In The Midst of Alapilv

Bunga dan Seks

"Hey, ayo kita minum dulu! Bir dingin nih."

Michael mengetahui Taslim tengah menatap Thunder dari seberang sana, ia cemburu dan mengagetkan temannya ini dengan menawarkan bir dingin di gelas besar. Jika Michael tidak datang mengagetkannya, sudah pasti Thunder akan takut setengah mati karena mengingat traumanya,

"Aku bisa jantungan tolol!"

"Jangan melamun terus bung, bir nya keburu habis sama tamu undangan nanti."

Acara sudah selesai, para tamu telah pulang meninggalkan tempat. Taslim mencari Sonya untuk pulang bersama, tapi belum kembali dari toilet lantas ia mencari kursi untuk duduk. Michael mendatanginya dan memeluk dari belakang saat Taslim telah mengambil kursi, situasi tengah sepi jadi aman untuk saat ini. Michael semakin manja, mengusap pipinya pada punggung Taslim, pelukannya semakin erat.

"Tadi kamu menatap Thunder lama sekali. Aku cemburu loh."

"Michael.. kamu salah lihat."

"Tidak! Penglihatanku masih normal. Apakah dia imut?"

"Kamu lebih imut. Pelukannya cukup ya, Sonya sudah dekat."

Sonya sudah dekat dari tempat itu, buru-buru mereka melepas pelukan dan bersikap biasa saja dengan ikut menata barang bersama beberapa petugas kebersihan. Taslim akan pergi ke luar kota malam nanti, Sonya juga ke bank untuk shift sore hingga tengah malam. Michael segera berpamitan pulang ke rumah, Thunder menunggu di luar tempat motor di parkirkan karena masih takut sedari tadi. Michael baru tahu jika Taslim akan pergi selama 2 hari nanti, lantas dia mengirim pesan...

📃"Kenapa kamu tidak bilang dari awal? Aku akan merindukanmu, maksudku nanti kita tidak bisa bertarung lagi."

Taslim tidak membalas pesan itu dan hanya membacanya karena tengah berkendara.

"Kenapa tidak di balas?"

"Pesan spam. Aku antar kamu sekalian ya ke bank."

"Pulang dulu deh, aku belum mandi."

"Oke Sonya. Eum, sayang.... Kayaknya aku lagi pengen nganu sekarang. Bentar aja bisa gak di mobil?"