Melukismu Secara Utuh

9 3 0
                                    

Sudah jadi pilihan Sonya sendiri menikah bersama Thunder. Taslim bahkan tidak mau mendesaknya untuk melakukan mediasi ataupun kelak rujuk kembali. Tidak!!! Baginya itu menyiksa perasaan. Sekarang Taslim tengah menyibukkan diri merubah tatanan barang-barang di kamar tahanannya dan akan menuju ke ruang seni lapas. Ruangan yang di jadwalkan untuk dia datangi setiap Selasa dan Kamis. 

Biarpun bukan suami terbaik, tapi Taslim pernah berusaha walaupun sia-sia, membuatnya terjebak ke dalam perangkap Sonya yang ternyata membuat dia lebih mudah masuk penjara. Artinya, sama saja membuat Taslim masuk ke dalam kehidupan Sonya sekaligus mudah untuk di tangkap tanpa harus repot menjadikannya seorang buronan. Ia tak marah, sama sekali tidak dendam ataupun membenci Sonya beserta keluarganya.

Pasrah saja, kini memilih untuk bersama dengan Michael. Satu-satunya orang yang lebih dekat dengannya. Di penjara pun lebih sering di temani kala sedang sendiri. Entah melukis, makan, membaca buku atau berita, bermain game ponsel dan bercinta kalaupun sedang berhasrat. Dalam hati Taslim sempat membenci Sonya, masih merasa cemburu saat melihat kecupan Sonya dan Thunder begitu mesranya.


"Kenapa aku masih cemburu saat melihatmu? Padahal kita sudah tak seperti dulu lagi."

Bahkan Taslim hampir melukiskan sosok Sonya bersama dengan Thunder, melukis momen di pernikahan tadi, ia ingin memberi warna merah supaya terlihat berdar*h-dar*h, sudah terlintas di pikirannya sejak menghadiri acara itu. Dari awal saat memasuki ruang seni, Taslim sudah menggenggam cat merah di tangan sampai muncrat ke lantai, segera Taslim membersihkan air matanya dan cat yang berserakan tadi, khawatir Michael tahu ia sedang menangisi Sonya. Daripada melukiskan hal yang menyakitkan itu ia justru bermaksud melukis sesuatu yang lebih indah, yakni Michael. Baru saja Michael kembali dari toilet, ia masuk ke ruangan untuk sementara waktu dan di beri waktu 1 jam untuk berdua.


"Berbaring! Atau apalah, aku ingin melukismu." -dengan mendorong Michael, Taslim sungguh-sungguh akan melukisnya sekarang.

"A... Aku tidak bawa bunga Hibiscus seperti yang kamu bilang." —Michael melepas bajunya, tinggal mengenakan singlet dan celana jeans.

"Sudah ku petikkan tadi, terserah mau bagaimana posemu. Bebas." -Taslim juga turut membuka kemejanya dengan kancing terbuka menampakkan dada.

"Apa adanya saja ya, aku tidak jago."

" Terserah, mumpung kita ada banyak waktu. Oh~ PERFECT!"


Taslim mempersiapkan berbagai alat lukisnya sembari melihat Michael, indah seperti hari biasanya. Tapi hari ini parfum Michael berbeda dari hari biasa, yakni beraromakan eau de musk seakan menggodanya dan menyeruakkan hawa erotis untuk segera bercinta selepas membuat lukisan ini.




 Tapi hari ini parfum Michael berbeda dari hari biasa, yakni beraromakan eau de musk seakan menggodanya dan menyeruakkan hawa erotis untuk segera bercinta selepas membuat lukisan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pertama Taslim melukis dari bagian kepala, badan dan kaki barulah bunga-bunga itu menyusul melingkarinya. Untuk jadi kerangka lukisan, ini cukup mudah karena sinar matahari sedikit menerangi Michael di senja musim hujan ini. Kali pertamanya Taslim melukis Michael tepat ada di depannya bukan lagi sekedar membayangkan sosoknya. Detailnya begitu apik, begitu semangat Taslim melukis Michael untuk melampiaskan perasaan kesal dan sedih selepas menghadiri undangan yang tak di inginkan.

In The Midst of AlapilvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang