tahu apa yang tengah mereka lakukan."
Taslim mengambil napas dalam-dalam dan mulai berbicara perlahan mengungkapkan semuanya. Ia mengungkapkan nama-nama, peristiwa, dan bukti yang ia miliki. Ruangan menjadi hening, hanya suara Taslim yang terdengar. Beberapa orang tampak terkejut, lalu menyorakinya dengan tepuk tangan karena keberaniannya dalam mengungkap fakta yang telah tersembunyi.
Taslim tidak berhenti. Ia terus berbicara, mengungkapkan segala yang ia tahu. Ia tahu bahwa ini adalah satu-satunya kesempatan untuk membersihkan sistem dari kejahatan dari oknum polisi, lemahnya penegakan hukum dan nepotisme. Para polisi yang menjadi terdakwa telah duduk di sisi bangku lain di ruang sidang. Mereka menatap Taslim dengan pandangan yang tampak gelisah dan marah. Taslim merasa detak jantungnya berhenti sejenak. Ia merasa seperti ada sesuatu yang menggerogoti dadanya, membuatnya sulit bernapas.
"Ada apa ini? Kenapa jantungku tiba-tiba berhenti?" -pikir Taslim.
Ia mencoba untuk tetap tenang, mencoba untuk mengatur napasnya. Namun, detak jantungnya semakin lama semakin lambat, Taslim pun terjatuh. Tubuhnya terkulai lemas di lantai ruang sidang tak sadarkan diri. Semua orang di ruangan itu berteriak dan berlari-lari, mencoba untuk membantu. Namun, Taslim tidak bisa mendengar mereka. Hanya bisa merasakan detak jantungnya yang semakin lama semakin lemah.
"Sebentar lagi aku akan mati ya? Tak apa. Aku jadi agak tenang."
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Midst of Alapilv
Ficción GeneralPerubahan Judul M : HERMAFRODIT ⭐vote, before you read it 𝗜𝗡 𝗧𝗛𝗘 𝗠𝗜𝗗𝗦𝗧 𝗢𝗙 𝗔𝗟𝗔𝗣𝗜𝗟𝗩 *berarti ; Di Tengah-tengah Alapilv Alapilv merupakan singkatan dari kata: 𝘢𝘭𝘢𝘵𝘪 𝘱𝘪𝘭𝘷𝘦𝘴 (bahasa Estonia) yang berarti selalu mendung, ter...