"Kamu akan pergi sekarang?"
"Iya. Aku harus sampai disana dini hari besok, kau mau ikut?"
Michael bingung harus ikut atau tidak. Jika dia ikut, akan lebih menyenangkan selalu dekat dengan Taslim tapi bengkelnya harus tutup. Jika tidak ikut, ia akan merindukan Taslim sampai lusa nanti. Michael menelpon karyawannya Pak Brian dan Bu Desi apakah besok mereka bisa masuk kerja atau tidak, akhirnya keduanya menyetujui dan Michael bisa pergi dengan Taslim. Segera ia pulang ke rumah untuk bersiap membawa pakaian dan kebutuhan lain yang akan dibawanya.
"Ini sudah cukup. Ayo!" -mereka berangkat dengan motornya Taslim menuju ke stasiun terdekat.
"Ada tugas apa jauh-jauh kesana?"
"Aku di tugaskan jadi reporter dadakan. Biasanya aku kerja di belakang layar selalu ketik-ketik tapi sekarang aku harus terlihat di tv sekaligus mengolah data setelah selesai nanti."
"Baru tahu aku kalau kamu bisa jadi reporter, aku tidak pernah melihatmu di tv. Punya tv pun tidak."
"Kamu nanti bisa lihat siarannya, di tempat itu nanti bakal ada santunan juga. Kita sudah sampai di stasiun."
Perjalanan dari kota Audenore ke kota Blancheur menghabiskan waktu selama 4 jam lamanya. Selama di perjalanan Michael lebih banyak tidur bersandar pada bahu Taslim yang lebar. Bahu kiri untuk bersandar dan bahu kanan jadi tempat untuk Michael menggantungkan tangannya disitu.
"Anak manja, aku peluk saja kamu."
Selama perjalanan mereka tetap seperti itu sampai Taslim juga tertidur di atas kepala Michael. Penumpang di kereta ini jumlahnya sangat sedikit terlebih lagi mereka duduk berjauhan di pojokan jadi terasa bebas untuk berdekapan satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Midst of Alapilv
Fiksi UmumPerubahan Judul M : HERMAFRODIT ⭐vote, before you read it 𝗜𝗡 𝗧𝗛𝗘 𝗠𝗜𝗗𝗦𝗧 𝗢𝗙 𝗔𝗟𝗔𝗣𝗜𝗟𝗩 *berarti ; Di Tengah-tengah Alapilv Alapilv merupakan singkatan dari kata: 𝘢𝘭𝘢𝘵𝘪 𝘱𝘪𝘭𝘷𝘦𝘴 (bahasa Estonia) yang berarti selalu mendung, ter...